Konduktor Pendiri Twilite Orchestra

Addie MS
 
0
1385
Addie MS
Addie MS | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Sejak era tahun 80-an, nama Addie MS mulai meramaikan blantika musik Tanah Air. Pendiri dan konduktor Twilite Orchestra ini, telah banyak menangani konser-konser besar dan menata musik sejumlah film. Keahliannya sebagai konduktor, pianis, pencipta lagu, komposer, arranger, dan produser musik, ia peroleh secara otodidak.

Saat masih kecil, karena senang menggambar interior rumah, pria kelahiran Jakarta, 7 Oktober 1959 ini sempat bercita-cita menjadi arsitek. Karena senang membaca tulisan psikolog Tengku Syah Abidin, ia juga sempat ingin menjadi psikolog. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, ia akhirnya menemukan jalan hidupnya sebagai musisi.

Bakat seni anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan Bandi Sumaatmadja dan Sri Wahyuni ini diwarisi dari kakeknya, H. Muhamad Susilo, seorang violis dan planolog yang merancang kota satelit Kebayoran Baru. Minat bermusiknya semakin tampak saat Addie lulus SD, dimana saat itu sang ibu, Sri Wahyuni, membelikannya sebuah piano bekas. Keluarganya beramai-ramai memainkan piano itu namun hanya dia yang paling berbakat. Selain itu, tiap kali bertandang ke rumah pamannya, ia kerap diperdengarkan alunan musik berirama jazz dan klasik.

Namun, minatnya pada musik sempat terhambat karena tak mendapat dukungan dari ayahnya, Bandi Sumaatmadja, seorang mantan tentara yang belakangan menjadi pengusaha. Sang ayah berharap Addie dapat mengikuti jejaknya menjadi pemimpin perusahaan. Menurutnya, profesi musisi tidak mempunyai masa depan yang jelas. Sejak kecil Addie dididik dengan disiplin yang ketat sehingga tak memberikan sedikit pun ruang untuk berdialog antara anak dan orangtua.

Alhasil, Addie yang di masa kecilnya dikenal sebagai pribadi yang pemalu, minder dan malas bergaul, mendadak berubah ketika duduk di bangku SMP. Memasuki usia remaja, pria bernama lengkap Addie Mulyadi Sumaatmadja ini tumbuh menjadi anak yang suka memberontak. Narkoba dipilihnya sebagai sarana ‘penyaluran’. Bahkan ia sering berkumpul dengan anak-anak yang suka berkelahi, hanya perempuan yang tak pernah ia sentuh.

Addie yang di masa remajanya mengaku minder jika berhadapan dengan lawan jenis ini mulai meninggalkan kebiasaan buruknya setelah duduk di bangku SMA. Ia tak lagi akrab dengan narkoba. Waktu luangnya banyak diisi dengan kegiatan bermusik, seperti mengikuti lomba cipta lagu remaja dan lomba band hingga tergabung dalam grup vokal yang digawangi Ikang Fauzi, Fariz RM, dan Adji Sutama. “Sampai di pengujung SMA, saya diperkenalkan dengan dunia musik pop profesional oleh Keenan Nasution dan Jockie Suryoprayogo, dua musisi senior,” tutur pria berkacamata itu.

Berkat bakat bermusiknya, Addie diajak membantu rekaman mereka. Violis ternama, Idris Sardi pun pernah meminta bantuannya untuk membuat musik-musik soundtrack film. Akibat kesibukannya itu, kebiasaan membolosnya kambuh lagi. Namun kali ini bukan untuk beradu jotos di lapangan, tapi mengolah nada dan irama di studio musik. “Bagi saya itu semua suatu kebanggaan,” komentarnya mengenai perkenalan dengan dunia musik profesional.

“Sejak SMA saya tidak pernah dapat uang lagi dari ayah. Bagi ayah, musik tidak menjanjikan masa depan. Tapi saya justru kian terdorong untuk membuktikan bahwa musik dapat membuat saya hidup,” tandasnya. Demi mengejar obsesinya itu, Addie mengabaikan sekolah dan belajar. Boleh dibilang, Addie bahkan membenci sekolah yang dirasanya membelenggu. “Saya tidak suka dengan proses belajar-mengajar yang lebih banyak duduk dan bersifat monolog,” kata ayah dua anak ini. Ia kerap memberontak melawan gurunya hingga kabur atau bolos sekolah.

Meski demikian, setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 3 Jakarta, ia sempat berpikir untuk melanjutkan kuliah di fakultas psikologi atau ekonomi. Namun, ia mengurungkan niatnya dan lebih memilih musik sebagai jalan hidupnya. Sekaligus sebagai pembuktian kepada sang ayah bahwa musik dapat menjamin kehidupannya. Baginya, kesuksesan bisa didapat tanpa harus sekolah.

Addie pernah belajar piano klasik dengan Mrs. Rotti. Namun secara keseluruhan, proses belajar musiknya lebih banyak dilalui secara otodidak, termasuk bidang orkestrasi, conducting, dan recording engineering. Secara formal, ayah dari Kevin dan Tristan ini tidak pernah mengenyam pendidikan musik. Ia lebih banyak belajar dari buku, kaset, compact disk, atau menonton penampilan tokoh-tokoh musik yang dikaguminya.

Advertisement

Untuk terus menambah wawasan guna meningkatkan kemampuannya di bidang musik, pria berwajah kalem ini mengikuti beberapa pendidikan singkat, antara lain: Recording Engineering Workshop di Ohio pada tahun 1984 dan Conducting Workshop yang diselenggarakan oleh American Symphony Orchestra League di Los Angeles pada tahun 1995. Dalam conducting workshop tersebut ia mendapat bimbingan dari Jorge Mester, konduktor Pasadena Symphony Orchestra, dan Raymond Harvey, konduktor Fresno Philharmonic Orchestra saat itu.

Addie yang di masa remajanya mengaku minder jika berhadapan dengan lawan jenis ini mulai meninggalkan kebiasaan buruknya setelah duduk di bangku SMA. Ia tak lagi akrab dengan narkoba. Waktu luangnya banyak diisi dengan kegiatan bermusik, seperti mengikuti lomba cipta lagu remaja dan lomba band hingga tergabung dalam grup vokal yang digawangi Ikang Fauzi, Fariz RM, dan Adji Sutama.

Addie memulai karirnya di industri musik Tanah Air pada tahun 1979 sebagai arranger maupun produser untuk album-album rekaman penyanyi-penyanyi pop. Sejumlah penyanyi papan atas pernah mendapatkan besutan tangan dinginnya, sebut saja Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Utha Likumahuwa, almarhum Chrisye, Krisdayanti dan Anang Hermansyah.

Pada tahun 1991, bersama Oddie Agam dan pengusaha Indra Usmansjah Bakrie, Addie MS mendirikan Twilite Orchestra, sebuah orkestra simfoni yang tidak hanya memainkan musik klasik saja, tapi juga musik film, drama musikal, musik pop, dan tradisional yang diaransemen secara simfonik.

Sejak tahun 1995, Twilite Orchestra telah terdaftar sebagai anggota American Symphony Orchestra League. Tekadnya untuk mengakrabkan dunia musik simfoni ke masyarakat Indonesia membuatnya meninggalkan jalur musik industri. Bersama Youk Tanzil, di tahun 1998 Addie membuat album rekaman Simfoni Negeriku. Rekaman tersebut merupakan lagu-lagu nasional Indonesia yang pertama kalinya diaransemen secara simfonik dan direkam dalam CD dan kaset.

Bersama orkes ini pula, Addie sering hadir di sekolah-sekolah maupun kampus-kampus untuk memberikan program apresiasi musik dengan konser simfonik dan string ensemble yang disertai dialog interaktif. Salah satu program edukasional tahunannya adalah konser Musicademia yang didukung oleh “Sampoerna untuk Indonesia”, yang selain diadakan di Istora Senayan, juga di kampus-kampus di luar Jakarta.

Pada tahun 2006, setelah lama tak bergelut dalam jalur musik industri, ia sempat ‘turun gunung’ demi menangani “Viva Vina”, konser tunggal si burung camar, julukan untuk penyanyi Vina Panduwinata.

Tak hanya menangani penyanyi dalam negeri, Addie juga menunjukkan kepiawaiannya dalam meramu nada-nada menjadi alunan musik yang indah ketika menjalin kerjasama dengan beberapa musisi internasional seperti David Foster, Natalie Cole, Maksim, The Moscow Rachmaninov Trio, Richard Clayderman; sebagai konduktor tamu Manila Philharmonic, serta membuat orkestrasi dalam album Dream Suite karya Suzanne Ciani yang dinominasikan dalam Grammy Awards ke-38 sebagai The Best New Age Album.

Karena sederet prestasinya itu, suami penyanyi Memes ini berhasil meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya tiga Golden Trophy BASF Awards sebagai penata musik terbaik, dua Golden Records untuk album Vina Panduwinata dan dua Silver Records untuk album Chrisye.

Impian terbesar Addie MS hingga saat ini, Indonesia punya pemimpin bangsa yang sadar akan pentingnya seni-budaya. Pembangunan ekonomi yang mengenyampingkan pembinaan aspek humanioranya hanya menghasilkan bangsa yang hedonis, rakus dan egois. Baginya aneh jika negara sebesar Indonesia tidak pernah membangun balai konser, sementara negara-negara tetangga yang kecil mempunyai beberapa balai konser. e-ti | muli, red

Data Singkat
Addie MS, Konduktor, komposer, dan produser / Konduktor Pendiri Twilite Orchestra | Direktori | musisi, musik, komposer, Konduktor, arranger, konser, konser musik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini