Tidak Sakit Hati
Freddy Numberi
[ENSIKLOPEDI] Karier Menteri Perhubungan KIB II ini berhenti di tengah jalan. Pada Oktober 2011, dia diberhentikan (reshuffle) akibat masalah kinerja dan pribadi. Namun kader Demokrat ini mengaku tidak merasa sakit hati dicopot dari jabatannya.
Dia merasa sudah biasa dicopot dari jabatannya. Saya dulu lima tahun jadi gubernur. Baru jalan dua tahun, diminta Gus Dur jadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). Jadi Menpan 10 bulan didepak juga, untung dijadikan Duta Besar di Roma selama tiga tahun,” katanya di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu 19 Oktober 2011.
Kala itu, karir mantan Gubernur Irian Jaya dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN) ini dikira banyak orang akan berujug sebagai Duta Besar RI untuk Italia. Ternyata, bintang Laksamana Madya (Purn) ini masih bercahaya. Kariernya justru menanjak menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Indonesia Bersatu.
Kemudian, dia diangkat menjabat Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu II, Oktober 2009. Namun, hanaya dua tahun menjabat, dia dicopot 19 Oktober 2011. Namun, dia tetap merasa bersyukur telah menjabat menteri dalam jangka waktu cukup lama. “Saya ini sudah berterima kasih, tujuh tahun dipercaya jadi menteri. Sudah cukuplah. Jadi tidak ada itu istilah sakit hati,” katanya.
Saat menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi berjanji selama lima tahun ke depan akan berusaha untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara bahari. “Ini telah menjadi komitmen dan tekad saya. Mudah-mudahan dengan bantuan semua pihak, komitmen itu dapat tercapai,” ujar Freddy Numberi, yang berjanji memperjuangkan kredit bagi nelayan dalam sambutan serah terima jabatan dari pejabat lama Rokhmin Dahuri di Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (21/10/2004).
Pendidikan dasar hingga menengahnya diraih di propinsi paling timur Indonesia, Irian Jaya. Setelah lulus SMA (1967) di Jayapura, ia lalu masuk Akabri (1968). Pria kelahiran Serui, 15 Oktober 1947, ini kemudian masuk pendidikan khusus AAL di Surabaya (1969) dan lulus Desember 1971.
Suami dari Anna Antoinette ini dipercaya menjadi Komandan KRI Sembilan di kawasan timur Indonesia, Komandan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Parchim, Frosch, dan Kondor (1995 – 1996). Karier puncak di TNI AL yang disandangnya adalah Komandan Pangkalan Utama TNI AL V Irian Jaya – Maluku sebelum dipilih menjadi Gubernur Irja, April 1998.
Fokus Perikanan Budidaya
Freddy Numberi seusai serah terima jabatan, mengatakan akan memfokuskan pembangunan perikanan budidaya serta mengendalikan perikanan tangkap.
Menurutnya, langkah tersebut penting sebab potensi perikanan tangkap terbatas, tetapi yang tergarap sudah mencapai 65 persen. Sebaliknya, perikanan budidaya memiliki potensi yang besar dengan komoditas yang dapat dikembangkan hingga mencapai puluhan jenis, tetapi belum tergarap optimal.
“Banyak negara telah membuktikan keandalan usaha budidaya. Masyarakat pesisir di selatan Italia atau selatan Perancis, misalnya, semula wilayah miskin. Namun, berkat usaha budidaya yang dilakukan secara tekun dan profesional, kesejahteraan mereka cenderung naik,” kata Freddy Numberi.
Freddy berjanji akan tetap melanjutkan program pembangunan kelautan dan perikanan. “Saya bukanlah orang yang terbaik. Namun, saya akan berusaha bekerja yang terbaik guna memajukan sektor kelautan dan perikanan, serta meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya, dan masyarakat pesisir,” tegasnya. tsl