Petarung Veteran Pilgub Sulsel
Abdul Aziz Qahar Mudzakkar
[SENATOR] Ir. H. Abdul Aziz Qahar Mudzakkar, M.Si bukan orang baru di DPD sebab ia sudah mewakili Sulawesi Selatan sebagai Senator untuk ketiga kalinya. Dia juga tercatat sudah tiga kali terjun dalam Pemilihan Gubernur di Sulsel. Tahun 2007 sebagai cagub, tahun 2013 sebagai cawagub, dan tahun 2018 sebagai cawagub.
Diakui atau tidak, sosok Abdul Aziz Qahar Mudzakkar tidak bisa dilepaskan dari nama besar ayahnya Kahar Mudzakkar, satu-satunya tentara pengawal yang berhasil menyelamatkan Presiden RI Pertama Soekarno usai pidato bersejarah di Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (kini Lapangan Banteng).
Dalam pemilihan anggota DPD pada 2014, pria kelahiran Palopo, 15 Desember 1964 ini mampu meraup suara lebih dari 1 juta. Hal ini memperlihatkan bahwa bapak delapan anak ini memiliki pendukung yang loyal.
Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar ini tetap tampil sederhana meski sudah menjadi pejabat negara. Tidak jarang ia tidur di lantai tatkala menyinggahi daerah-daerah di pelosok Sulsel baik sebagai anggota DPD maupun saat menghadiri undangan untuk membawakan tausiah agama. Kesederhanaan Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar ini juga terlihat dari cara berpakaian dan cara dia memotong rambut. Aziz mengaku kerap memotong rambut di tukang cukur Madura di pinggir jalan dengan peralatan cukur seadanya. Aziz berprinsip, jabatan dan fasilitas yang diberikan tidak mesti mengubah sifat kesederhanaan dalam menjalani hidup.
Sebelum dan sesudah menjadi anggota DPD, lulusan S2 di Universitas Hasanuddin Makassar ini tetap aktif di dunia organisasi sosial dan kemasyarakatan. Ia pernah menjadi Ketua Umum HMI Cabang Ujung Pandang (1987-1988), Ketua Umum HMI Badko Intim (1990-1992), Ketua Yayasan Al-Bayan (1990-1998), Koordinator Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar (1990-1998), Ketua Dewan Depatermen Litbang DPP Hidayatullah (1998-2000), Ketua Dewan Syuro Hidayatullah Pusat (2010-2012) dan Pendiri Institute For Islamic Civilization and Development (1998-2013).
Dia juga konsisten melakukan sosialisasi terhadap 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Sosialisasi dipandangnya perlu agar masyarakat paham tentang dasar-dasar negara.
Dalam pilgub Sulawesi Selatan 2018, Aziz merupakan cawagub Nurdin Halid (NH). Dia akan berhadapan dengan adiknya Bupati Luwu Andi Mudzakkar yang berpasangan dengan Ichsan Yasin Limpo, juga sebagai cawagub. Aziz dan Andi merupakan putra Kahar Muzakkar, dari ibu yang berbeda. Dalam pilgub Sulsel 2018, kakak beradik bersama pasangan masing-masing itu bertarung pula dengan dua pasangan lainnya. Yakni, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman dan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo.
Aziz tergolong veteran untuk urusan pilgub di Sulsel. Pada Pilgub Sulsel 2007, dia jadi kandidat gubernur berduet dengan Mubil Handaling. Tapi, kalah oleh pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang. Syahrul merupakan kakak Ichsan, pasangan sang adik, Andi Mudzakkar sekarang.
Pada Pilgub Sulsel 2013, Aziz pernah menjadi Calon Wakil Gubernur Sulsel berpasangan dengan Walikota Makassar H Ilham Arif Sirajuddin, yang populer dengan akronim IA. Saat itu, duet Syahrul-Agus pula yang kembali mengalahkan duet IA.
Menurut pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Jayadi Nas, Aziz memiliki beberapa keunggulan dalam Pilgub Sulsel 2018. Diantaranya, Aziz hingga saat ini mampu merawat ketokohannya. Sebagai tokoh agama, Aziz yang juga dikenal sebagai ustad itu mampu menjaga hubungan dengan semua umat beragama. Bio TokohIndonesia.com | cid, red