Jadi ‘Garam’ di Jagat Hiburan
Henny Poerwonegoro
[SELEBRITI] Penyanyi era 1980-an ini terkenal saat membawakan acara Aneka Ria Anak-anak bersama Kak Seto. Selain sering manggung untuk acara anak-anak, duet presenter kondang itu berhasil mencetak album dan rekaman dongeng anak-anak. Belakangan, perempuan murah senyum ini dikenal aktif dalam kegiatan pelayanan gereja dan kegiatan sosial.
Bakat menyanyi Henny Poerwonegoro sudah kentara sejak usia 15 tahun. Maklumlah, dia lahir dan besar dalam keluarga yang cinta musik. Ayahnya Mayor (purn) Angkatan Laut, Rd. Henry Poerwonegoro sangat piawai dalam memainkan alat musik, sedangkan ibundanya, Louise Mathilde Lutter Poerwonegoro, seorang penyanyi gereja. Beranjak remaja hingga dewasa, bakat menyanyi Henny makin terasah.
Kemampuan menyanyi Henny kemudian disalurkan lewat band bernama The Singers pada Desember 1967. Anggota band wanita yang dibentuk bersama Neneng Salmiah, Tuty Thaher, Sally Sardjam, Shinta Dungga dan Uun Sarb ini juga piawai memainkan alat musik. Lewat debutnya dalam The Singers jualah, Henny mulai dikenal masyarakat. Dunia rekaman berhasil ditembusnya dan karirnya terus menanjak. Berbagai tawaran job untuk manggung menghampirinya termasuk tawaran untuk mengasuh acara Aneka Ria Anak-anak di TVRI.
Saat penyanyi bernama lengkap Henriette Louise Purwaningsih Poerwonegoro ini mengisi sebuah acara di salah satu Institusi ABRI, Henny bertemu dengan H. Mochamas Tauchid atau akrab disapa Totok. Menurut pengakuan Henny, ketika itu ia langsung jatuh hati dan sangat tertarik dengan permainan drum Totok yang tergabung dalam grup musik Quarta Nada. Sedangkan, Totok tak kuasa melihat pesona kecantikan Henny.
Pertemuan demi pertemuan terus berlanjut, mulai dari latihan atau show bareng sehingga makin merekatkan pertalian cinta mereka. Berhubung, keduanya masih sama-sama duduk di bangku SMA, kedekatan tersebut menuai ultimatum dari orangtua khususnya Totok agar memiliki pekerjaan terlebih dahulu sebelum meminang Henny.
Seperti kebanyakan pasangan kekasih pada umumnya, Totok pun setia menjemput Henny pulang kuliah. Di sisi lain, Henny juga harus bermain kucing-kucingan dengan ayahnya yang kadang juga menjemput putri kesayangannya itu. Dengan kendaraan roda tiga alias becak, Totok menjemput pujaan hatinya. Hal itu kian menambah nuansa romantisme cinta di antara keduanya.
Meski disibukkan dengan pekerjaan di ladang Tuhan, Henny tetap membuka diri untuk menerima undangan menyanyi dari berbagai kalangan. Menurutnya, menyanyi di mana pun bisa menjadi sarana untuk berbagi kasih Yesus terhadap sesama.
Seiring berjalannya waktu, rasa takut kehilangan satu sama lain dan keinginan untuk memiliki seumur hidup, kian mendorong semangat Totok untuk mencari sebuah pekerjaan dan punya penghasilan tetap. Padahal, keduanya juga belum mendapat restu dari orang tua karena perbedaan keyakinan di antara mereka.
Akhirnya setelah menjalin kisah percintaan selama 10 tahun, pada 12 Januari 1975, keduanya bersumpah sehidup semati dalam sebuah ikatan pernikahan suci dan tetap dengan keyakinan masing-masing. Saat itu, mereka menikah dua kali dalam sehari. Pagi dinikahkan oleh penghulu, siang harinya diberkati pendeta.
Sebagai pasangan suami istri, Henny dan Totok tentu mendambakan kehadiran buah hati dalam rumah tangga mereka. Setelah menunggu selama 5 tahun, mereka akhirnya dikaruniai bayi perempuan mungil yang diberi nama Riermadhanty Angelica pada 7 April 1981.
Status sebagai istri tidak membuat karir dari biaduanita kelahiran Jakarta, 10 November 1947 ini berhenti di tengah jalan. Acara yang diasuhnya bersama Kak Seto di TVRI bernama Aneka Ria Anak-anak meraih sukses yang luar biasa. Selain sering manggung untuk acara anak-anak, duet presenter kondang tersebut juga berhasil mencetak album dan rekaman dongeng anak-anak. “Pokoknya sejak itu kalau ada acara anak-anak, kami pasti tampil berdua,” ujar penyanyi yang juga pernah membawakan acara lagu untuk anak dan mari bermain di TVRI ini.
Belakangan, mertua dari vokalis grup band Dewa 19, Elfonda Mekel alias Once ini mulai aktif dalam pelayanan gereja. Ia sering melantunkan lagu-lagu rohani dan menyampaikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan dalam hidupnya. Henny bahkan ikut dalam pelayanan hingga daerah-daerah terpencil. Namun karena faktor usia, Henny tidak lagi aktif terlibat dalam kegiatan pelayanan yang jauh ke pelosok.
Meski disibukkan dengan pekerjaan di ladang Tuhan, Henny tetap membuka diri untuk menerima undangan menyanyi dari berbagai kalangan. Menurutnya, menyanyi di mana pun bisa menjadi sarana untuk berbagi kasih Yesus terhadap sesama. bety, red