Inovator Migas Wamen ESDM
Rudi Rubiandini Suharsyah
[DIREKTORI] Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan dari ITB ini merupakan seorang inovator, trainer, dan penulis yang sejak lama bergelut dalam dunia migas. Pria yang dinobatkan sebagai Inovator Nasional bidang Migas oleh asosiasi IATMI tahun 2002 ini kemudian diangkat menjadi Wakil Menteri ESDM periode 2012-2014.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melantiknya di Istana Negara (14/06/12) mengatakan bahwa Rudi memiliki pandangan yang sama dengan Prof. Widjajono Partowidagdo wakil menteri ESDM sebelumnya, yang meninggal pada 21 April 2012. Rudi dianggap mampu meneruskan pengembangan kebijakan program dan rencana aksi untuk meningkatkan ESDM serta melanjutkan gerakan penghematan energi secara nasional.
Sebelum diangkat menjadi Wakil Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), nama Rudi Rubiandini Suharsyah di dunia migas sudah tidak asing lagi. Ia pernah menjabat sebagai Deputi Operasi BP Migas, Corporate Secretary Deputy Pengendalian Operasi BP MIGAS, Wakil Ketua TP3M Kementerian ESDM dan Penasehat Ahli Kepala BP MIGAS.
Meski demikian, Rudi melihat bahwa tugas sebagai wakil menteri ESDM tidaklah mudah mengingat energi merupakan kebutuhan nasional yang harus tetap tersedia di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat. Untuk itu, ia berkomitmen akan bekerja lebih baik dan maksimal dalam menjalankan tugasnya.
Menurut Rudi, kemampuan pemenuhan kebutuhan energi nasional harus terus diperkuat. Salah satunya adalah dengan mensukseskan diversifikasi energi dimana pengguna bahan bakar minyak beralih ke gas yang memiliki cadangan 4 hingga 5 kali lipat cadangan minyak bumi. Diversifikasi energi lainnya juga terus diupayakan seperti pemanfaatan panas bumi, biofuel, solar cell dan batubara. Menurut Rudi, di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat, diversifikasi energi menjadi sangat penting agar Indonesia jangan sampai menjadi negara net importir energi.
Di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat, diversifikasi energi menjadi sangat penting agar Indonesia jangan sampai menjadi negara net importir energi.
Rudi menambahkan, langkah diversifikasi energi bisa dilakukan dengan cara penyesuaian harga sehingga ketika harga minyak mentah naik tinggi, maka harga bahan bakar minyak bersubsidi harus disesuaikan. Ia mengatakan penyesuaian harga jangan selalu diartikan naik. Malahan menurutnya, harga energi non-gas khususnya energi terbarukan yang justru perlu disubsidi. Sehingga harga energi yang satu dengan yang lain dapat seimbang dan masyarakat pun bisa memilih energi yang akan dipergunakan.
Misi
Dalam upaya untuk mendukung program pengelolaan ESDM nasional, Rudi Rubiandini mengemukakan beberapa misi yang diusungnya di Kementerian ESDM yakni sektor energi primer, sektor energi non migas, pengelolaan energi mineral dan sektor kelistrikan. Pada sektor energi primer, produksi minyak Indonesia sedang menurun, sementara produksi gas memiliki harapan untuk ditingkatkan seiring dengan adanya beberapa proyek yang berjalan. Dari sisi konsumsi, kebutuhan minyak dan gas naik tajam seiring naiknya pendapatan per kapita bangsa Indonesia, ditambah jumlah penduduk yang meningkat.
Sementara pemenuhan kebutuhan energi primer kian sulit dilaksanakan karena kekurangan infrastruktur dan kapasitas kilang yang sangat terbatas. Jika ada kilang rusak, maka sebagian minyak yang diproduksi tidak bisa diolah di dalam negeri sehingga diperlukan tambahan kilang untuk meningkatkan kehandalan. Selain menambahkan jumlah kilang, infrastruktur pipa untuk penyaluran gas dari hulu sampai hilir juga masih terbatas padahal sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program konversi BBM ke BBG. Infrastruktur pipa itu digunakan untuk menyambung sumber gas dari satu daerah ke daerah lainnya atau dari pulau ke pulau di Tanah Air.
Sulitnya memenuhi kebutuhan energi primer bisa diatasi dengan mengembangkan sektor energi non migas. Sebab cadangan minyak Indonesia hanya 0,3% dari cadangan dunia dan gas hanya 1,7% dari cadangan dunia. Sementara cadangan panas bumi Indonesia masih menyimpan 50% dari cadangan dunia, begitu juga sumber energi matahari yang berlimpah, batubara, dan bio fuel yang diperoleh dari tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan energi nuklir.
Rudi mengatakan bahwa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan energi non fosil ini adalah dengan memberikan rangsangan bagi konsumen agar bersaing dengan sumber energi migas. Bentuk rangsangan itu berupa bentuk penetapan harga jual yang tidak terlalu berbeda dengan migas sehingga masyarakat mau menggunakan energi non migas.
Sementara pada pengelolaan energi mineral, beberapa perbaikan terus dilakukan. Misalnya membangun infrastruktur pengolahan biji sehingga menghasilkan bahan setengah jadi. Hal-hal yang terkait mineral juga perlu dibuat lebih tertib, baik dalam hal pengukuran, penghitungan, pajak, dan lingkungan.
Sedangkan pada sektor kelistrikan, pemerintah terus meningkatkan ketersediaan listrik sampai ke desa-desa. Dengan meningkatkan efisiensi teknis dan bisnis, biaya konversi listrik bisa turun dan harga listrik ke masyarakat lebih ringan.
Teknik Perminyakan ITB
Rudi Rubiandini Suharsyah lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Februari 1962. Sarjana Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1985 ini mengawali kariernya sebagai dosen di almamaternya. Ia kemudian mengambil program doktoral di Technische Universitaet Clausthal Jerman. Setelah merampungkan gelar doktornya pada tahun 1991, ia kembali aktif di kampus dan melakukan berbagai penelitian. Ia berhasil mempublikasikan puluhan karya ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional.
Rudi turut membidani lahirnya laboratorium dan peralatan penelitian di ITB dan Lemigas. Ia membuat 7 buah peralatan penelitian bidang Teknik Minyak dan Gas bumi. Ia sudah membuat puluhan software engineering (30 software) dalam bidang Teknik Minyak dan Gas bumi. Kemudian menemukan semen yang mampu mengembang (Expanding Cement). Ia juga berhasil mematikan semburan pada beberapa sumur migas Indonesia yang sedang blowout yaitu di sumur Lengowangi Pertamina-Petrochina, Gresik dan semburan lumpur dan gas di Sumur Merbau, Pertamina Sumbagsel.
Penulis beberapa buku tentang migas ini sudah mendapat sejumlah penghargaan diantaranya sebagai Inovator Nasional bidang Migas dari asosiasi IATMI pada tahun 2002. Setelah sekian lama mengabdikan diri ITB, Rudi kemudian dikukuhkan sebagai Guru Besar ITB pada tahun 2010 .
Selama aktif di kampus, Rudi mengemban sejumlah jabatan yakni Sekretaris jurusan Teknik Perminyakan ITB, General Manajer Sabuga, Direktur Penerbit ITB, Direktur Operasi & Keuangan PT LAPI ITB dan Direktur Utama PT LAPI ITB yang bergerak dalam bidang konsultan. Ia juga terlibat dalam beberapa organisasi masyarakat seperti menjadi sekretaris pakar bidang teknologi ICMI-Jabar, Dewan Pakar PII, IATMI, dan FKDPM.
Selain itu, Rudi pernah menjadi konsultan berbagai proyek pengembangan lapangan Kontraktor KKS, sebagai trainer pada berbagai kursus teknis bagi karyawan di lapangan dan menjadi narasumber pada berbagai seminar seputar migas. Ia juga pernah membantu pemerintah sebagai Tim Penilai Amdal Kantor Menteri Lingkungan Hidup, Wakil Ketua Tim Pengawas Peningkatan Produksi Migas (TP3M) Departemen ESDM dan sebagai wakil ketua Tim Investigasi Kecelakaan Migas. Bio TokohIndonesia.com | hotsan, red