Gubernur di Masa Sulit

Sutiyoso
0
656
Lama Membaca: 19 menit

09 | Pemilihan Staf dan Kliping Koran

Sutiyoso
Sutiyoso | Tokoh.ID

Prinsip kepemimpinan bahwa seorang pemimpin harus siap dipimpin, juga diterapkan kepada staf di bawahnya. Termasuk dalam proses perekrutan staf. Bang Yos tak pernah mengintervensi pemilihan staf. Pemilihan staf ia percayakan kepada badan yang ditunjuknya sendiri, Baperjaka (Badan Pertimbang-an Pangkat dan Jabatan) dipimpin Wakil Gubernur di level tertentu dan Sekda di bawahnya. Karena semua terlibat di situ, dia hanya memberikan matriks saja.

Kalau ada satu jabatan Walikota kosong, siapa lima orang yang memenuhi syarat, dinilai. Misalnya masa kerjanya berapa lama, pendidikannya setingkat apa, prestasinya apa saja dan sebagainya. Penilaian terakhir disampaikan Bawasda (Badan Pengawas Daerah). Misal, ada calon yang paling tinggi nilainya, tapi kalau Bawasda ngomong, “Oh, Pak, waktu jadi Camat pernah ada kasus korupsi begini,” serta merta calon itu pasti rontok nggak jadi.

Begitu sudah menemukan calon Baperjaka, lalu ekspose kepada gubernur. Di situ Bang Yos mulai bertanya berbagai hal kenapa yang bersangkutan dipilih. Lalu setelah berdialog dan dijelaskan berbagai hal menyangkut tugasnya, surat perintah dikeluarkan. Dan biasanya sebelum diresmikan, dilantik, calon Kepala Dinas atau Walikota itu dipanggil dulu oleh Sutiyoso bersama-sama. Di situ ia menegaskan dalam tempo enam bulan akan mengadakan evaluasi. Jika selama diikuti enam bulan terus-menerus hasilnya misalnya, ‘Ah, no thing to do, nggak bikin apa-apa,’ maka esoknya sudah timbang terima.

Jadi, saya nggak pernah menanyakan, ‘Wah, ini orang Jawa apa orang Batak ya.’ Nggak ada cerita, ‘Ini Islam apa Kristen ya, apa Budha ya,’ oh, nggak ada cerita kaya gitu sama saya. Saya melihat pada kualitas orang. Semua mempunyai hak yang sama anak buah saya. Tetapi kalau ia nggak berbuat apa-apa, nggak berprestasi, nggak mau nunggu lama-lama, harus ganti dia. Dia bukan orang yang tepat di situ,” kata Sutiyoso.

Dari Kliping Koran
Dari rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, Sutiyoso setiap pagi hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit perjalanan menuju kantornya di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9, Jakarta Pusat. Namun waktu sesingkat itu sangat berharga dan betul-betul dimanfaatkannya untuk membaca kliping koran.

Sehingga sebelum memasuki kantor dan ruangan kerjanya, terutama jika dicegat wartawan yang membutuhkan klarifikasi langsung dari Sang Gubernur tentang berbagai permasalahan warga Ibukota, Sutiyoso yang akrab disapa Bang Yos sudah lebih dahulu mempersiapkan jawaban yang tepat kepada setiap wartawan yang pasti akan bertanya.

Usai membaca kliping koran, Bang Yos terkadang harus segera menghubungi sejumlah staf. Lewat telepon ia bertanya apa ini apa itu. Jadi, sama seperti dirinya yang bekerja 24 jam untuk melayani 11 juta warga Jakarta dan daerah penyangga, para staf itu secara tak langsung dibuatnya tak sempat cuek atau apatis atas setiap permasalahan yang dihadapi kota terbesar Indonesia ini.

Setiap masalah Jakarta, bagi Bang Yos adalah masalah bagi dirinya, dan semua staf, termasuk menjadi masalah bagi semua warga Jakarta dan daerah penyangga, bahkan menjadi masalah bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Kamu harus bisa menjelaskan pada saya, karena memang ada selentingan kaya begini, jelaskan,” perintah Sutiyoso, yang kalau lewat telepon sudah bisa ia menerima penjelasan maka selesai permasalahan. Namun jika belum tuntas, staf-staf itu akan dipanggilnya untuk menjelaskan langsung. Nah, begitu Sutiyoso sudah mengerti apa letak permasalahan, saat ketemu wartawan ia sudah tahu kira-kira masalah apa saja yang akan ditanyakan. ch robin s – sh (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 20)

Advertisement
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments