
[SELEBRITI] Wajah sendu dan suara medunya sempat mewarnai dunia hiburan di tahun 80-an. Hampir semua lagu yang dibawakannya bernuansa melankolis penuh dengan kisah patah hati dan kekecewaan, seolah menggambarkan perjalanan asmaranya yang penuh liku. Selain menyanyi, ia pernah terjun ke dunia akting dan sempat dinominasikan sebagai Aktris Terbaik dalam ajang FFI untuk perannya dalam film Antara Dia dan Aku.Â
Di dunia hiburan Tanah Air, perempuan kelahiran Jakarta, 17 April 1964 dikenal sebagai penyanyi pop yang tenar di tahun 1980-an. Saat itu, industri musik pop sedang diramaikan dengan lagu-lagu pop melankolis ciptaan Pance Pondaag, Obbie Messakh, dan Rinto Harahap. Nama terakhir inilah yang berjasa mengorbitkan Nia Daniaty. Dari sekian banyak lagu yang diciptakan Rinto untuk dibawakan Nia, yang paling populer adalah Gelas-gelas Kaca. Berkat lagu itu, nama dan wajah cantik Nia sempat menyita perhatian publik, bersanding dengan nama Dian Piesesha dan Betharia Sonatha.
Namun, karena dianggap tidak selaras dengan semangat rakyat dalam membangun negara, lagu-lagu melankolis dicap sebagai lagu cengeng dan dilarang diputar oleh Pemerintah Orde Baru melalui Menteri Penerangan, Harmoko. Meski demikian, lagu sedih semacam itu sudah terlanjur melekat di hati para peminatnya karena liriknya yang sederhana namun amat menyentuh siapa pun yang mendengarnya. Apalagi jika lagu itu didendangkan Nia Daniaty dengan penghayatan yang total.
Seiring dengan ketenaran yang diraih Nia, tawaran di luar dunia tarik suara pun perlahan mulai berdatangan, salah satunya dari bidang seni peran. Meski tidak memiliki pengalaman berakting, Nia tak menyia-nyiakan tawaran tersebut. Beberapa film dan sinetron pun dibintanginya, antara lain Buku Harian, Setetes Kasih di Padang Gersang, Nostalgia di SMA, Senyum Untuk Mama, dan Antara Dia dan Aku.
Bahkan di tahun 1980, berkat perannya dalam film Antara Dia dan Aku, nama Nia Daniaty berhasil masuk dalam daftar nominasi penerima penghargaan Aktris Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia. Meski gagal memboyong Piala Citra pertamanya, hal itu menjadi prestasi yang cukup membanggakan mengingat latar belakangnya yang bukan dari dunia seni peran.
Memasuki awal tahun 90-an, Nia mulai membatasi kiprahnya baik sebagai penyanyi maupun aktris setelah ia resmi diperistri seorang pria warga negara Brunei Darussalam, Mohamad Hisham. Pernikahan dua insan beda negara itu digelar pada 25 September 1991 di Jakarta. Dari perkawinan tersebut, pasangan Nia dan Hisham dikaruniai seorang putri bernama Olivia Nathania yang lahir pada Februari 1992. Di tahun yang sama, Nia sempat kembali ke dunia tarik suara dengan merilis album bertajuk Best Of Pop Bossas Nia Daniaty. Sayangnya, hanya berselang setahun setelah menelurkan album tersebut, perkawinannya berakhir dengan perceraian di tahun 1993.
Di tahun 1980, berkat perannya dalam film Antara Dia dan Aku, nama Nia Daniaty berhasil masuk dalam daftar nominasi penerima penghargaan Aktris Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia. Meski gagal memboyong Piala Citra pertamanya, hal itu menjadi prestasi yang cukup membanggakan mengingat latar belakangnya yang bukan dari dunia seni peran.
Namun janda cantik ini tetap tegar. Ia mampu menjadi orang tua tunggal serta membagi perhatian antara karir dan anaknya. Untuk mengisi masa kesendiriannya, Nia semakin produktif menelurkan album. Tiga tahun berturut-turut, dari tahun 1997 hingga 1999, ia merilis album berjudul Cintamu Cinta Apa, Best Nia Daniaty, dan Mega Pop Intim Vol.3.
Setelah hampir sepuluh tahun menjanda, Nia menikah untuk kali kedua dengan seorang pengacara muda, Farhat Abbas, di tahun 2002. Pernikahan tersebut sempat ramai dibicarakan media lantaran perbedaan usia di antara keduanya yang cukup jauh. Pada saat menikah, usia Nia sudah mencapai angka 38 tahun, sementara Farhat baru genap 26 tahun. Meski begitu, Nia yang masih terlihat cantik di usianya yang kian matang menganggap perbedaan itu tak menjadi masalah.
Meski yakin pada pria pilihannya, bukan berarti pernikahan keduanya ini sepi dari masalah. Berkali-kali, keharmonisan keluarga kecil itu diterpa kabar miring seputar kehadiran wanita idaman lain. Pada 2004, saat usia perkawinan mereka baru memasuki tahun kedua, Farhat dikabarkan telah menikahi seorang gadis bernama Melani Sukmawati di Bandung. Meski terpukul, namun Nia bertekad mempertahankan pernikahannya dengan pria kelahiran tahun 1976 itu.
Ketenangan Nia tak berlangsung lama. Setahun kemudian ia kembali harus menelan pil pahit setelah Farhat mengaku telah menikah dengan Ani Muryadi, janda beranak dua yang berprofesi sebagai pengusaha berlian pada 19 Juni 2005. Ironisnya lagi, Nia dan Ani awalnya menjalin hubungan pertemanan yang cukup dekat. Nia kemudian dengan tegas meminta suaminya untuk memilih dan Farhat memutuskan untuk mempertahankan kelangsungan rumah tangganya bersama Nia yang telah memberinya seorang putra bernama Muhammad Anggana Ajie.
Kemelut rumah tangga yang dihadapinya nyatanya belum juga berakhir, karena di penghujung tahun 2006, ia melaporkan Melani, wanita yang sempat diisukan dekat dengan suaminya ke Polres Jakarta Selatan karena dianggap merendahkan dirinya. Beberapa hari kemudian, Melani atau akrab disapa Lala mengatakan dirinya tidak ingin mengganggu rumah tangga orang lain serta ingin hidup nyaman.
Sejak saat itu, Nia dan Farhat hidup harmonis. Pengalaman tak mengenakkan dijadikannya pelajaran supaya di kemudian hari menjadi lebih dewasa dalam bersikap. Bagi Nia, kunci untuk mewujudkan pernikahan yang langgeng diperlukan kesabaran dan kepercayaan. “Saya orangnya tidak pernah mengeluh. Yang penting, saya percayakan sama dia, saya dengan dia nikah, saya tidak pernah ganggu privasi dia, saya percaya apa yang dia kerjakan pasti dia tanggung sendiri, saya sebagai istri,” ungkap wanita yang hobi mengoleksi kristal ini seperti dikutip dari situs kapanlagi.com.
Nia juga mengaku, selama ini ia lebih banyak diam dengan pertimbangan jika sama-sama keras tak akan ada titik temunya. Selain itu, yang tak kalah penting dalam menjalani kehidupan rumah tangga menurut Nia adalah menerima kelebihan serta kekurangan pasangan.
Pasangan suami istri berbeda profesi ini pun terlihat semakin kompak, seperti yang terjadi di bulan September 2010, saat Nia memutuskan untuk kembali berkiprah di dunia tarik suara yang pernah mempopulerkan namanya. Yang sedikit berbeda, kali ini Nia membawakan lagu-lagu ciptaan Farhat. Walaupun bukan berprofesi sebagai musisi, Farhat ternyata mampu membuktikan diri di bidang musik. Sebanyak 22 buah lagu dengan beragam tema mulai dari percintaan hingga olahraga menjadi bukti kreativitas bermusik sang suami. eti | muli, red