ORHIBA, Orde Hidup Baru

 
0
45
Majalah Berita Indonesia Edisi 101
Majalah Berita Indonesia Edisi 101 - ORHIBA, Orde Hidup Baru

VISI BERITA (Hikmah Covid-19, Edisi 101) – Covid-19 telah menggemparkan dunia. Serdadu seperseribu debu Covid-19 telah menyerbu hampir semua bangsa dan negara tanpa pilih bulu, baik negara berkembang maupun negara superpower, baik secara ekonomi, persenjataan, bahkan ilmu kedokteran. Akankah Covid-19 mengubah dunia ke arah yang lebih manusiawi atau malah sebaliknya? Bagaimana Indonesia mengambil hikmah dan hikmat dari serangan Covid-19 ini?

Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 101 | Basic HTML

Itulah pertanyaan pokok visi berita kali ini. Akankah Presiden, para pemimpin politik, para elit bangsa ini akan mengambil hikmah kembali ke nilai-nilai dasar yang diamanatkan para pendiri bangsa dalam Preambul dan Batang Tubuh UUD 1945 yang asli; yang mengutamakan musyawarah mufakat, kemanusiaan yang adil dan beradab serta berkeadilan sosial? Atau akan semakin dalam terjebak dalam kerakusan kapitalisme, yang mendewakan pasar uang (nilai tukar) sebagai mesin utama ekonomi dan sebaliknya semakin meninggalkan ekonomi kerakyatan?

Covid-19 yang memaksa para pemimpin negara melakukan lockdown dan PSBB telah menunjukkan betapa rapuhnya ekonomi kapitalis bermesin utama pasar uang tersebut. Gerak ekonomi lumpuh, yang mengakibatkan para pemimpin cemas sehingga terlihat galau mengambil keputusan yang tepat untuk menghadapi Covid-19. Jika lockdown atau PSBB diberlakukan secara ketat dalam jangka waktu relatif lama, satu atau dua bulan saja, rakyat, terutama penerima upah pas-pasan, akan kesulitan dan kelaparan.

Situasinya akan berbeda jika Indonesia, sejak awal pembangunannya tidak menyimpang dari nilai-nilai dasar negara (Pancasila) dan ekonomi kerakyatan (UUD 1945), di mana mesin ekonomi berada di tangan rakyatnya sendiri, dengan kekuatannya sendiri, dengan kebersamaannya sendiri, dengan komunitas desanya sendiri. Lockdown dan PSBB akan dapat dilakukan tanpa diliputi kekhawatiran yang menakutkan akan munculnya kelumpuhan ekonomi dan munculnya kelaparan rakyat. Sebab rakyat sendirilah kekuatan ekonominya, yang berkeadilan sosial.

Dalam kaitan ini, Syaykh Al-Zaytun Dr. AS Panji Gumilang berinovasi memperkenalkan dan melaksanakan sebuah tatanan kehidupan baru dalam ‘memenangkan peperangan’ menghadapi pandemi (perang dunia) wabah Covid-19, yang dinamakan sebagai Orde Hidup Baru, akronim Orhiba, dalam semua aspek kehidupan. Secara ekonomi, Syaykh menyebut Indonesia Raya memiliki sumber daya yang amat kaya; tanahnya subur, kekayaan alam dan sumber-sumber mineralnya berlimpah. Indonesia mempunyai kekuatan untuk berdiri di atas kaki sendiri di tengah peran-sertanya dalam persaingan global.

Syaykh Panji Gumilang menekankan bahwa mesin ekonomi itu harus digerakkan dari desa atau lingkungan di perkotaan. Setiap desa atau asosiasi beberapa desa harus dibangun menjadi Agropolitan Village atau Agropolitan City, yang mempunyai kekuatan ekonominya secara mandiri. Maka rakyat pedesaan maupun perkotaan, tidak akan berduyun-duyun menjadi pekerja penerima upah dari majikan pemegang kekuasaan ekonomi pasar uang.

Al-Zaytun sendiri membuktikan betapa ampuhnya ekonomi pedesaan (Agropolitan) tersebut. Jika pemerintah mau belajar, sebagai salah satu hikmah dari Covid-19 ini, bagaimana cara membangun sebuah lingkungan pedesaan menjadi Agropolitan City, datang dan belajarlah dari Al-Zaytun. Mereka bisa memproduksi sendiri berbagai kebutuhan pokok, punya pertanian dan peternakan, dan punya industri pengolahan sendiri, mulai dari beras, tahu-tempe, roti, bahkan garam dan pabrik gula sendiri.

Al-Zaytun juga mempunyai keanekaragaman makanan. Misalnya, pada bulan Ramadhan di masa Covid-19 ini, Al-Zaytun mengganti beras dengan gandum utuh hasil pertaniannya sendiri, yang nilai gizinya lebih baik. (red/BeritaIndonesia)

Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 101

Iklan

Advertisement

Salam Redaksi

Visi Berita

Berita Terdepan

Berita Utama

Lentera

Berita Kesehatan

Berita Pendidikan

Suara Publik

Iklan

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini