
[SELEBRITI] Setelah hengkang dari Ada Band yang membesarkan namanya, Baim terbilang cukup sukses bersolo karir. Ia juga merambah dunia akting dengan membintangi film layar lebar dan kembali menjadi anak band bersama tiga musisi lainnya dalam The Dance Company.
Baim terlahir dengan nama Ibrahim Imran di Hong Kong 31 Mei 1975. Namanya pertama kali mencuat saat menjadi vokalis Ada Band. Tahun 1997, Ada Band merilis album perdananya yang berjudul Seharusnya. Dua tahun berselang band yang terbentuk tahun 1996 itu mengeluarkan album kedua yang diberi titel PerADAban 2000. Lalu di tahun 2001, band yang terdiri dari Baim, Iso, Khrisna, Dika, dan Eel itu kembali menelurkan karyanya yang kali ini bertajuk Tiara. Album itu merupakan album terakhir Baim bersama Ada Band, karena di tahun yang sama tepatnya Desember 2001, ia memutuskan hengkang dari band yang telah membesarkan namanya itu.
Pasca keluar dari Ada Band, putra Muhamad Ali Imron ini kemudian mulai membangun karirnya sebagai penyanyi solo dengan mengusung jalur pop alternatif. Tahun 2002, ia merilis album solo perdananya, Fresh. Di album pertamanya itu, Baim masih belum sepenuhnya berhasil membentuk imej baru selepas dari Ada Band. Setahun berselang, ciri khas Baim mulai terlihat saat menelurkan album repackage yang berjudul Refresh.
Nafasku adalah judul album ketiganya yang dirilis tahun 2004. Kali ini Baim menonjolkan karakter musiknya yang lebih kental nuansa pop balada. Bisa dibilang dari album-album sebelumnya, Nafasku merupakan album yang ‘sangat’ Baim. Karena, selain berhasil menampilkan kelebihan dan keunikan warna vokalnya, album tersebut juga digarap sendiri oleh Baim, bahkan ke-12 lagu yang terdapat didalamnya merupakan hasil karyanya.
Hanya tiga lagu yang pengerjaannya melibatkan musisi lain, yaitu Rama sebagai drummer di lagu Aku dan Mulutku, Oh Kawan, dan Balada Kekasihku. Selebihnya, Baim membuat aransemen musiknya sendiri. Tentu saja hal itu bukan perkara mudah, tapi nyatanya dengan modal keseriusan, ia bisa menggarapnya hingga tuntas.
Kau Milikku (Kuyakin Kau Kembali Untukku), sebuah lagu bertempo balada melodius menjadi lagu andalan di album ketiga Baim. Lagu lain yang menurutnya cocok dengan selera publik adalah Bagilah Pedihmu, Balada Kekasih, Pergilah, Jika Engkau Jadi Kekasihku, Bersamamu, Anugerahku, Rumah Cinta dan Tidurlah. Dalam berkarya, Baim tak mau terlalu idealis, namun bukan berarti karyanya tak berbobot, ia hanya ingin musiknya tak hanya dapat dinikmati dirinya sendiri tetapi juga para penggemar musik. Itulah mengapa albumnya ini terkesan cenderung “kompromi pasar”.
Album Nafasku bukan hanya disambut baik penikmat musik karya anak negeri tapi juga berhasil mengantarkan Baim sebagai penerima penghargaan AMI Award 2004 sebagai Penyanyi Solo Terbaik Kategori Pop Alternatif.
Kemudian di tahun 2006, pria yang juga akrab disapa Bebe ini kembali hadir dengan album keempatnya yang berjudul Terbaik Untukmu.
Tiga tahun berselang, Baim merilis album yang diberi titel Perfeksionis. Dalam album kelimanya ini, Baim menampilkan sosoknya yang memang lebih dikenal sebagai seorang pemain gitar. Bunyi-bunyian gitar yang lebih ekspresif dan variatif dengan sentuhan rock sangat terasa dalam album ini. Seperti pada lagu Seksi Untukku yang berirama upbeat groove ringan serta dibumbui melodi gitar ala Baim. Hentakan drumnya pun terkesan lebih segar.
Di album ini, Baim juga mulai berinovasi dalam karirnya sebagai penyanyi dengan mengajak serta istri tercinta, Artika Sari Devi berduet membawakan lagu romantis berjudul Lindungimu. Lagu tersebut bertutur tentang besarnya kekuatan cinta baik terhadap kekasih, sahabat, keluarga bahwa apapun yang terjadi, akan tetap saling menghibur dan melindungi. Ayah dari Sarah Ebiela ini membuat suatu komposisi yang sangat indah dalam lagu ini, belum lagi suara Artika yang terdengar begitu merdu semakin menguatkan chemistry di antara keduanya kala berduet.
Awalnya Baim mengaku sempat menemui kesulitan saat membujuk wanita yang dinikahinya pada 23 Agustus 2008 itu agar mau diajak berduet. Maklum saja, dunia tarik suara memang terbilang asing buat Tika, sapaan akrab Puteri Indonesia 2004 itu. Namun akhirnya Tika luluh juga setelah diyakinkan sang suami bahwa dengan segala potensi serta kemauan belajar, ia pun mampu menjadi penyanyi yang baik. Album yang proses penggarapannya memakan waktu hampir tiga tahun ini diharapkan dapat memotivasi para pendengarnya agar dapat berbuat lebih baik dalam hidupnya.
Baim, peraih gelar master di bidang manajemen Universitas Trisakti ini juga sempat merambah dunia akting dengan membintangi film layar lebar berjudul Bad Wolves di tahun 2005. Baim menerima tawaran berakting bukan semata-mata memanfaatkan popularitasnya, tapi ia ingin merasakan sebuah tantangan baru. Selain berakting, Baim juga didaulat membuat soundtrack film action tersebut.
Pasangan ini sempat dituding hendak mengekor kesuksesan pasangan duet terdahulu Anang dan Krisdayanti. Namun hal itu dibantah keduanya. Bagi Baim dan Tika, kalaupun dibilang mengekor, mereka lebih senang dikatakan mengikuti jejak Muchsin Alatas dan Titik Sandora.
Setelah bertahun-tahun disibukkan dengan karir di jalur solo, Baim kembali terjun sebagai anak band dengan tergabung dalam The Dance Company bersama tiga musisi lainnya yaitu Pongki Barata, Nugie dan Ariyo Wahab. Awalnya band ini terbentuk dari keisengan mereka saat bertemu dalam acara KTT Pemanasan Global tahun 2007. Kemudian di tahun 2009, band yang terdiri dari empat pria yang semuanya bisa bernyanyi ini akhirnya merilis album self-title dengan hits andalan Papa Rock n Roll dan Coba Kau Bayangkan. Mereka tak hanya bermain musik tapi juga menciptakan suatu hal baru yang terbilang unik yakni dengan mengganti nama ngetop para personilnya. Keempatnya memakai nama kecil mereka untuk eksis. Sebut saja Nugie yang dipanggil Embot, Baim dipanggil Bebe, Pongki dipanggil Wega dan Ariyo disapa Riyo. The Dance Company ingin musik mereka dapat diterima masyarakat dengan baik dan menjadi idola baru.
Selain dikenal sebagai musisi, peraih gelar master di bidang manajemen Universitas Trisakti ini juga sempat merambah dunia akting dengan membintangi film layar lebar berjudul Bad Wolves di tahun 2005. Baim menerima tawaran berakting bukan semata-mata memanfaatkan popularitasnya, tapi ia ingin merasakan sebuah tantangan baru. Selain berakting, Baim juga didaulat membuat soundtrack film action tersebut. Dalam film arahan sutradara Richard Buntario itu, Baim beradu akting dengan Indra Bekti dan Zack Lee.
Sayangnya, film perdana Baim sempat menuai protes dari Mabes Polri karena dinilai berbau SARA dan kekerasan. Selain beberapa adegan vulgar dan kekerasan, dalam film tersebut ada tanda salib yang dipakai pimpinan geng narkoba sehingga bisa menimbulkan kerawanan SARA, kemudian terdapat adegan mengisap shabu-shabu yang terkesan memberikan pelajaran bagaimana cara mengisap shabu-shabu.
Dua tahun kemudian, ia kembali menunjukkan kemampuannya di dunia seni peran dengan bermain film horor berjudul Legenda Sundel Bolong. Dalam film yang dibintanginya bersama Jian Batara ini, selain menjadi aktor, Baim juga bertindak selaku music director. eti | muli, red