Pengawal Kode Etik Jurnalistik
RH Siregar
[DIREKTORI] Dunia pers Indonesia kembali berduka. Salah satu putra terbaiknya, Robinson Hamonangan Siregar (76), atau yang lebih dikenal dengan RH Siregar SH, meninggal dunia, Senin 14 Januari 2008 pukul 03.30 WIB, di RS Metropolitan Medical Centre, Kuningan, Jakarta. Almarhum dirawat sejak Minggu dini hari, karena penyakit asmanya kambuh.
Menurut salah seorang anaknya, Ny Mona Rajagukguk-Siregar, pihak keluarga membawa almarhum ke rumah sakit karena suhu badannya cukup tinggi. “Papi sempat menolak dibawa ke rumah sakit. Tetapi karena badannya panas, kami tetap membawa papi ke rumah sakit,” ungkapnya.
Saat ini, jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Bangka II Nomor 23, Jakarta Selatan, dan menurut rencana akan dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan, Rabu (16/1). Sebelum dimakamkan, jenazah akan disemayamkan di Gereja HKBP Hang Lekiu, Jakarta Selatan.
Hingga akhir hayatnya, almarhum RH Siregar masih menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, dan Sekretaris Dewan Redaksi Harian Suara Pembaruan. Selain itu, pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua Dewan Pers (2000-2006).
Mantan Ketua Dewan Pers, Atmakusumah Astraatmadja menilai, sosok RH Siregar adalah orang yang tidak pernah pensiun. “Beliau selalu bekerja dalam kondisi apapun. Ketekunan dan semangatnya, patut menjadi contoh wartawan-wartawan saat ini,” katanya.
Atmakusumah, yang sudah belasan tahun bekerja sama dengan almarhum, tidak meragukan konsistensi RH Siregar dalam penegakan kode etik jurnalistik. “Dalam rezim apa pun, beliau selalu memiliki tekad untuk menegakkan kode etik tersebut,” ujar dia.
RH Siregar, yang lahir di Pematang Siantar, Sumut, 11 Januari 1932, memulai kariernya sebagai wartawan Harian Sinar Harapan pada Oktober 1963.
Ketika Sinar Harapan dibredel dan berganti nama menjadi Suara Pembaruan, RH Siregar pernah dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Redaksi hingga pensiun pada 1 Januari 1991. Setelah pensiun, almarhum banyak menulis opini. Selain itu, juga dipercaya memberi masukan ke Redaksi Suara Pembaruan melalui forum Dewan Redaksi.
Kurang lebih setahun terakhir, kesehatan almarhum menurun. Meski demikian, beliau tetap aktif menjalankan tugasnya, di antaranya aktif menulis apabila diminta oleh Redaksi, serta menghadiri rapat Dewan Redaksi yang diadakan setiap bulan pada Rabu pekan keempat. Pada rapat terakhir Rabu, 28 November 2007, almarhum ikut hadir, dan itu merupakan perjumpaan terakhir almarhum dengan jajaran Redaksi Suara Pembaruan.
RH Siregar dikenal tegas dan teliti dalam melaksanakan tugasnya. Tapi, dia juga lembut dan penuh perhatian. Maka tidak heran kalau para wartawan, yang pernah menjadi anak buahnya mengenangnya sebagai sosok yang patut diteladani.
Dia hampir selalu memberikan tugas peliputan kepada jajarannya secara terurai, sehingga mudah dipahami. Ia menuangkan penugasan itu dalam term of reference (ToR) secara lengkap, mulai dari masalah yang diliput, arah peliputan, batas waktu, hingga pokok-pokok pertanyaan yang harus diajukan kepada narasumber. [Suara Pembaruan, 14 Januari 2008] TI