Panji Gumilang Kuliah Umum Nasional 25 Tahun Al-Zaytun
Panji Gumilang Kuliah Umum Nasional 25 Tahun Al-Zaytun

Al Zaytun merayakan 25 tahun kiprahnya dengan membawa visi besar “1000 Tahun Indonesia Raya,” sebuah gagasan monumental dari Syaykh Panji Gumilang yang menyoroti pentingnya kemandirian pangan dan inovasi pendidikan. Melalui program green dan blue economy, Al-Zaytun berhasil menciptakan terobosan besar dengan swasembada pangan dan peluncuran dua kapal nelayan besar, bukti nyata bahwa pendidikan dapat menjadi penggerak utama kemajuan bangsa. Di usia peraknya, Al-Zaytun tak hanya membangun generasi penerus, tetapi juga menunjukkan bahwa Indonesia mampu mandiri dan berdiri tegak di panggung global.

Al-Zaytun merayakan ulang tahun ke-25 pada 27 Agustus 2024 dengan mengusung gagasan besar bertajuk “1000 Tahun Indonesia Raya.” Gagasan ini disampaikan oleh Syaykh Al-Zaytun, Prof. Dr. Abdul Salam Rasyidi Panji Gumilang, M.P., dalam pidato pengantar Kuliah Umum Nasional di Masjid Rahmatan Lil Alamin. Dengan semangat *Remontada from Within*, Panji Gumilang menjelaskan bahwa ide besar ini lahir dari perjalanan spiritual (topo broto) selama 351 hari di dua lokasi, yakni Jalan Trunojoyo dan Gatot Subroto. Visi ini muncul dari keprihatinannya terhadap kondisi bangsa Indonesia, terutama di sektor pangan, di mana negara ini belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan masih bergantung pada impor.

Daftar Artikel Terkait Ulang Tahun Al-Zaytun ke-25

Sebagai lembaga pendidikan, Al-Zaytun telah aktif mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan melalui inisiatif *green economy*. Pesantren ini berhasil mengubah lahan tandus menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan yang produktif. Hasilnya, Al-Zaytun mampu memenuhi kebutuhan pangan lebih dari 10.000 santri, eksponen, dan civitas akademika secara mandiri, bahkan menghasilkan surplus. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari komitmen Al-Zaytun dalam mewujudkan kemandirian pangan dan keberlanjutan lingkungan.

Kuliah umum yang digelar dari 24 hingga 27 Agustus 2024 dihadiri oleh berbagai pakar dan tokoh nasional, seperti Prof. Yudi Latif, MA, Ph.D., Prof. Ikrar Nusa Bhakti, PH.D., Dr. Ir. Bagus Priyo Purwanto, M.Agr, Prof. Dr. Ir. Djagal Wisesa Marseno, M.Agr, dan lainnya. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh tokoh militer dan tokoh kepolisian seperti Mayor Jenderal Kivlan Zen dan Komisaris Jenderal Susno Duadji, yang turut memberikan kontribusi dalam diskusi terkait peran pendidikan dalam pembangunan bangsa.

Pada 28 Agustus 2024, Al-Zaytun membuat gebrakan besar dengan meluncurkan dua kapal nelayan berukuran besar, KM.01 Gunung Surowiti (240 GT) dan KM.02 Gunung Pulosari (600 GT). Kedua kapal ini didesain untuk mendukung program ketahanan pangan nasional dan memenuhi kebutuhan pangan santri melalui penangkapan ikan di laut lepas. Kapal-kapal tersebut diluncurkan dari Pelabuhan Samudra Biru, yang juga merupakan milik Al-Zaytun dan terletak di Pantai Utara Indramayu. Acara peluncuran ini disaksikan oleh Mayor Jenderal Kivlan Zen dan diliput oleh sejumlah media. Dalam sambutannya, Kivlan Zen menyampaikan bahwa kegiatan di Al-Zaytun, termasuk peluncuran kapal tersebut, telah dilaporkan kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dengan harapan Al-Zaytun akan mendapatkan dukungan lebih besar di masa depan.

Kapal Al-Zaytun Gunung Surowiti
Kapal Al-Zaytun Gunung Surowiti

Yang membanggakan, kapal KM.01 Gunung Surowiti dan KM.02 Gunung Pulosari adalah hasil karya anak bangsa, dikerjakan oleh insinyur dan pekerja Al-Zaytun di bawah bendera PT Samudra Biru Mangun Kencana. Ini adalah pencapaian luar biasa bagi lembaga pendidikan pesantren, yang mampu membangun kapal besar tanpa menggunakan dana pemerintah, dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia.

Peluncuran kapal-kapal tersebut merupakan bagian dari program *blue economy* yang diinisiasi oleh Al-Zaytun dan sejalan dengan program ketahanan pangan pemerintahan Prabowo Subianto. Prestasi ini diharapkan mendapat apresiasi dari pemerintah, mengingat kontribusi nyata Al-Zaytun dalam mendukung pembangunan nasional melalui inovasi di sektor pangan. Apa yang telah dilakukan oleh Al-Zaytun menjadi contoh nyata bagi dunia pendidikan dan elemen bangsa lainnya, bahwa kemandirian bangsa Indonesia dapat diwujudkan.

Kegiatan Al-Zaytun dalam mengembangkan kemandirian pangan dan industri perkapalan menunjukkan bahwa lembaga pendidikan dapat berperan lebih dari sekadar mencetak lulusan. Dengan visi besar, semangat kerja keras, dan inovasi, Al-Zaytun telah membuktikan bahwa pendidikan dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa. Ini adalah teladan bagi institusi pendidikan dan masyarakat luas, bahwa melalui kolaborasi dan kemandirian, Indonesia mampu menjadi bangsa yang berdikari, kuat, dan mandiri di kancah global. (wira, atur/TokohIndonesia.com)

Tim Reportase TokohIndonesia.com: Mangatur L. Paniroy (Koordinator), Yenita Tangdialla, Rigson Herianto, Rukmana, Wiratno

Video Tiktok (VT) @tokoh.id

Berikut daftar Video Tiktok (VT) di akun @tokoh.id seputar Perayaan Ulang Tahun Al-Zaytun ke-25:

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini