Selektif Memilih Peran
Dian Sastro
[SELEBRITI] Sosok Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang dirilis tahun 2002, melambungkan namanya hingga ke Negeri Sakura. Oleh sejumlah kalangan, ia sempat dinobatkan sebagai salah satu ikon kebangkitan film nasional. Meski kebanjiran tawaran berakting, ia tergolong selektif dalam memilih peran sebab lebih mengedepankan idealisme ketimbang sisi komersil dari sebuah film.
Dian memulai karirnya di dunia hiburan sebagai model saat usianya baru menginjak 14 tahun pada tahun 1996. Saat itu ia berhasil menjuarai ajang pemilihan Gadis Sampul yang diadakan majalah GADIS. Setelah itu, perempuan bernama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo ini mendapat tawaran untuk tampil sebagai model video klip KLA Project yang berjudul “Gerimis. Berkat penampilan perdananya dalam video klip band asal Yogyakarta itu, tawaran untuk tampil sebagai model video klip terus berdatangan.
Empat tahun kemudian, setelah tampil sebagai model, Dian mulai terjun ke bidang seni peran dengan membintangi sebuah film independen berjudul Bintang Jatuh besutan sutradara Rudi Sujarwo. Karena indie, film tersebut tidak ditayangkan di bioskop melainkan diedarkan di kampus-kampus. Dalam film tersebut, anak pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo & Dewi Parwati Setyorini ini beradu akting dengan Marcella Zalianty, Garry Iskak dan Indra Birowo.
Film selanjutnya yang dibintangi Dian berjudul Pasir Berbisik. Film yang dirilis tahun 2001 itu meninggalkan kesan tersendiri buat Dian. Pasalnya, meski masih terhitung sebagai pendatang baru namun dalam film tersebut ia disandingkan dengan aktris dan aktor senior seperti Christine Hakim, Slamet Rahardjo dan Didi Petet. Berakting dengan mereka yang senior sama sekali tak membuatnya rendah diri, sebaliknya Dian lewat film ini, berhasil mengukir prestasi yang ditandai dengan penobatannya sebagai pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002
Dalam sekejap akting Dian menuai banyak pujian dari para pengamat film. Nama Dian sebagai aktris baru benar-benar mencuri perhatian masyarakat setelah berperan sebagai Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang dirilis tahun 2002.
Dalam film yang mengisahkan romantika remaja ibukota itu, Dian beradu akting dengan aktor muda Nicholas Saputra. Film yang juga disutradarai Rudi Sujarwo itu berhasil merajai bioskop-bioskop Tanah Air. Jalan cerita yang sederhana, namun dikemas dengan apik ditambah dengan totalitas akting Dian, benar-benar menyedot perhatian penikmat film setelah sekian lama disuguhkan tontonan berbau Barat ala film-film Hollywood.
Gaung AADC tak hanya Indonesia namun hingga ke Jepang. Film fenomenal itu diputar di 30 bioskop di Negeri Sakura itu. Dua bintang utamanya, Dian dan Nicholas, berkeliling ke tujuh kota mulai dari Tokyo, Osaka, Sapporo, Nagoya, Kyoto, Fukuoka hingga Kobe untuk mempromosikan AADC.
Berkat prestasinya itu, beberapa kalangan menobatkan Dian sebagai ikon kebangkitan film nasional yang berhasil ‘membangkitkan’ industri film Indonesia yang kala itu tengah mati suri.
Selain berakting, Dian juga pernah menjajal bidang lain yakni sebagai pembawa acara televisi bertajuk kuis Super Miliarder 3 Miliar yang ditayangkan di ANTV. Selain itu, ia juga pernah membintangi serial TV berjudul Dunia Tanpa Koma di RCTI.
Meski namanya seakan bisa menjamin kesuksesan sebuah film, sehingga membuatnya kebanjiran tawaran berakting, tak serta merta membuat alumni SMU Tarakanita ini menerima setiap tawaran yang datang alias aji mumpung. Dian tergolong selektif dalam memilih peran, ia lebih mengedepankan idealisme ketimbang sisi komersil dari sebuah film.
Setelah sukses membintangi Ada Apa Dengan Cinta, Dian sempat menghilang dari dunia akting dan baru muncul tiga tahun kemudian tepatnya di tahun 2005. Tak tanggung-tanggung, di tahun itu, tiga film layar lebar yang dibintanginya juga dirilis. Masing-masing berjudul Banyu Biru, Ungu Violet, dan Belahan Jiwa.
Kesibukannya sebagai aktris tak disangkal cukup membuatnya repot saat harus mencocokkan jadwal syuting dengan jadwal kuliahnya. Alhasil, setelah tampil dalam tiga film di tahun 2005, Dian kembali cuti untuk sementara waktu dari dunia akting guna merampungkan studinya di Jurusan Filsafat Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Indonesia. Dian yang tercatat sebagai mahasiswi UI angkatan 2001 itu dalam skripsinya mengambil judul ‘Beauty Industrial Complex’. Tahun 2007, Dian akhirnya berhasil menyandang gelar sarjana filsafat setelah dinyatakan lulus dengan nilai 8,57 (A) dan IPK terakhir 3,2. Dian memang dikenal sebagai mahasiswi berotak encer. Karena kecerdasannya itu, Dian kerap diminta untuk menjadi asisten dosen.
Setahun setelah kelulusannya, perempuan kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982 ini kembali menyapa para penggemarnya lewat film berjudul 3 Doa 3 Cinta. Untuk kali kedua, ia kembali disandingkan dengan Nicholas Saputra dalam film arahan sutradara Nurman Hakim itu. Film bertema reliji itu berhasil memboyong penghargaan Grand Prize of the International Jury dalam ajang International Festival of Asian Cinema Vesoul.
Totalitas dan profesionalitas seorang Dian Sastro dalam berakting memang sudah tak diragukan lagi. Bahkan saking cintanya pada dunia film, Dian tak hanya berakting tapi juga bertindak sebagai produser dalam film berjudul Drupadi yang dirilis tahun 2009. Sayangnya, pada debutnya sebagai produser, film yang juga dibintangi Nicholas Saputra itu sempat menuai kritik tajam dari sebuah organisasi umat Hindu, bernama World Hindu Youth Organization (WHYO). Alasannya, film tersebut dianggap sudah mencederai ajaran suci agama Hindu karena tidak sesuai dengan apa yang diajarkan di kitab suci Weda.
Setelah merilis film yang kontroversial itu, Dian kembali menghilang dari pemberitaan. Wajah cantiknya baru muncul di layar kaca pada 18 Mei 2010 bertepatan dengan hari pernikahannya dengan seorang pengusaha muda, Indraguna Sutowo. Targetnya untuk melepas masa lajang di usia 28 tahun pun tercapai. Prosesi akad nikah yang digelar di Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan itu berjalan dengan lancar. Pada momen sakral itu, Dian yang notabene adalah seorang muallaf sempat melantunkan ayat suci Al Quran surat Ar Rum ayat 21. Pasca resmi menyandang predikat istri, Dian mengaku hidupnya lebih teratur, ia juga lebih rajin menjalankan ibadah shalat lima waktu.
Meski tak ada larangan untuk kembali ke dunia hiburan dari sang suami, nampaknya Dian termasuk wanita yang sadar akan perannya sebagai istri. Untuk itu ia mulai membatasi kesibukannya sebagai aktris. Ia hanya muncul sesekali dalam iklan televisi atau menjadi pembicara dalam seminar-seminar.
Selain itu bersama sang suami, Dian mengelola sebuah butik mewah di bilangan Jakarta Pusat. Indra terbilang beruntung karena memiliki istri seperti Dian, karena selain cerdas dan cantik, Dian juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Berawal dari keprihatinannya melihat anak-anak Indonesia yang kurang mendapat perhatian, ia pun mendirikan yayasan Dian Sastrowardoyo. e-ti | muli, red