Presdir PT Astra International Tbk
Michael D Ruslim
[DIREKTORI] Grup Astra di bawah pimpinan Michael D. Ruslim kian agresif mengembangkan bisnisnya. Setelah menjadi raja mobil dan sepeda motor, PT Astra International Tbk melalui anak perusahaannya Astratel mencoba merambah bidang infrastruktur, yakni bisnis jalan tol.
Warta Ekonomi 28 Desember 2005: Astratel (anak usaha Grup Astra), bekerja sama dengan Citigroup, Agustus lalu membeli 53% saham PT Marga Mandala Sakti (MMS) selaku operator jalan tol Tangerang-Merak dengan nilai transaksi Rp255,3 miliar. Pembelian saham MMS adalah langkah awal Astra menapaki bisnis jalan tol.
Astra rupanya tahu betul potensi jalur Tangerang-Merak. Jalur sepanjang 72,45 kilometer ini setiap harinya dilalui sekitar 66.000 kendaraan. Ini berarti total pendapatan per hari bisa sekitar Rp400 juta. “Bagi Indonesia, infrastruktur merupakan sektor yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi nasional di masa mendatang. Bisnis jalan tol memang paling dekat dengan bisnis Grup Astra,” ujar Michael.
Sebulan berselang, tepatnya akhir September, anak usaha Astra yang lain, PT Astra Honda Motor (AHM), meresmikan pabriknya yang ke-3 di Cikarang. Peresmian ini dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di acara ini pula AHM mengumumkan telah memproduksi 15 juta unit sepeda motor Honda.
Di Indonesia, Honda menjadi raja di pasar sepeda motor. Pada triwulan ke-3 2005, penjualan sepeda motor Honda mencapai sekitar dua juta unit dengan pangsa pasar 51,9%. Angka ini mengukuhkan dominasi Honda dalam bisnis sepeda motor nasional.
Manuver-manuver bisnis yang dilakukan anak perusahaan Grup Astra ini berimbas pada peningkatan laba bersihnya. Hingga akhir September 2005, laba bersih Astra International mencapai Rp4,5 triliun atau meningkat 12,6% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp4 triliun.
Dalam menjalankan roda kepemimpinannya, Michael senantiasa memegang teguh nilai-nilai Astra yang terhimpun dalam konsep Catur Dharma. Empat nilai tersebut, di antaranya, menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, saling menghargai dan membina kerja sama, berusaha mencapai yang terbaik. “Saya percaya Catur Dharma mengandung nilai-nilai kebenaran yang akan tetap menjadi pedoman Astra dalam mencapai tujuan perusahaan, serta untuk menghadapi tantangan bisnis di masa depan,” paparnya.
Michael juga mewanti-wanti para karyawan Astra agar tidak berpikir dan bertindak business as usual. Sebaliknya, ia percaya pada konsep changing within continuity untuk mengimbangi situasi perekonomian yang kerap kali berubah. “Perubahan dalam kontinuitas adalah sikap terbaik yang harus dilaksanakan bersama di seluruh lini organisasi Astra, untuk mewujudkan bisnis Astra yang berkelanjutan,” katanya. (harso kurniawan) e-ti