Guru Etos Indonesia

[ Jansen Sinamo ]
 
0
1397
Jansen Sinamo
Jansen Sinamo | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Dia adalah konseptor, kreator, dan developer pelatihan etos kerja pertama di dunia. Dijuluki sebagai Mr Ethos, Guru Etos Indonesia, bahkan Bapak Etos Indonesia. Pendiri dan pemimpin Institut Darma Mahardika ini, di dunia pengembangan kualitas SDM, dikenal seorang suhu, guru besar, grand master training yang berkompetensi memberikan lisensi dan sertifikasi bagi lembaga dan orang lain untuk menyelenggarakan program-program pengembangan SDM berbasis etos kerja.

Hal ini bisa dicek di mesin-mesin pencari dunia, seperti Google, Yahoo, Altavista dan lain-lain. Alumni ITB yang pernah memegang berbagai lisensi pelatihan internasional dan kemudian justru dialah yang memebrikan lisensi dan sertifikat itu meyakini bahwa etos kerja adalah fondasi sukses yang sejati. Karena fokus, intensitas dan keyakinan yang demikian pantas saja sejumlah orang kemudian menjulukinya sebagai Mr Ethos, Guru Etos Indonesia, dan bahkan Bapak Etos Indonesia.

Layakkah gelar besar itu disandangnya? Tentu sejarahlah yang akan membantah atau mengukuhkannya nanti. Tetapi putra bangsa dengan nama lengkap Jansen Hulman Sinamo, kelahiran Sidikalang, 2 Juli 1958 ini, memang berobsesi untuk turut membangun Indonesia, negeri yang dicintainya sepenuh hati, dengan etos kerja bermutu tinggi.

Pria yang beristrikan Tri Handayani dan ayah dua orang anak, Imanda Priskila Sinamo dan Marco Antonio Carnegie Sinamo ini mengusung pandangan yang menukik tajam pada keyakinan bahwa etos kerja merupakan fondasi dari sukses yang sejati dan autentik. Keyakinannya ini berasal dari studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian-penelitian manajemen duapuluh tahun belakangan ini yang semuanya bermuara pada satu kesimpulan utama: bahwa keberhasilan di berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.

Sebagian orang menyebut perilaku kerja ini sebagai motivasi, kebiasaan (habit) dan budaya kerja. Tapi Jansen memilih menggunakan konsep etos kerja. Kata etos ternyata merupakan istilah yang sangat kaya dan mendalam. Dari Kamus Webster dan New Oxford, Jansen menemukan bahwa kata etos mengandung pengertian tidak saja sebagai perilaku khas dari sebuah organisasi atau komunitas tetapi juga mencakup motivasi yang menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan standar-standar.

Dalam rumusan Jansen Sinamo, etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja tertentu. Menurut Jansen, setiap manusia memiliki spirit sukses, roh keberhasilan, yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Spirit inilah yang mengejawantah menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggungjawab dan sebagainya melalui keyakinan, komitmen, dan penghayatan atas paradigma kerja tertentu seperti kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah ibadah. Dengan ini maka orang berproses menjadi manusia kerja yang positif, kreatif dan produktif.

Dalam arti yang khusus, Jansen Sinamo sedang membawa konsep etos-kerja-sebagai-fundamental-keberhasilan turun dari menara gading wacana sosiologi ke wilayah implementasi dan operasional di ruang kerja. Dia berkehendak agar etos kerja dimasyarakatkan ke wilayah yang lebih luas, tidak saja di kampus-kampus yang elit, tetapi harus sampai ke ruang-ruang rapat eksekutif, ke ruang-ruang kerja karyawan dan buruh, bahkan sampai ke ruang perenungan pribadi dari siapa saja yang ingin naik ke orbit sukses yang lebih tinggi.

Secara operasional, menurutnya, etos kerja merupakan pangkal atau dasar keberhasilan, baik keberhasilan pada tingkat personal, organisasional maupun sosial. Jadi, etos kerja merupakan kunci sukses yang sangat unik dan istimewa, karena sanggup menjadi fundamen keberhasilan pada ketiga tingkatan itu.

Dari Buku ke Pelatihan
Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Jansen Sinamo, yang mengoleksi hampir 2.000 buku tentang sukses ini, menyederhanakannya menjadi hanya empat pilar teori utama saja. Keempat pilar inilah yang sesungguhnya bertanggungjawab menopang semua jenis dan sistem keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system) pada semua tingkatan. Keempat elemen itu lalu dia konstruksikan dalam sebuah konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Darma Mahardika (bahasa Sanskerta) yang berarti Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu:

Darma 1: Mencetak Prestasi dengan Motivasi Superior.
Darma 2: Membangun Masa Depan dengan Kepemimpinan Visioner.
Darma 3: Menciptakan Nilai Baru dengan Inovasi Kreatif.
Darma 4: Meningkatkan Mutu dengan Keunggulan Insani.

Advertisement

Keempat darma ini kemudian mewujud dan mewajah pada delapan etos kerja yang dikupasnya secara tuntas dalam buku Ethos21: Delapan Etos Kerja Profesional sebagai berikut:

Etos 1: Kerja adalah Rahmat; Aku Bekerja Tulus Penuh Syukur.
Etos 2: Kerja adalah Amanah; Aku Bekerja Benar Penuh Tanggungjawab.
Etos 3: Kerja adalah Panggilan; Aku Bekerja Tuntas Penuh Integritas.
Etos 4: Kerja adalah Aktualisasi; Aku Bekerja Keras Penuh Semangat.
Etos 5: Kerja adalah Ibadah; Aku Bekerja Serius Penuh Pengabdian.
Etos 6: Kerja adalah Seni; Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas.
Etos 7: Kerja adalah Kehormatan; Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan.
Etos 8: Kerja adalah Pelayanan; Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahanhati

Jansen meyakini dan kemudian menawarkannya sebagai strategi, solusi dan fundasi sukses karena Ethos21 serentak berdimensi moral, spiritual, psikologikal, fisikal, finansial dan sosial secara integral dan komprehensif. Jansen menegaskan tidaklah terlalu utopis bila kita menerima Ethos21 sebagai solusi atas berbagai problem yang dihadapai pribadi, organisasi, komunitas, bahkan masalah bangsa dan negara kita.

Untuk itu, Jansen mewadahi kegiatannya dalam sebuah organisasi yang diberi nama Institut Darma Mahardika. Bersama mitra utamanya, Andrias Harefa, mereka mengembangkan gagasan-gagasan, menulis, berseminar, menyelenggarakan pelatihan dan konsultansi untuk mengimplementasikan etos. Berbagai modul pelatihan mereka uji dan kembangkan, antara lain Ethos21, Ethos-Based Leadership, Business Ethics, Creativity and Innovation, The Art of Quality Service, Superior Motivation, dan Excellent Management Series.

Jansen sudah melayani hampir semua jenis industri dan grup usaha di Indonesia seperti ABN Amro, Amex, Astra, BASF, BCA, Bank Indonesia, Bentoel, Bumiputera, Caltex, Charoen Pokphand, Danamon, Dankos, Gajah Tunggal, Hilton, Hyundai, Kalbe, Kompas-Gramedia, Konimex, Lippo, LG, Mandom, Metropolitan, Microsoft, Bank NISP, Pamapersada, Patra Jasa, Prudential, Rodamas, SieradProduce, Siemens, SOGO, Thames PAM Jaya, TNT, Toyota, United Tractors termasuk BUMN seperti Telkom, Indosat, Jasa Marga, Jiwasraya, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, PTPN dan juga Institut Teknologi Bandung, Kementerian Ristek, LIPI, serta Bank Indonesia.

Jauh sebelumnya, antara tahun 1987-1998, Jansen bekerja pada sebuah lembaga pelatihan internasional, Dale Carnegie. Selama sepuluh tahun di sana dia kenyang melahap semua jenis pelatihan yang tersedia, baik di Amerika, Australia, dan Asia. Ibarat pemain catur, ia sudah termasuk kategori grand master. Bahkan Jansen adalah orang pertama di Indonesia mewakili Dale Carnegie melatih para instrukturnya di kawasan Asia Tenggara. Kehormatan ini dikerjakannya dengan penuh kebanggaan dan tanggungjawab.

Selain Ethos21, buku lain yang ditulis Jansen adalah Pemimpin Kredibel-Pemimpin Visioner, Berselancar di Atas Gelombang Perubahan, dan Mengubah Pasir Menjadi Mutiara. Buku terakhir bahkan telah menjadi best seller, sudah dicetak ulang empat kali sejak pertama kali diterbitkan tahun 2000. Di situ Jansen memaparkan bagaimana para maestro membangun motivasi superior.

Jansen mengawalinya dengan kisah seekor anak kerang yang membalut pasir penderitaan menjadi mutiara kemuliaan. Secara khusus, buku yang inspirasional ini membicarakan lima hal. Pertama, bagaimana membangkitkan motivasi visioner superior dari dalam diri kita.

Bukan sekadar motivasi biasa, melainkan motivasi unggul yang bersifat bio-psiko-spiritual yang bertanggungjawab menciptakan karya dan kinerja yang unggul. Kedua, bagaimana kita dapat memperoleh inspirasi, insight dan rangsangan gairah semangat dari maestro yang sudah mendemonstrasikan kemampuan mengatasi kemustahilan dalam hidup mereka, dan mengukir prestasi yang diingat orang sebagai sejarah.

Ketiga, bagaimana kita bisa menukik ke dalam diri, ke perbendaharaan kekuatan kita dan membangkitkan roh keberhasilan dalam jiwa. Sehingga talenta-talenta insani yang dikaruniakan Tuhan dapat dimunculkan secara cemerlang menjadi modal untuk menapaki pekerjaan dan kehidupan secara memuaskan.

Keempat, bagaimana kita mampu menangani pasir kesulitan, kerikil kekecewaan, bahkan gunung penderitaan dan mengubahnya menjadi mutiara-mutiara berharga bagi keluarga dan organisasi kita. Kelima, bagaimana kita dapat belajar merajut kehidupan ini menjadi sebuah tenunan yang indah dan membangun riwayat kehidupan menjadi legenda dan sejarah pribadi kita.

Begitulah seuntai butir-butir mutiara yang meluncur dari penuturan Jansen Sinamo, yang mudah-mudahan terukir dalam sejarah bahwa bangsa ini pernah melahirkan seorang pemikir, motivator, serta guru etos kerja berkaliber dunia. Bravo untuk Bapak Etos! e-ti/atur-juka

***TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here