Pertahankan Kekompakan Telkom
Rinaldi Firmansyah
[DIREKTORI] Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Telekomunikasi Indonesia, Rabu (28/2/2007) di Jakarta, menyetujui direksi baru yakni, Direktur Utama Rinaldi Firmansyah (sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Telkom), Direktur Network & Solution I Nyoman G Wiryanatha, Direktur Konsumer Ermady Dahlan, Direktur Sumber Daya Manusia Faisal Syam, dan Direktur Keuangan Sudiro Asno.
Sebelumnya, dalam RUPSLB tersebut, empat orang direksi mengundurkan diri secara sukarela, seorang direksi diberhentikan, dan seorang lagi dipertahankan. Empat orang direksi PT Telkom yang mengundurkan diri tialah Direktur Utama Rinaldi Firmansyah, Wakil Direktur Utama Garuda Sugardo, Direktur Sumber Daya Manusia John Welly, dan Direktur Konsumer Guntur Siregar. Surat pengunduran diri keempat direksi tersebut dibacakan oleh Komisaris Utama Telkom Tanri Abeng.
Adapun direksi yang diberhentikan yakni, Direktur Network dan Solution Abdul Haris. Sedangkan direksi yang tetap kedudukannya adalah Direktur Enterprise & Wholesale Arief Yahya.
Sebanyak 97,17 persen pemegang saham yang hadir dalam RUPSLB Telkom Tbk tersebut menyetujui usulan susunan direksi baru yang diajukan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas sebesar 51,19 persen.
Sebelum RUPSLB dengan lima agenda tersebut digelar memang banyak terjadi gonjang-ganjing seputar penggantian direksi. Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Telekomunikasi, Pertambangan, dan Industri Strategis Roes Arjawijaya yang dalam RUPSLB kemarin berlaku sebagai wakil kuasa pemegang saham mayoritas mengatakan, penggantian direksi merupakan suatu hal yang biasa saja. Hal ini dilakukan demi perbaikan kinerja BUMN tersebut ke depan.
Sekretaris Menteri Negara BUMN Said Didu sebelum pelaksanaan RUPSLB tersebut mengungkapkan, perombakan direksi dilakukan oleh Kementerian BUMN dengan pertimbangan adanya diharmonisasi dalam tubuh perseroan. Hal tersebut dalam jangka panjang bisa menjadi ancaman yakni masuknya intervensi dari pihak luar. “Hal ini dikhawatirkan bisa menurunkan kinerja Telkom sebagai salah satu BUMN strategis di Indonesia, ujarnya.
Arwin sendiri saat ditanya apa yang selanjutnya akan dilakukan hanya menjawab sambil tersenyum bahwa dirinya akan berlibur sementara ke Australia untuk menengok sang anak.
Rinaldy, dalam jumpa pers mengatakan, akan berusaha mempertahankan kekompakan dewan direksi dalam meningkatkan kinerja Telkom. “Orang-orang yang duduk dalam dewan direksi saat ini adalah orang-orang terbaik Telkom. Selama tiga tahun ini saya sudah bekerja sama dengan mereka,” ujarnya.
Selain perombakan direksi, RUPSLB juga menyetujui perpanjangan masa jabatan dewan komisaris dari tiga tahun menjadi lima tahun. Adapun agenda RUPSLB yang tidak disetujui adalah restrukturisasi dana pensiun Telkom. Selain itu, menolak program penjualan saham kepada karyawan dan manajemen (employee and management stock option plan/EMSOP) yang diusulkan dengan menggunakan saham dari hasil pembelian kembali.
Laporan capex
Sementara itu, untuk bisa meningkatkan daya saing BUMN, Said Didu mengatakan, Kementerian BUMN saat ini sedang membuat proposal mengenai pembuatan laporan secara bulanan mengenai belanja investasi (capital expenditure/capex) yang sudah dikeluarkan oleh BUMN.
Rencana ini merupakan tindak lanjut dari rakortas dengan Wakil Presiden kemarin. Besarnya belanja investasi bisa menjadi tolok ukur peningkatan daya saing BUMN,” katanya.
Tanpa adanya pemantauan, bisa saja BUMN tersebut pendapatannya meningkat, namun daya saingnya stagnan akibat tidak adanya belanja investasi. (Kompas, 1 Maret 2007) e-ti/atur