Ketua Umum PGI: Syaykh Al-Zaytun Teladan Toleransi

Fenomena Perda Syariat Islam di Daerah Pesan Natal Bersama PGI dan KWI Al-Zaytun, Implementasi Pancasila
 
0
250
Gomar Gultom
Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom, MTh memberi sambutan pada Perayaan Tahun Baru Islam di Al-Zaytun, 19 Juli 2023

Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom menghadiri Acara Peringatan Tahun Baru Islam 1 Suro 1445 H yang bertepatan pada hari Rabu (19/7/2023) di  Masjid Rahmatan Lil Alamin, Al-Zaytun Indramayu. Acara yang berlangsung semarak dihadiri 15 ribu jamaah dan ratusan tokoh lintas suku, agama, golongan dan ras, dengan mengusung tema “Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan Menuju Kebangkitan Kembali Indonesia Raya”.

Beberapa tokoh dan pemuka agama memberikan sambutan, di antaranya Ketua Umum Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia Pdt.Gomar Gultom MTh. Dalam sambutannya Pdt. Gomar menyapa Syaykh Al Zaytun, para tamu undangan dan seluruh keluarga besar Ponpes, civitas akademika dan seluruh santri, serta memberi ucapkan selamat merayakan dan memasuki tahun baru Hijriah 1 Syuro 1445.

@tokoh.id

Ketum PGI #gomargultom #alzaytunindramayu #panjigumilangalzaytun #persekutuangerejaindonesiapgi⛪

♬ original sound – Tokoh Indonesia – Tokoh Indonesia

Lebih lanjut Ketum PGI berkata sangat bersyukur bisa bergabung dalam acara yang sangat membanggakan hati. Di hari yang berbahagia ini kita mensyukuri perjalanan bersama sebagai anak-anak bangsa Indonesia, dan berharap semoga dengan perayaan ini menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat tali silaturahim sesama anak bangsa dan semakin memampukan kita merajut kerukunan dan menciptakan kedamaian bagi semua.

“Perayaan semacam ini merupakan awal yang baik bagi kita untuk menyempurnakan hubungan dengan Tuhan Sang Maha Pengasih, yang mewujud dalam hubungan kita dengan sesama manusia dan dalam hubungan kita dengan alam semesta. Saya juga hendak mengajak kita semua untuk menyatu dalam cinta kasih Tuhan untuk hidup bertolong-tolongan atas nama cinta dan kemanusiaan. Saya mengimani bahwa cinta dan kemanusiaan adalah panggilan yang tidak terelakkan dalam pengutusan Tuhan bagi kita di muka bumi ini. Dan percaya bahwa cinta dan kemanusiaan yang sedemikian adalah intisari dari setiap agama,” kata Pendeta Gomar Gultom.

Ketua Umum PGI lebih lanjut mengatakan, Alfateha diawali dengan pujian akan Allah Yang Maha Penyanyang dan Pengasih. “Dan atas dasar itu saya pahami ada ajakan untuk sepenuhnya taat pada kasih-Nya yang mestinya kita implementasikan pada kasih dan kepedulian terhadap sesama manusia. Seorang Ulama besar mengatakan “tidak ada seorangpun dari kamu yang memiliki iman hingga kamu mengasihi sesamamu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri”. Dan ini yang harus diterjemahkan dalam berbagai bentuk Zakat, sedekah dan lain lainnya,” jelas Pendeta Gomar Gultom.

Hal yang sama, lanjut Pendeta Gomar, juga terdapat dalam kitab suci kami (Kristen-red) Alkitab, yang mengatakan bahwa hukum yang pertama dan yang uama adalah mengasihi Tuhan, dan hukum yang kedua yang sama dengan itu adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri.

“Maka atas dasar itu saya mengajak kita semua untuk terus menggalang kesatuan dan persatuan di tengah-tengah masyarakat kita yang majemuk. Dengan ini saya tidak hendak menyatakan bahwa semua agama harus sama, tidak!  Jelas ada perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak boleh kita jadikan alasan untuk memunculkan kebencian dan perselisihan di antara kita. Sebaliknya, cinta dan kemanusiaan itu menggenggam kita untuk hidup bersama satu sama lain dalam kebenaran, kebaikan, keadilan dan semacamnya. Kita juga diajak ditengah perbedaan tersebut saling menghormati, jujur, adil dan baik satu sama lain.

Mungkin saya salah, tapi saya memahami rasa “Agamamu adalah agamamu, dan Agamaku adalah agamaku”. Di satu sisi sebagai titik untuk mendamaikan perbedaan, tetapi di sisi lain dipakai untuk menegaskan bahwa ada perbedaan itu. Dan itu harus kita rayakan perbedaan itu”, kata Pendeta Gomar Gultom.

Sayangnya bapak ibu saudara sekalian, papar Pendeta Gultom, belakangan ini kita suka mengedepankan perbedaan dan mengabaikan titik-titik temu kita dan kemanusiaan itu. Maka ganti Tabayun satu sama lain, misalnya kecurigaan, tuduhan, fitnah justru dikedepankan, dan keadaan ini akan semakin memuncak bila ada kepentingan-kepentingan sesaat ikut membonceng.

Advertisement

“Kita memang sedang memasuki zaman dimana kebenaran dan keadilan makin sulit ditemukan. Bahkan kebohongan dikendalikan dan dipublikasi dan banyak orang menerimanya dengan rasa nyaman selama citra diri dan kehendak mereka terpuaskan. Emosi telah mengendalikan segala sesuatu sehingga akal sehat dan budi pekerti seolah terenyahkan dalam gerak hidupnya,” paparnya.

Menurut Ketua Umum PGI, Dunia informasi kita memang sangat kompleks dan dikendalikan untuk maksud tertentu dan umat kita menjadi korban dari manipulasi sistem pemberitaan yang memang dirancang untuk mengendalikan masyarakat. Fenomena ini yang sedang melanda masyarakat kita dengan gelombang berita palsu dan hoax yang didesign, disirkulasikan secara luas dan dipakai sebagai alat pengendalian masyarakat melalui tehnik manipulasi media sosial (medsos) dan media digital lainnya.

Dia jelaskan, peradaban sedemikian ini akan semakin menggerus semangat toleransi dan perdamaian yang selama ini kita perjuangkan. Dan sebaliknya akan menumbuh-kembangkan kebencian dan balas dendam.

Pendeta Gultom juga bercerita: “Ketika tadi pagi saya sedang mengirimkan foto saat sedang sarapan, seorang teman bertanya “bagaimana dengan kasus Al Zaytun? Saya jawab “tidak ada kasus Al-Zaytun, yang ada kasus di luar sana, di luar sana yang ada kasus, dan dibawa-bawa ke mari (di Al Zaytun) sini.

Dalam kaitan inilah, kata Pendeta Gomar Gultom, saya sangat mensyukuri pendekatan yang selama ini dikembangkan oleh Syaykh kita terkasih termasuk acara hari ini, yakni mengedepankan toleransi dan perdamaian. “Prof teruslah menggelorakan cinta dan kemanusiaan dalam keseharian umat kita,” seru Pendeta Gomar Gultom sambil mengahadap ke arah Syaykh Panji Gumilang.

Di menyebut, Syaykh telah memberikan keteladanan kepada kita semua, yang menerjemahkan mimpi dan harapan ke dalam kenyataan, yang menerjemahkan kata dalam tindakan. “Terima kasih atas cinta dan kemanusiaan yang telah dikumandangkan selama ini.

Dengan inilah bapak ibu sekalian saya melihat Al Zaytun akan semakin bersinar karena semua elemen yang ada di dalamnya mengembangkan toleransi dan perdamaian untuk persatuan dan kesatuan dalam menuju kebangkitan kembali Indonesia Raya,” demikian Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom.

Toleransi di Al-Zaytun di Tengah Penzaliman

Acara Peringatan Tahun Baru Islam 1 Syuro 1445 H yang bertepatan pada hari Rabu (19/7/2023) berlangsung semarak dihadiri 15 ribu jamaah dan ratusan undangan lintas suku, agama, golongan dan ras dengan mengusung tema “Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan Menuju Kebangkitan Kembali Indonesia Raya.

Masih di halaman luar Masjid Rahmatan Lil Alamin sayup-sayup sudah terdengar suara gending gamelan musik tradisional Jawa, menyambut umat dan seluruh undangan yang hadir di Mesjid Rahmatan Lil Alamin Ma’had (kampus) Al Zaytun tersebut. Acara itu berlangsung khidmat penuh rasa syukur dan bernuansakan kebhinekaan.

Acara ini dihadiri sekitar 15000 umat. Terdiri dari para Wali Santri, para Alumni, santri, dosen dan keluarga besar Al-Zaytun, pengurus/eksponen, para tamu undangan lain, para tokoh Ulama, tokoh lintas agama, pemuka masyarakat, tokoh-tokoh  Adat, pegiat aktivis sosial budaya dan kemasyarakatan. Secara khusus hadir Dr. Connie Rahakundini M.Si., akademisi/dosen yang juga adalah analis dan pengamat militer, pertahanan keamanan dan intelijen, bersama tim Dr. Ade Muhammad dari Universitas Pertahanan, Dr. Sidratahta dari Universitas Kristen Indonesia, Dr. Deddy dari PTIK, CDR Ridwansyah dan Ketut Suartini. Menurut Connie, kedatangan mereka ke Galangan Kapal Samudera Biru dan Ma’had Al-Zaytun adalah atas sepenge tahuan Panglima TNI dan KSAL.

Acara peringatan 1 Syuro 1445 H tahun baru Islam ini diawali lantunan ayat- ayat suci Al Quran, menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya 3 stanza (Ciptaan WR.Supratman), dilanjutkan sambutan-sambutan dan doa bersama oleh Syaykh AL Zaytun Prof.AS Panji Gumilang.

Masing-masing tokoh dan pemuka Agama yang memberikan sambutan, di antaranya Ketua Umum Persatuan Gereja gereja di Indonesia Pdt.Gomar Gultom MTh. Dalam sambutannya Pdt. Gomar menyapa Syaykh Al Zaytun, para tamu undangan dan seluruh keluarga besar Ponpes, civitas akademika dan seluruh santri, serta memberi ucapkan selamat merayakan dan memasuki tahun baru Hijriah 1 Syuro 1445.

Penulis Yenita T. Editor Asasira

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini