Dari Petani Hingga Nelayan
Ahmad Syaifullah Malonda
Ahmad Syaifullah Malonda, SP terpilih sebagai anggota DPD dapil Sulteng untuk periode yang kedua (2014-2019) dengan perolehan 102.977 suara. Bagaimana dia mendulang suara begitu besar mungkin menjadi pertanyaan bagi sebagian besar orang.
Lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Malang ini berhasil membangun jejaring dan simpul basis massa sangat kuat ke bawah mulai dari petani hingga nelayan di Sulteng, tanpa hingar bingar iklan dan pencitraan. Pria kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, 20 Juni 1971 ini juga memiliki modal kekerabatan yang besar dengan nama Malonda yang dikenal di Lembah Palu. Tak heran bila ia mampu menandingi suara politisi lainnya kala bertarung memperebutkan kursi senator.
Sebagai anggota DPD, penggiat hapkido Sulteng ini rutin menggelar Rapat Dengar Pendapat, bertatap muka dengan konstituen. Salah satunya, Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan masyarakat Palu yang berlangsung secara interaktif di Aula Gedung Ampera Jalan Trans Palu-Napu (10/02/2018).
Salah satu peserta menanyakan bagaimana perkembangan rencana pembangunan infrastruktur jalan yang terintegrasi antar kota-kapupaten Sulawesi Tengah. “Saya akan berkoordinasi bersama stakeholder terkait di pusat dan di daerah bagaimana perencanaan ini bisa menjadi kenyataan yang tak hanya menjadi program di atas kertas,” jawab Malonda dalam kapasitasnya sebagai pemegang mandat rakyat yang akan kembali bertarung pada Pemilu 2019 memperebutkan kursi senator.
Ahmad Syaifullah Malonda juga rutin melakukan sosialisasi empat pilar dan berharap dengan adanya sosialisasi empat pilar dapat menjadi media penguat terhadap proses internalisasi nilai-nilai Pancasila bagi anak bangsa.
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang diikuti hampir 300-peserta dari masyarakat desa Sibalaya di Kantor Camat Tanantovea di Kabupaten Sigi, beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Syaifullah Malonda juga mengutip perkataan Bung Karno tentang pentingnya sebuah konsep dalam membangun cita-cita. “Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita menjadi kabur dan usang, bangsa itu berada dalam keadaan yang berbahaya,” ia mengutip.
Selanjutnya, ia juga mengharapkan dari peserta yang hadir dalam sosialisasi ini dapat menyampaikan ke khalayak masyarakat yang lain, yang belum mengetahui secara gamblang apa itu sosialisasi empat pilar. Jadi harapan dia, tidak terputus pengetahuan terkait hal tersebut pada sebagian masyarakat yang hadir saja.
Malonda juga menegaskan problem kebangsaan makin hari makin tidak tentu arahnya, sosialisasi ini adalah salah satu cara paling efektif untuk mengabarkan kepada seluruh masyarakat agar memahami Pancasila sebagai dasar Negara. “Mari kita segera bangkit dari posisi yang tidak tentu arah bangsa ini dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, yang nantinya kita terapkan ketika kita berdampingan hidup dengan masyarakat,” tutupnya. Bio TokohIndonesia.com | pan, red