
[BERITA TOKOH] – Capres 2014 – Demi membuka peluang terpilih, pasangan Capres-Cawapres yang diusung Gerindra, PPP, PAN, PKS, Golkar dan PBB (Koalisi Merah Putih) Prabowo Subianto – Hatta Rajasa juga menggalang dukungan dari berbagai ormas, di antaranya Forum Ormas Bersatu (FOB) yang terdiri dari FBR, FPI, dan PP.
Prabowo mengatakan semua ormas harus dirangkul termasuk Front Pembela Islam (FPI). Mahfud Md, Ketua tim kampanye Prabowo-Hatta, juga tidak mempermasalahkan organisasi-organisasi yang identik dengan perilaku kekerasan dan kurang menghargai keberagaman (intoleran) ikut memberi dukungan. “Tidak apa-apa,” kata Mahfud yang yakin organisasi-organisasi tersebut akan menjadi lunak ketika menjadi sukarelawan Prabowo-Hatta. “Mereka akan menjadi organisasi-organisasi yang lunak ketika bersama kami,” ujarnya.
Tetapi, dukungan ormas-ormas itu bukan tanpa syarat. Ketua Umum FPI Habib Muchsin Alatas menegaskan pihaknya memberi dukungan kepada Prabowo-Hatta dengan syarat-syarat tertentu. Dukungan itu disalurkan melalui partai-partai Islam pendukung Prabowo-Hatta yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bulan Bintang (PBB). “Secara tegas kami mendukung dan melimpahkan dukungan melalui partai Islam tersebut,” ujar Muchsin kepada Tribunnews.com
Penegasan ini dikemukakannya saat menerima kedatangan politisi PKS Hidayat Nur Wahid, yang mewakili Prabowo-Hatta di Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (4/6/2014). Muchsin menjelaskan alasan FPI menitipkan suara kepada ketiga partai tersebut karena masih percaya integritasnya.
Muchsin menegaskan dukungan FPI tersebut disertai syarat: Ketiga Partai Islam yang ada dalam koalisi harus memastikan Prabowo-Hatta meneruskan perjuangan mereka melawan kemaksiatan, membebaskan Indonesia dari paham impor seperti imperialisme dan liberalisme. Kelak jika terpilih, Pemerintahan Prabowo-Hatta juga tidak akan menolak pembentukan berbagai peraturan daerah (perda) syariah. “Perda syariah harus diperbanyak, terutama yang memberangsus kemaksiatan,” tegas Habib Muchsin Alatas.
Muchsin menegaskan dukungan FPI tersebut disertai syarat: Ketiga Partai Islam yang ada dalam koalisi harus memastikan Prabowo-Hatta meneruskan perjuangan mereka melawan kemaksiatan, membebaskan Indonesia dari paham impor seperti imperialisme dan liberalisme. Kelak jika terpilih, Pemerintahan Prabowo-Hatta juga tidak akan menolak pembentukan berbagai peraturan daerah (perda) syariah. “Perda syariah harus diperbanyak, terutama yang memberangsus kemaksiatan,” tegas Habib Muchsin Alatas.
Sementara, menanggapi syarat yang diajukan FPI, Hidayat Nur Wahid mengaku Prabowo sepakat untuk memajukan umat Islam dan memajukan Indonesia. “Umat Islam di Indonesia mencapai 80 persen. Jika umat Islam maju, otomatis Indonesia juga maju,” kata Hidayat. (Syarat FPI Dukung Prabowo: Perda Syariah Harus Diperbanyak; http://nasional.kompas.com/read/2014/06/05/1126420/Syarat.FPI.Dukung.Prabowo.Perda.Syariah.Harus.Diperbanyak)
Sebelumnya, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dalam ceramahnya di Perumahan Yasmin, Bogor, Sabtu (24/2/2014) telah menegaskan agar dalam pemilihan presiden mendatang, umat Islam tidak memilih calon presiden yang bisa menjadikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Wakil Gubernur Jakarta) naik menjadi Gubernur. Alasannya, umat Islam haram dipimpin oleh orang kafir.
Habib Rizieq menegaskan sejumlah syarat harus disanggupi oleh Prabowo bila ingin mendapat dukungan FPI. “Diantaranya ialah, Prabowo harus komitmen untuk mengatasi aliran sesat seperti membubarkan Ahmadiyah, harus membebaskan Polwan memakai jilbab, harus mengevaluasi keberadaan Densus 88 yang selama ini membunuhi umat Islam, dan beberapa syarat lainnya,” kata Habib Rizieq.
Habib Rizieq mengatakan, syarat tersebut untuk Islam bukan untuk FPI. “Kita tidak minta jatah menteri, komisaris atau apapun itu, tidak. Yang kita mau, dia (Prabowo) mau memberikan sesuatu untuk Islam. Jika Prabowo mau komitmen membela Islam, maka mulai saat itu juga FPI akan umumkan untuk mendukung dia. Kita akan kerahkan seluruh anggota FPI dari Sabang sampai Merauke untuk kampanyekan pasangan Prabowo-Hatta,” tegas Habib Rizieq. (http://www.suara-islam.com/read/index/10966/Habib-Rizieq—Bila-Komitmen-Bela-Islam–FPI-akan-Dukung-Prabowo).
Pengamatan kita, dukungan FPI, FBR, PPP, PKS dan PBB serta PAN juga terkait dengan “Manifesto Perjuangan Partai Gerindra” dalam bidang agama yang menggariskan: “Pemerintah/negara wajib mengatur kebebasan di dalam menjalankan agama atau kepercayaan. Negara juga dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama”.
Mengamati isi “Manifesto Perjuangan Partai Gerindra” tersebut, peneliti dari Pusat Litbang Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Ahmad Najib Burhani mengatakan akan ada konsekuensi dari manifesto ini jika Prabowo terpilih jadi Presiden. Ahmad Najib Burhani kuatir jika Prabowo Subianto nanti terpilih jadi Presiden RI, negara akan semakin terlibat menjadi hakim dalam penentuan keyakinan/kelompok keagamaan yang ortodok (benar) dan heterodok (sesat) di Indonesia.
Dalam Talk Show DPD RI bertopik “Peta Politik di Senayan Pasca Pemilu” di gedung DPD/MPR RI Jakarta, Jumat (25/4/2014) mengatakan kelompok yang senang dengan ini adalah kelompok sekarang yang sering mengklaim mewakili suara mayoritas seperti MUI, FPI dan FUI. Saat itu dia telah memperkirakan “Jika mengikuti logika ini, maka partai berideologi Islam seperti PPP, PKS, dan PBB akan bergabung dengan Gerindra.”
Dukungan partai dan ormas-ormas Islam tersebut terbukti telah membuka peluang Prabowo terpilih menjadi Presiden RI. Apalagi telah disemangati oleh Amien Rais dengan mengajak umat Islam menjadikan Pilpres 2014 layaknya Perang Badar untuk memenangkan Prabowo-Hatta.
Memang sebelum Prabowo mendapat dukungan partai-partai berbasis Islam tersebut, pencapresannya sempat berada di ujung tanduk. Adalah PPP yang pertama dengan berbagai dinamikanya menyatakan dukungan. Disusul PKS setelah melalui pembicaraan alot, lalu PAN dengan syarat Cawapres Hatta Rajasa, serta disusul PBB. Kemudian, koalisi ini menjadi besar setelah Golkar pada menit terakhir menyatakan ikut bergabung, setelah sebelumnya mendekati PDIP yang mengusung Capres Jokowi, tetapi gagal menggolkan syarat-syaratnya yang ‘ditolak’ oleh PDIP. Dengan bergabungnya PPP, PKS dan PBB mendukung Prabowo-Hatta, maka FPI pun menyusul memeberi dukungan dengan beberapa syarat.
Tentu saja syarat-syarat tersebut akan ditagih jika Prabowo-Hatta terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden. Dan sebagai seorang yang teguh pada janji-janji, Prabowo-Hatta diyakini akan melaksanakan syarat-syarat yang telah menjadi janji tersebut. Hal ini akan membuat Prabowo-Hatta tersandera untuk dapat bersikap dan bertindak taat pada konstitusi yang menjamin keberagaman (bhinneka tunggal ika). tsl | Berita TokohIndonesia.com