Al-Zaytun Pelopor Pendidikan Nasional Sistem Satu Pipa

 
1
131
Majalah Berita Indonesia Edisi 14
Majalah Berita Indonesia Edisi 14

VISI BERITA (Pendidikan Satu Pipa, 1 Juni 2006) – Majalah ini dua kali berturut-turut menyajikan cover story (laporan sampul) tentang pendidikan. Soalnya, pendidikan menciptakan generasi baru yang diharapkan mampu mengangkat martabat dan harga diri bangsa yang jatuh terpuruk. Cover story kali ini menajam pada Al-Zaytun, lembaga pendidikan terlengkap di seluruh Indonesia. Ada faedahnya Anda meluangkan waktu untuk menilik model pendidikan yang diterapkan di Al-Zaytun. Terpencil di Desa Mekarjaya, Indramayu, bangunan gedung-gedung bertingkat Al-Zaytun ibarat sebuah mercu suar masa depan bangsa Indonesia yang memancarkan kehormatan dari sebuah kemandirian.

Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 14 | Basic HTML

Segalanya yang ada sekarang di Al-Zaytun, berawal dari angan-angan seorang tokoh panutan, Syaykh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang. Awalnya, Syaykh harus menantang berbagai cemoohan ketika mengedepankan angan-angannya untuk membangun sebuah pondok pesantren paling modern di Asia. Lagipula dia memilih sebuah desa terpencil yang jauh dari mana-mana, the site of nowhere. Namun Syaykh dan rekan-rekan seperjuangannya pantang mundur, apalagi berputus asa.

Di desa itulah, Syaykh dan rekan-rekannya, pengurus Yayasan Pesantren Indonesia, mengumpulkan uang sen demi sen, bekerja keras, berkontemplasi dan berdoa untuk mewujudkan angan-angan mulia mereka. Mereka mulai menanam pohon-pohon beton di tanah berlumpur yang tidak pernah dilalui kendaraan bermotor. Tentu bukan pekerjaan ringan. Dimulai dengan pembangunan workshop dan bangunan bertingkat pertama, Gedung Al Bahar, dan selesai tahun 1999.

Waktu itu, Ma’had Al-Zaytun membuka pendidikan tingkat Tsanawiyah, dibanjiri oleh 1.200 peminat dari seluruh Indonesia. Tahun 1999 itu juga Presiden B.J. Habibie meresmikan Ma’had Al-Zaytun, sekarang beralih menjadi Lembaga Pendidikan Al-Zaytun. Syaykh, dengan ketajaman intuisinya, telah memilih waktu dan tempat yang tepat. Di desa itulah Syaykh banyak merenung, mendapatkan ilham dan gagasan-gagasan cemerlang tentang pendidikan yang bernafas Islami. Sekarang, dengan lebih dari 10.000 santri Tsanawiyah (SMP) sampai Aliyah (SMA), Al-Zaytun, pada tahun ajaran lalu, menamatkan 800 lebih santri Aliyah (SMA), hampir 100% diterima di Universitas Al-Zaytun. Mulai meluncurkan sistem pendidikan satu pipa (one pipe education system), Al-Zaytun dalam tahun ajaran ini, membuka kelas Ibtidaiyah (SD), bersambung dengan perguruan tinggi. Lantas, nantinya dilanjutkan dengan program S-2 dan S-3.

Cukup mencengangkan. Hanya menjelang dua bulan pembukaan tahun ajaran baru, Al-Zaytun sudah dibanjiri 2.342 calon santri Ibtidaiyah, terbagi atas 1.248 calon santri pria (rizal) dan 1.094 calon santri perempuan (nisa).

Tidak hanya dalam kuantitas. Al-Zaytun malahan menekankan aspek kualitas. Lembaga pendidikan ini merupakan sebuah laboratorium hidup (life laboratory) raksasa yang memadu ilmu-pengetahuan teori dan praktik.

Sistem pendidikan satu pipa, bisa berarti membangun kesinambungan berbagai keunggulan—prilaku, akhlak, keterampilan, dan penguasaan ilmu-pengetahuan sampai ke tingkat doktoral (S-3) pada usia 25 tahun. Sedangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bikinan pemerintah yang menghadapi pelbagai persoalan, sudah sejak lama diterapkan di Al Zaytun.

Untuk keperluan praktik, pelatihan dan pemenuhan kebutuhan hidup, Al-Zaytun menyediakan lahan produksi pertanian 1.000 hektar. Lahan ini digarap oleh eksponen yayasan, guru dan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Tani Terpadu (KTT). Syaykh sendiri memelopori dan bergabung dalam KTT satu. Kewajiban KTT hanya membayar retribusi kepada YPI. Di situ juga tersedia laboratorium rumah sakit, teknologi, peternakan, perkebunan dan pembibitan.

Al-Zaytun merupakan sebuah—“kampung besar”, dihuni oleh lebih dari 13.000 anggota komunitas, sudah mandiri untuk memenuhi hampir semua kebutuhan sehari-hari mereka. Kisah sukses Al-Zaytun tidak berhenti sampai di situ. Para siswa serta mahasiswa dididik dan dilatih untuk menguasai Al-Qur’an dan berbagai bahasa asing, seperti; Arab, Inggris, Mandarin dan Jepang. Mereka juga mendapatkan pendidikan komputer dan jurnalistik, dilatih berketerampilan seni dan budaya.

Advertisement

Yang jelas, Al-Zaytun menyiapkan generasi baru Indonesia yang cerdas, terampil, bermoral dan berakhlak tinggi, sehingga terbangun sebuah kawasan yang damai dan demokratis (Zone of Peace and Democracy). Di dalam komplek pendidikan seluas 200 hektar itu, tidak hanya siswa, mahasiswa, guru, dosen dan karyawan yang tidak diperkenankan merokok, tetapi juga para tamu yang sedang berkunjung. Ketentuan tersebut ditegakkan dengan pengawasan yang ketat, tetapi tidak mencekam.

Setiap santri yang kembali dari berlibur, harus menjalani pemeriksaan (laboratorium) air seni untuk memastikan apakah dia bebas dari Narkoba, nikotin dan minuman keras atau tidak. Disiplin moral ini diberi teladan oleh semua guru, dosen dan eksponen yayasan.

Syaykh punya obsesi menjelang tahun 2020, setiap lembaga pendidikan Indonesia modern harus terbebas dari Narkoba, berdisiplin tinggi dalam tatanan lingkungan yang kondusif cinta belajar. Dan pendidikan Indonesia modern sudah siap masuk dalam Zone of Peace and Democracy. (red/BeritaIndonesia)

Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 14

Dari Redaksi

Surat Komentar

Highlight/Karikatur Berita

Berita Terdepan

Visi Berita

Berita Utama

Berita Opini

Berita Politik

Berita Ekonomi

Berita Hukum

Berita Profil

Berita Nasional

Berita Tokoh

Berita Wawancara

Berita Mancanegara

Berita Kesehatan

Berita Daerah

Berita Hankam

Berita Olahraga

Berita IPTEK

Berita Humaniora

Berita Media

Berita Budaya

1 KOMENTAR

  1. Semoga pendidikan yang sudah berjalan di Al-Zaitun bisa di terapkan di seluruh Indonesia Alhamdulillah 🤲

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini