The Real General

Sutiyoso
 
0
132
Sutiyoso
Sutiyoso | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Pembaca! Setelah menyimak sebagian jejak rekam Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso selama meniti karir militernya, yang ditulis dalam buku The Field General, kita menemukan kata yang amat pantas ditoreh sebagai predikatnya, bukan saja sebagai The Field General tetapi juga The Real General! Dia jenderal lapangan sejati yang berani, cakap, tangkas, cepat dan tepat mengambil keputusan penting (decisive, decision maker) dalam kondisi normal ataupun genting, dan apa pun risikonya (risk taker).

Dia adalah seorang jenderal visioner1] yang berkemampuan menyelesaikan masalah dan menggerakkan segala sumberdaya (problem solver). Seorang jenderal pemberani yang tawakal dan memiliki integritas moral tinggi, memegang teguh Sapta Marga dan Sumpah Parajurit, sehingga tangguh (konsisten) dan tidak tergoda untuk menyalah­guna­kan jabatan atau kekuasaan, kendati situasi dan kondisinya sangat sulit. Visi dan integritas moral tinggi itulah yang membentengi keberaniannya mengambil risiko dan mengambil keputusan.

Kendati masih sangat banyak pengalaman militernya yang belum tersurat dalam buku ini, namun apa yang tersaji dalam kata-kata tertulis dalam buku ini diyakini telah memadai menginspirasi pembaca mendalami hal-hal yang belum terucapkan atau belum tertuliskan (tersirat). Memang, hal yang tersirat itulah salah satu kekuatan dari sebuah biografi (tertulis) yang memang tidak sempurna, karena memang hanya malaikat yang dapat mencatat perjalanan hidup seseorang secara sempurna.

Namun, betapa kurang sempurnanya pun buku Biografi Militer Sutiyoso ini, banyak hal yang dapat dipetik sebagai sekolah kehidupan dari perjalanan karir militer prajurit komando pasukan khusus ini. Pertama, bagaimana dia mengasah diri seperti seekor anak kerang yang mengerang kasakitan akibat kemasukan pasir, tapi akibat keuletannya dia berhasil membalut pasir menjadi mutiara. Seringkali Sutiyoso diperhadapkan pada situasi yang membuatnya sangat kecewa, sejak masa kecil, hingga meniti karir militer, tertahan pangkatnya dalam lima jabatan level kolonel, berliku kisah hingga dia bisa berpangkat Brigadir Jenderal, kemudian dijanjikan tapi tak jadi Wakasad dan Kasad, malah ‘dialihkan’ jadi gubernur (dikaryakan) yang berarti karir militernya dihentikan. Tetapi dia tetap teguh mengabdikan diri secara total dalam posisi dan jabatan apa pun.

“Dia jenderal lapangan yang tidak pernah gamang dan galau atau takut salah dan disalahkan dalam setiap bertindak mengambil keputusan. Dalam kondisi sesulit apa pun, dia berani dan tegas mengambil keputusan dan melakukan tindakan nyata dengan cepat dan tepat. Apalagi kalau kondisinya sudah sangat gawat, dia tidak pernah ragu bertindak nyata dan tegas, apapun risikonya. Dia seorang pemimpin yang cakap mengambil keputusan sesuai dinamika lapangan untuk mencapai harapan dan tujuan yang lebih baik. Serta berani mengambil tanggung jawab dari semua keputusan yang dia lakukan.”

Kedua, keuletannya membekali diri dengan kesungguhan mengikuti pendidikan dan latihan. Dia yang terbilang nakal pada masa kecil dan bercita-cita menjadi tentara, sempat kuliah di Fakultas Teknik Untag, Semarang, namun kemudian membulat­kan tekad mengikuti pendidikan di Akademi Militer Nasional. Setelah itu dia mengikuti berbagai pendidikan militer lainnya, bahkan masih mengikuti latihan terjun payung (free fall) pada saat dia sudah berpangkat kolonel. Bagi dia, pendidikan adalah jalan menuju hikmat. Dia menyimpan setiap ajaran yang diperolehnya seperti biji matanya sendiri, dan menambatkannya pada jari tangan serta menulis­kan­nya dalam loh hatinya.

Ketiga, semangat juangnya yang tanpa pamrif dan kepasrah­an­­nya pada kuasa Illahi telah menyelamat­kannya dari berbagai ancaman bahaya terutama pada saat menjalankan tugas operasi yang mempertaruhkan nyawa. Tanpa pamrih dan kepasrahan kepada Illahi itu telah menyelamatkannya dari kesukaran dan maut. Sehingga kemudian dia diberikan waktu dan hikmat untuk mengabdikan diri demi kemaslahatan bangsanya.

Keempat, betapa dia selalu berupaya bekerja keras tanpa kenal lelah hingga melampaui beban tugas yang dipercayakan kepadanya. Pengalamannya menunjukkan betapa orang yang bekerja keras seperti itu telah memberi hikmat untuk layak menggenggam kekuasaan atau keberhasilan. Sebagaimana nasihat Nabi Sulaiman, tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya (berhasil, berkuasa).

Kelima, pelajaran dan makna penting lainnya yang dipetik (terinspirasi) dari buku ini adalah betapa Sutiyoso adalah seorang jenderal lapangan (the field general) yang handal, tegas dan berani. Sebagai seorang jenderal lapangan dia memiliki watak dan mental yang baik, pemberani, tegas, terpercaya, tauladan, memiliki etika kebenaran dan keadilan serta bertanggung jawab. Dia juga memiliki inteligensi dan kemampuan (pengetahuan) untuk menghadapi berbagai situasi dan berani mengambil keputusan penting yang diyakininya menjadi solusi.

Dia dengan cekatan mampu dan berani mengambil langkah-langkah pemecahan masalah pada setiap operasi perang, kasus atau situasi. Mulai dari merumuskan masalah dan cara pendekatannya, mengumpulkan data, fakta dan keterangan yang berhubungan dengan masalah dan cara pendekatannya, menganalisanya untuk mendapatkan suatu pemahaman tentang inti masalah agar didapatkan cara bertindak yang terbaik, kemudian mematangkan, menjabarkan dan mengembangkan cara bertindak yang baik untuk memecahkan masalah.

Dia jenderal lapangan (pemimpin lapangan) yang memiliki kesadaran jiwa dan fisik dengan tingkat kewaspadaan dan ketangkasan yang prima. Jenderal lapangan yang memiliki kepemimpinan yang mumpuni dimana dia mampu (memiliki seni dan kecakapan) memengaruhi, membimbing bawahan (masyara­kat) sehingga termotivasi memercayai, menghormati dan menaatinya serta melaksanakan visi dan misinya untuk mencapai tujuan bersama.

Advertisement

Dia jenderal lapangan yang adil dan bijaksana. Adil, teguh dan tidak berat sebelah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Bijaksana dalam bertindak dengan penuh pertimbangan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Dia bukan pemimpin yang amat lancar bertutur (pidato, wacana) tapi selalu ragu bertindak. Dia memang bukan seorang filsuf, pakar, staf ahli atau tukang dongeng atau jenderal tampan yang gemar tebar pesona dan piawai bertutur kata janji muluk, tetapi tidak mampu mengemban tanggungjawab sebagai komandan lapangan (pemimpin) yang harus punya nyali mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

Melainkan, dia jenderal lapangan yang tidak pernah gamang dan galau atau takut salah dan disalahkan dalam setiap bertindak mengambil keputusan. Dalam kondisi sesulit apa pun, dia berani dan tegas mengambil keputusan dan melakukan tindakan nyata dengan cepat dan tepat. Apalagi kalau kondisinya sudah sangat gawat, dia tidak pernah ragu bertindak nyata dan tegas, apapun risikonya. Dia seorang pemimpin yang cakap mengambil keputusan sesuai dinamika lapangan untuk mencapai harapan dan tujuan yang lebih baik. Serta berani mengambil tanggung jawab dari semua keputusan yang dia lakukan.

Sebagai perwira infanteri dan intelijen strategis pasukan elit, dia telah terlatih dan teruji serta memiliki kepekaan insting yang tinggi (indera ke-6) sesuai tingkat kesulitan masalahnya, sehingga dia terbukti selalu bisa mengatasi berbagai masalah, sesulit apa pun medan operasinya. Dia seorang perwira pasukan elit dan jenderal lapangan yang memiliki ciri kepemimpinan risk taker. Dia berani mengambil risiko, tidak pernah menghindari risiko. Seorang jenderal sejati yang berani dan enerjik, yang terbukti mampu menjadi jenderal (komandan) lapangan yang baik dan tegas mengorganisir pasukannya untuk memenangkan pertandingan (peperangan). Dia decision maker yang berani mengambil keputusan dalam situasi apapun (normal atau darurat).

Sungguh, dia seorang jenderal yang memiliki kepemimpinan mumpuni yang melakoni 11 Azas Kepemimpinan TNI2]. Jenderal (pemimpin) lapangan yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadaNya (Taqwa). Jenderal lapangan yang menjadi suri teladan bagi anak buahnya (Ing Ngarso Sung Tulada), aktif menggugah semangat di tengah-tengah anak buahnya (Ing Madya Mangun Karsa) dan mampu memenga­ruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buahnya (Tut Wuri Handayani).

Dia jenderal lapangan yang selalu waspada dan mengawasi anak buahnya (Waspada Purba Wisesa), serta mampu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan (Ambeg Parama Arta). Jenderal lapangan yang bertingkah laku  bersahaja, sederhana dan tidak berlebih-lebihan (Prasaja). Seorang pemimpin lapangan yang bersikap loyal secara timbal-balik, baik vertikal dari atasan terhadap bawahan dan dari bawahan terhadap atasan, maupun horisontal ke samping kiri-kanan dengan sesama satu level (Satya).

Seorang pemimpin lapangan yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatau kepada yang benar-benar diperlukan (Gemi Nastiti). Juga punya kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan segala tindakannya (Belaka); serta berkemauan, kerelan dan keiklasan menerima dan mengemban tanggung jawab dan kedudukan yang pada saatnya menyerah­kan­­nya kepada generasi berikutnya (Legawa). Sempurna dan paripurna: The Real General. Itulah Sutiyoso, yang kemudian saat menjabat Gubernur DKI Jakarta (1997-2002 dan 2002-2007) disapa warganya dengan nama Bang Yos.

Footnote:
1] Visioner, sebagai seorang prajurit TNI profesional dan modern, memiliki kemampuan yang tangguh untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga keselamatan bangsa dan negara serta kelangsungan pembangunan nasional (Visi TNI).
2] 11 Azas Kepemimpinan TNI: Taqwa, Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, Waspada Purba Wisesa, Ambeg Parama Arta, Prasaja, Satya, Gemi Nastiti, Belaka, dan Legawa

Penulis: Ch. Robin Simanullang | Dari Epilog Buku The Field General | Bio TokohIndonesia.com

Data Singkat
Sutiyoso, Gubernur DKI 1997-2007 dan Kepala BIN 2015-2019 / The Real General | Ensiklopedi | Jenderal, TNI, Pangdam Jaya, Pemimpin, Gubernur DKI, tegas, berani

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini