
Ma’had Al Zaytun untuk kedua kalinya hari Kamis (22/6) menghadapi demo massa yang kali ini datang dari gabungan elemen ormas di Indramayu yang menamakan diri Solidaritas Dharma Ayu. Massa demo ini diikuti ratusan orang pada pukul 11.50 WIB. Kali ini massa datang dari posisi arah Timur dan Barat, yang jaraknya sekitar 300 meter dari gerbang utama Ma’had Al Zaytun.
Padahal baru minggu lalu hari Kamis (15/6) ada aksi demo yang dilakukan oleh sekitar 50 orang dari yang menamakan Forum Indramyu Menggugat (FIM). Merasa belum tersampaikan keinginannya hingga aksi demo dilakukan kembali.
Lantas terhadap aksi demo kedua ini, pihak Al Zaytun nyatakan sikapnya dengan siap penyambutan demo oleh 20.000 orang warga Ma’had. Mereka terdiri dari civitas akademik, para alumni, para wali santri, kaum petani P3KPI, petani bawang, petani durian dan pisang, dan pasukan herder. Para penyambut demo ini terlihat berbaris rapi dan sudah terbagi dalam beberapa kelompok untuk membentengi dan melindungi Ma’had dari aksi demo di beberapa lokasi pos penjagaan.
@tokoh.id Syaykh Panji Gumilang menyapa massa Al-Zaytun Kamis, 22 Juni 2023 #mahadalzaytun #panjigumilang
Terpantau sejak pukul 8.30 WIB pagi warga jalan masuk di depan pintu gerbang utara sudah tertutup oleh warga penyambut demo dari Ma’had. Mereka berdiri di dalam dibalik pagar kawat pembatas yang sudah dipasang oleh aparat sejak pagi.
Bahkan saat ada awak media salah satu TV yang sedang mengambil gambar foto, para warga penyambutan merespon ramah dan berkata, “Metro TV buat berita yang benar dong, jangan seperti TV yang itu”, yang membuat awak penyiarnya senyum- senyum dan mengangguk.
Sementara beberapa di balik pagar kawat, beberapa meter dibelakang warga penyambut grup musik keroncong perdamaian yang terdiri dari para petani, secara konsisten menyanyikan lagu-lagu baik keroncong, daerah nasional dan internasional lagu berbahasa Belanda, termasuk juga berbahasa Ibrani seperti lagu Avenu Shalom Aleichim (artinya salam damai berita baik) sangat menghibur di tealom ngah suhu cuaca terik. Terkadang juga terdengar warga Zaytun melantunkan Asmaul Husna secara bersama-sama dipimpin melalui pengeras suara.
Untuk hadapi dan mengamankan aksi demo kali ini pihak aparat kepolisian Indramayu, mengerahkan 1200 lebih personelnya di lokasi. Itu datang dari wilayah Cirebon, Kuningan, Bandung-Jabar, Sukabumi, dan Indramayu. Pihak kepolisian juga sudah memecah konsentrasi massa supaya tidak terjadi gesekan yang meluas antara pendemo dan ponpes Al Zaytun.
Menurut pantauan tim di lapangan sempat terjadi beberapa kericuhan, dimana ada beberapa pendemo yang diamankan.
Awalnya itu ada massa dari sebelah kanan atau dari arah Desa Temiyang, Kecamatan Kroya yang lebih dulu mencoba merangsek mendekati pintu gerbang Mahad Al Zaytun. Namun gagal menembus brikade aparat. Kemudian mereka bergabung dengan massa yang datang dari arah Desa Gantar, Kecamatan Gantar.
Polisi membuat sekat dan menghambat pergerakan massa. Namun, pendemo ngotot dan terus mencoba menerobos dengan mobil komando.
Aparat kemanan tak goyah. Pendemo tak bisa menembus. Dan upaya mendekat melalui negosiasi gagal. Pendemo tertahan sekitar 200 meter dari pintu gerbang utama Mahad Al Zaytun. Akhirnya mereka berorasi selama hampir 3 jam dan baru berakhir sekitar pukul 15.23 WIB.
Lewat orasinya, mereka menuntut pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang ditangkap. Pendemo menilai Panji Gumilang telah melakukan penyelewengan pada ajaran agama. Membuat umat Islam diseluruh dunia terusik oleh kontroversi yang dibuat Panji Gumilang.
Juga mendesak negara segera hadir menuntaskan masalah penyimpangan agama yang ada di Ponpes Al Zaytun.

Forum Solidaritas Dharma Ayu menyatakan tuntutannya, antara lain meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas penguasaan lahan negara oleh Al Zaytun. Kaji ulang perizinan dan administrasi Al Zaytun.
Mereka berteriak dan mengancam bahwa kalau tuntutannya tidak dikabulkan akan kembali berunjukrasa dengan jumlah massa lebih banyak lagi.
Selanjutnya Kapolres Indramayu, AKBP Dr M Fahri Siregar, setelah beberapa kali melakukan negosiasi mengatakan, terkait masalah Mahad Al Zaytun agar diserahkan dan dipercayakan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sudah mulai melakukan investigasi.
Terkait ada massa pendemo yang mencoba masuk menerobos. Akan dilakukan verifikasi dan tidak ada tindak pidananya. karena terkait adanya beberapa pelajar, sudah dilakukan penggeledahan dan diamankan. Sebab, mereka waktunya belajar. “Saya berharap tidak ada aksi lagi. Percayakan saja kepada lembaga-lembaga berwenang yang menangani,” tegasn Kapolres Indramayu..
Lebih lanjut Kapolres berterima kasih karena komitmen bersama dalam menciptakan situasi aman dan konsusif masih terjaga.
Menjelang sore pada akhirnya pukul 15.23 WIB aksi demo selesai. Dan Kapolres Indramayu meminta agar massa yang melakukan demo untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Sebab, persoalan ini sudah ditindaklanjuti pemerintah.
Disepakati bahwa massa membubarkan diri dan kembali ke tempat masing-masing dan aparat kepolisian pun berkemas dari sekitar lokasi.
(Tim Tokoh Indonesia/nita-Rig/Ruk/Wir/Atur).