Bangun Rumah Indonesia di Kairo
Bachtiar Aly
[DIREKTORI] Pakar komunikasi Universitas Indonesia, Bachtiar Aly mengakhiri masa tugasnya sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Kairo, Mesir, November 2005. Bachtiar Aly selama masa penugasannya 2002-2005, telah mencatat banyak prestasi, di antaranya membangun Rumah Indonesia.
Selain mampu mempererat hubungan Indonesia-Mesir seperti yang tercermin pada kepercayaan Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheith pada Indonesia untuk berperan serta menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah saat Bachtiar berpamitan pada Ahmed Aboul, Senin (28/11).
“Beliau juga mampu melakukan pembinaan masyarakat Indonesia di Mesir yang tercatat sebanyak 4.488 orang dengan baik. Prinsip kepedulian dan keberpihakan Perwakilan RI untuk warganya mampu dilakukannya secara konsisten,” kata Djumara Supriyadi SIP, salah seorang WNI yang tinggal di Kairo.
Di bawah kepemimpinan Bachtiar, KBRI Kairo telah diresmikan juga Rumah Indonesia, Sabtu (26/11) di El-Hay El-Assir, Nasr City, yaitu wilayah konsentrasi dari mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Mesir (kebanyakan dari mereka menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar) sebagai perpanjangan perwakilan RI yang berada di Garden City untuk mengurusi bidang kekonsuleran dan kependidikan.
Bachtiar saat peresmian mengatakan dengan peresmian Rumah Indonesia ini membuktikan kita secara konsisten menerapkan prinsip jemput bola, bukan menunggu bola lagi. Selain itu juga diresmikan beberapa rumah daerah seperti Grha Jatim, Griya Jateng, Istana Maimun (Medan), Rumah Riau, Baruga (Sulawesi) dan Meuligou (Aceh). Serta masih ada beberapa rumah daerah lain akan menyusul pembangunannya seperti rumah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
“Dengan semakin kuatnya organisasi mahasiswa yang terdapat di Mesir (terdapat satu organisasi induk, 16 organisasi kedaerahan dan 13 organisasi almamater), menjadikan Mesir sebagai negara tujuan utama dan menarik bagi para lulusan pesantren di Indonesia, yang diperkirakan terdapat lebih dari 14.000 pesantren di seluruh Indonesia,” kata Djumara.
Kecenderungan ini, kata dia, terlihat sekarang dengan semakin banyaknya mahasiswa yang belajar ke Negara Mesir, untuk tahun ajaran baru 2005-2006 saja telah tercatat lebih dari 1000 orang mahasiswa baru yang akan belajar di Mesir.
Saat kepulangan di Bandara Kairo, Rabu kemarin, sekitar 250 WNI memenuhi bandara guna melepas kepulangan Bachtiar Aly ke Indonesia. “Tidak pernah terjadi sebelumnya keramaian seperti ini di bandara dalam rangka melepas seorang seorang duta besar,” ucap Amir Syarifuddin, seorang staff local KBRI Kairo yang telah berada di Mesir selama 29 tahun. “Ini merupakan sejarah tersendiri bagi KBRI Kairo yang telah berdiri sejak Agustus 1947,” imbuhnya. (Kairo, CyberNews, Suara Merdeka, Kamis, 01 Desember 2005). e-ti