Kongres Bali, Momen Penentuan Masa Depan PDI-P
[BERITA TOKOH] – – Dua pengamat politik sepakat bahwa penyelenggaraan Kongres ke-3 PDI-P di Bali pada awal April mendatang merupakan momen penting bagi langkah PDI-P di masa depan.
Pengamat politik J Kristiadi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Burhanuddin Mutahdi menegaskan, kongres kali ini menjadi penting menyusul masih lemahnya regenerasi kepemimpinan di tubuh partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih ini.
“Kongres harus menjadi masa transisi untuk memperkuat konsolidasi internal dan memikirkan mekanisme perekrutan serta kaderisasi yang bersifat meritokratik, yaitu pengangkatan berdasarkan kemampuan,” tuturnya kepada Kompas.com, Jumat (26/3/2010) pagi.
Menurutnya, simbol Soekarno di tubuh PDI-P memang kuat sekali. Itu pula yang turut memengaruhi karisma dan popularitas Megawati sebagai pemimpin PDI-P. Namun, bukan berarti kepemimpinan partai ini harus terus-menerus diisi oleh keturunan Soekarno. Jika memang tidak ada keturunan “darah biru” Soekarno yang memadai pengalaman dan kemampuannya untuk memimpin partai, Kristiadi menilai Mega tak perlu memaksakan diri.
Hal senada juga dilontarkan oleh Burhanuddin Mutahdi dari Lembaga Survei Indonesia (LSI). Burhanuddin mengatakan, model regenerasi kepemimpinan PDI-P yang oligarki tetapi cenderung instan hanyalah seperti bom waktu bagi internal partai sendiri. Konflik internal perlahan-lahan bisa menjadi ancaman jika Mega sebagai simbol pemersatu harus turun takhta.
“Jika tak mau terjadi, kongres harus menjadi momen penyapihan dari karisma, pengalaman, dan stamina politik Mega (kepada calon penerusnya),” ungkapnya. Burhanuddin melanjutkan, kongres di Bali nanti harus dapat menjadi dasar kuat bagi PDI-P untuk menata diri sebagai organisasi politik yang modern. Cirinya, tidak tergantung seluruhnya pada pemimpinnya, tetapi pada sistem yang stabil. “Apalagi pamor Mega belakangan ini terus menurun,” tandasnya.