Memperjuangkan Kepentingan NTB
Baiq Diyah Ratu Ganefi
Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi, SH sudah dua periode menjadi anggota DPD RI dapil NTB, 2009-2014 dan 2014-2019 (187.695 suara). Ketua DPD IWAPI NTB yang menaruh perhatian pada peningkatan perekonomian rakyat, penanggulangan penyalahgunaan narkoba, dan ikut mendorong percepatan tingkat ekonomi daerah ini, kembali mendaftar sebagai calon senator untuk periode ketiga pada Pemilu 2019.
Perempuan kelahiran Mataram, 20 Oktober 1963 ini dikenal sebagai pengusaha dan politisi. Ganefi, begitu dia akrab disapa, juga dikenal sebagai pribadi yang aktif berorganisasi diantaranya Ketua BPD Asephi NTB, Ketua PengProp PRSI, Ketua Bidang Pengembangan Usaha Dekopinwil NTB, Mantan Ketua Panwas Pilkada Kota Mataram tahun 2005, Mantan Ketua Kadin Bidang Pengembangan Usaha, Sekretaris Dekranasda NTB, Sekretaris Parfi NTB, Sekretaris DPD IWAPI NTB, Ketua BPC Hipmi Lombok Barat, Direktur Sekolah Kepribadian Baiq Ayu Mataram, dan Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan.
Selama ini, Ganefi mengaku, senang mendengarkan orang pintar bicara. Dari tekun mendengar dan mencermati apa yang dibicarakan orang lain itulah, dia bisa mengerti dan memahami suatu persoalan. Dengan kesenangannya itu pulalah dia bisa memahami tugas dan tanggung jawab saat pertama kali menjadi anggota DPD RI tahun 2009-2014. Sekarang, Ganefi sudah fasih bicara tentang politik, kebijakan maupun produk hukum, terutama yang berkaitan dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai anggota DPD RI yang tengah diembannya pada periode 2014-2019.
Ganefi mengaku tidak pernah membayangkan dirinya akan menggeluti dunia politik apalagi hingga duduk di Senayan. Ganefi merintis kehidupannya mulai dari nol sebagai pedagang asongan di kawasan wisata Senggigi Lombok puluhan tahun lalu saat pariwisata Lombok mulai dirintis. Anak ke-8 dari 12 bersaudara ini mengaku bahwa sekali pun ayahnya, Lalu Djapa, pernah menjadi Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat (1960-1965), ia dan saudara-saudaranya tidak ditinggalkan warisan materi apa pun. Ganefi dan saudara-saudaranya berjuang sendiri-sendiri untuk dapat menghidupi keluarga masing-masing tanpa bekal warisan dari orangtua.
“Saya pernah merasakan hidup dari yang sangat tidak punya dan ini memberikan makna yang luar biasa bagi hidup saya hari ini. Dan seluas dunia ini pun rasanya belum cukup bagi saya untuk berterima kasih kepada Allah atas apa yang sudah diberikannya pada saya hari ini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca sebagaimana dikutip dari cybertokoh.com. Berkat doa dan kerja keras, Ganefi bisa sukses dari pedagang asongan sampai akhirnya menjadi Ketua IWAPI NTB.
Sebagai anggota DPD, Ganefi berusaha keras memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada di NTB. Salah satu masalah yang menjadi fokusnya adalah masalah tenaga kerja asal NTB yang bekerja ke luar negeri mengingat NTB merupakan daerah terbesar ketiga pengirim tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Banyak masalah tenaga kerja yang ditemukannya ketika melakukan pengawasan ke daerah maupun ke luar negeri, seperti Malaysia, Korea, dan Hongkong. Kebanyakan para TKI itu tidak memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya, terutama soal bahasa.
Oleh sebab itu, Ganefi selalu intensif berkoordinasi dan membangun komunikasi dengan pemerintah provinsi, SKPD-SKPD daerah pemerintah kabupaten dan kota juga dengan warga masyarakat khususnya yang berangkat sebagai TKI. Dia selalu mengingatkan para tenaga kerja khususnya asal NTB agar tidak berbondong-bondong menjadi buruh migran tanpa keahlian yang memadai. Masalah keahlian inilah yang menurutnya bisa menjadi sumber pemicu masalah bagi para TKI.
Ia aktif memberi usulan kepada SKPD terkait dan pemerintah daerah agar memperketat proses-proses pendaftaran calon TKI mulai dari dokumen-dokumennya. Selain itu, para calon TKI itu harus memiliki kemampuan minimal bahasa negara tujuan, harus pula memiliki wawasan dan mengerti adat dan kebiasaan negara tujuan. Para TKI juga harus tahu nomor telepon KBRI di negara tujuan.
Selain soal tenaga kerja, Ganefi yang pernah bekerja di Komite III juga memberi perhatian yang sama pada sektor pendidikan, agama, kebudayaan, kesehatan, pariwisata, pemuda dan olahraga, kesejahteraan sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, tenaga kerja dan transmigrasi, ekonomi kreatif, administrasi kependudukan/pencatatan sipil, pengendalian kependudukan/keluarga berencana dan perpustakaan.
Pada bidang kesehatatan misalnya, Ganefi melihat ada masalah sosialisasi dan pendataan BPJS di Lombok Timur. Ternyata masyarakat di sana minim informasi dan masih perlu banyak sosialisasi. Oleh sebab itu, Ganefi dkk berusaha agar masyarakat yang memang miskin didata dengan benar. Jangan sampai masyarakat miskin malah dimasukkan ke dalam masyarakat yang mandiri.
Selain itu, sebagai salah seorang pimpinan pada Panitia Perancang Undang-undang DPD RI, Ganefi gencar memperjuangkan RUU yang menjadi kebutuhan masyarakat. Empat RUU yang lahir dari inisiatif DPD RI yakni, RUU Wawasan Nusantara, RUU Ekonomi Kreatif, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan RUU tentang Kebudayaan.
Pada 10 Mei 2018, Ganefi sebagai Ketua DPD IWAPI NTB bersama 9 anggota Dewan Pengurus Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia lainnya, memperoleh penghargaan “Asean Women Entrepreneurs Network” (AWEN) di Bangkok, Thailand. Pada acara ini, ada 9 negara mengirimkan perwakilannya untuk menerima penghargaan, yakni Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Myannmar, Kamboja, Vietnam, dan Laos.
Sebanyak 10 orang pengusaha wanita dari masing-masing negara diundang untuk menerima penghargaan langsung dari Ministers of Social Development and Human Security Thailand, Anataporn Kanjanarat. Indonesia sendiri, mengirimkan 10 wanita pengusaha, yakni Deiby Debora Pangemanan, Susmiati Kaliyan, Trisna Anggraini, Alawinsia Alinda Megawati, Susi Andrianis, Susi Ambarwati, Dyah Ratu Ganefi, Arimbi Soeharto Alamsjah, Ida Nangyu, dan Ala Alatas.
DPD IWAPI NTB yang dipimpin Ganefi, mendapat penghargaan karena telah mampu melakukan kerja sama dengan Australia melalui organisasi KIAT dalam hal penguatan wanita jasa konstruksi. Selain itu, memberikan kesempatan pelatihan teknologi informasi pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaan IWAPI, agar dapat menjual produknya melalui media sosial.
Setelah dua periode menjadi anggota DPD, Ganefi kembali mendaftarkan diri menjadi calon senator untuk periode ketiga di Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Barat, Rabu (25/4/2018). Dia menargetkan 300.000 suara pada pemilu legislatif (Pileg) 2019.
Dia datang bersama sejumlah perempuan yang merupakan tim pemenangannya dengan membawa 3.691 lembar fotokopi kartu tanda penduduk yang tersebar di lima kabupaten/kota, sebagai dukungan dan menjadi salah satu persyaratan. Jumlah dukungan yang mereka bawa itu tergolong luar biasa karena dua kali lipat dari persyaratan.
Ganefi mengatakan bahwa dia mencalonkan diri kembali sebagai senator karena ingin terus menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi rakyat NTB melalui jalur nonpartai politik. Menurut Ganefi, banyak hal yang perlu untuk diperjuangkan agar NTB bisa menjadi lebih maju dan rakyatnya sejahtera. Misalnya, memperjuangkan agar investor tambang di Kabupaten Sumbawa Barat, segera membangun pabrik pengolahan konsentrat hasil tambang (smelter). Hal itu sangat penting dilakukan agar keberadaan tambang memberikan manfaat besar bagi rakyat NTB.
Ketua BPP Asosiasi Eksportir Handycraft Indonesia (Asephi) Wilayah NTB ini juga menyoroti potensi pertanian jagung di Pulau Sumbawa, terutama Kabupaten Dompu. Produksi jagung di daerah itu sangat banyak dan ada yang diekspor. Namun yang perlu ditingkatkan adalah nilai tambah dari komoditas tersebut agar bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.
Potensi NTB lain yang harus dikawal adalah pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah. Ganefi mengaku terus mendorong pemerintah untuk segera merealisasikan berbagai infrastruktur yang dijanjikan. Bio TokohIndonesia.com | cid, red