Jaminan Produk
Bella Saphira
[SELEBRITI] Bella Saphira, gadis jelita yang berprofesi sebagai foto model. Di zamannya, ia bahkan menjadi semacam ikon keberhasilan sebuah produk.
Nama Bella Saphira seakan menjadi jaminan bagi kesuksesan suatu produk atau sinetron yang dibintanginya di akhir dekade 90-an. Parasnya yang rupawan ditambah pembawaannya yang anggun membawa namanya masuk dalam jajaran selebritis papan atas di masa itu.
Namanya sendiri memiliki arti mendalam, Bella yang diambil dari bahasa Italia bermakna cantik, sedang Saphira diambil dari nama sebuah batu, Safir, yang melambangkan orang-orang yang lahir di bulan September. Nama belakang Bella diberikan neneknya yang berada di Medan. Wanita yang disapa Bella dengan panggilan Oma itu pun konon tak menyadari kalau batu Safir itu melambangkan orang yang lahir di bulan September bukan Agustus.
Meski demikian, nama itu rupanya cukup membawa keberuntungan bagi putri pasangan Dr Ir Anggara Simanjuntak, MBA dan Elfrida Victoria Simatupang itu. Berbekal kesempurnaan ragawi dan segudang bakat yang dianugerahkan Sang Pencipta, wanita berdarah Batak kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 6 Agustus 1973 itu mengawali karirnya di dunia hiburan. Bella tak ingin menyia-nyiakan masa remajanya, ia terus menggali potensi yang ada pada dirinya dengan mengikuti berbagai kontes. Salah satunya ajang pemilihan Gadis Sampul di tahun 1988. Dalam ajang tersebut nama Bella keluar sebagai salah satu finalis.
Sukses sebagai foto model, Bella pun mulai merambah bidang lain, yakni dunia tarik suara dengan mengikuti kontes menyanyi bertajuk Voice of Asia di tahun 1991. Setelah kontes itu, Bella mantap menjalani karirnya di dunia modelling sambil terus menjalani kuliahnya di Universitas Trisakti. Aktivitasnya sebagai model yang sangat padat, tak lantas membuat pendidikannya terbengkalai. Di tahun 1995 Bella berhasil merampungkan studinya dan meraih gelar Sarjana Ekonomi.
Setahun kemudian, tepatnya 1996, wajahnya mulai muncul di layar kaca lewat sinetron pertama yang dibintanginya, Rumah Beton. Di tahun yang sama, anak ke 3 dari 4 bersaudara itu juga merilis album perdananya yang diberi judul Nostalgia SMA. Sayang, album tersebut kurang sukses di pasaran. Meski demikian kiprahnya sebagai pesinetron terus beranjak naik.
Puncak karir pemilik nama lengkap Bella Saphira Veronica Simanjuntak itu terjadi di tahun 2000 saat ia terpilih menjadi Bintang Lux. Selain itu, sinetronnya yang berjudul Dewi Fortuna pun banyak digemari masyarakat. Atas prestasinya itu nama Bella Saphira pun menjadi langganan penerima penghargaan di berbagai ajang dalam kurun waktu tahun 2000-2001.
Kesuksesan penggemar masakan China itu kemudian mendatangkan tawaran demi tawaran untuk menjadi model iklan berbagai macam produk, mulai dari kosmetik, obat-obatan, hingga maskapai penerbangan. Sinetron yang terakhir kali dibintanginya di tahun 2002 berjudul Wah Cantiknya II. Setelah itu Bella sempat vakum dari dunia hiburan selama beberapa tahun. Pada 2005 Bella kembali ke layar kaca, tapi kali ini bukan sebagai pemain sinetron melainkan sebagai penyanyi. Bella kembali menjajal peruntungannya di dunia tarik suara dengan meluncurkan album keduanya yang berjudul Sesungguhnya Hatiku. Namun lagi-lagi Dewi Fortuna kurang berpihak pada Bella, sama seperti album perdananya album kedua Bella pun kurang mendapat antusiasme publik.
Dua tahun berselang nama Bella kembali menghiasi pemberitaan di televisi, namun bukan dengan karya terbarunya melainkan keberhasilannya memenangkan perkara atas PT Unilever. PT Unilever Indonesia adalah produsen sabun Lux dimana Bella Saphira pernah menjadi bintang iklan produk sabun tersebut.
Perusahaan raksasa itu digugat Bella setelah dirinya menemukan iklan yang memajang wajahnya masih terpampang di billboard di kawasan Jalan Suniaraja, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2001. Padahal berdasarkan perjanjian yang ditandatangani tanggal 1 Februari 2000, kontrak iklan tersebut hanya berlaku selama satu tahun. Dengan demikian sejak tanggal 1 Februari 2001seharusnya sudah tidak ada lagi papan iklan sabun Lux yang menggunakan nama dan gambar Bella Saphira. Sebelum melakukan gugatan Bella terlebih dahulu melayangkan somasi kepada pihak Unilever, namun karena tidak digubris ia lantas mengajukan gugatan ke pengadilan atas kerugian materil Rp120 juta dan immaterial Rp1 miliar. Maret 2007, Mahkamah Agung memenangkan gugatan Bella. Pihak Unilever diwajibkan memberikan ganti rugi materil sebesar Rp100 juta. Lebih rendah Rp20 juta dari tuntutan.
Setelah kasus perseturuannya dengan Unilever, banyak pihak berpendapat pamor keartisan Bella kian pudar. Namun hal itu ditepis Bella dengan kemunculannya di tahun 2008 dalam film layar lebar pertamanya yang berjudul Love. Di tahun 2010, Bella kembali membintangi sebuah film bertajuk Arisan Brondong. Film yang dinilai kontroversial itu yang sempat diprotes Front Pembela Islam (FPI). Namun, Bella memiliki pendapat lain, menurut wanita yang hingga 2010 ini masih betah hidup melajang itu, film tersebut tetap memuat pesan moral yang positif yang dapat diteladani masyarakat. e-ti | muli, red