
VISI BERITA (Teroris Bukan Pahlawan, 19 Juli 2007) – Terorisme bukan jihad! Teroris bukan pahlawan! Dua kalimat ini perlu dikedepankan untuk meluruskan makna jihad dan pahlawan yang sering disalahartikan oleh teroris untuk menghalalkan perbuatan mereka. Penegasan makna ini juga relevan dalam upaya pemberantasan (atau setidaknya meminimalisasi) tindakan teroris.
Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 42 | Basic HTML
Prestasi Polri dalam menangkap beberapa orang yang diduga kuat terlibat jaringan teroris patut dihargai. Dari segi keamanan, aparat sudah sangat berhasil. Keberhasilan ini bahkan telah diakui dunia. Namun, penanganan teroris sebaiknya dilakukan secara terpadu: selain pendekatan keamanan oleh aparat, perlu juga pendekatan persuasif yang mencerdaskan dari ulama, budayawan, cendekiawan, dan pers.
Dengan demikian, penanganan teroris akan lebih bermakna, tidak hanya memberantas teroris tetapi juga mencerdaskan kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa.
Pada kesempatan ini, kita bisa meminjam judul dan makna buku karya A. Syafii Ma’arif yang diterbitkan Center for Moderate Muslim (2005): Meluruskan Makna Jihad, Cerdas Beragama, Ikhlas Beramal. Buku ini mencerdaskan kita bahwa jalan radikal sama dengan hara-kiri, perbuatan yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak berani hidup secara bermakna.
Syafii Ma’arif mendorong pembacanya untuk mengkaji ulang makna jihad dan mempraktikkannya secara proporsional sesuai tuntutan zaman. Dalam konteks modern, jihad bukan lagi angkat senjata yang menyebabkan korban tak berdosa, tetapi tindakan yang arif dan toleran dalam menghadapi tantangan kemanusiaan.
Hal serupa diungkapkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang mengingatkan agar istilah jihad tidak digunakan sembarangan. Menurut Gus Dur, jihad tidak bisa dikaitkan dengan terorisme. Islam tidak mengajarkan kekerasan. Sebaliknya, agama harus bisa memahami, mencerdaskan, dan mengembangkan manusia menuju kebaikan. Tindakan kekerasan atas nama jihad justru merusak Islam. Pemaknaan jihad yang identik dengan kekerasan berpotensi merusak citra Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Semangat jihad harus dimaknai secara cerdas untuk memperluas cakrawala berpikir dan bertindak dalam upaya menyelesaikan problematika umat di era modern, baik dalam pergaulan sebangsa maupun antarbangsa.
Bukankah dunia modern yang kompleks dan kompetitif menuntut kita bangkit dari ketertinggalan secara cerdas? Kekerasan bukan cara yang cerdas dan bermartabat untuk menyelesaikan problematika hidup. Jihad sebagai pengamalan agama harus dimaknai sebagai perjuangan melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan dengan sikap cerdas, ikhlas, toleran, dan damai. Hanya mereka yang menempuh jalan ini yang layak disebut pahlawan.
Dalam pergaulan global, setiap orang perlu memiliki kemampuan bergaul dan sabar menghadapi siapa pun. Maka, pengasuhan sikap dan budaya toleransi serta perdamaian harus terus-menerus dilakukan, seperti yang dianut Al-Zaytun dalam proses belajar-mengajarnya. Dengan sikap dan budaya ini, kita akan mampu bergaul dan menghadapi orang lain dengan martabat, harga diri, dan kejayaan sebagai umat beragama dan bangsa. (red/BeritaIndonesia)
Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 42
Dari Redaksi
- Dari Redaksi – Hal. 4
Surat Komentar
- Surat Komentar – Hal. 5
Highlight / Karikatur Berita
- Highlight / Karikatur Berita – Hal. 7
Berita Terdepan
- Mosi Tidak Percaya dari Eropa – Hal. 12
Visi Berita
- Teroris Bukan Pahlawan – Hal. 13
Berita Utama
- Islam adalah Rahmat Bagi Semesta Alam – Hal. 14
- Bagai Pisau Bermata Dua – Hal. 18
- Salah Kaprah Mencari Surga – Hal. 20
- Jaringan Teroris Mulai Lemah dan Resah – Hal. 23
- Wawancara Ketua MUI K.H. Ma’ruf Amin: Indonesia Daerah Damai – Hal. 26
Lintas Tajuk
- Tatkala Presiden Berkantor Dekat Lumpur – Hal. 29
Berita Khas
- Menghapus Citra “Negara Pembantu” – Hal. 30
Berita Nasional
- Narkoba Menyebar ke Penjuru Negeri – Hal. 32
Lentera
- The Third World Dairy & Summit China 2007: Al-Zaytun Belajar Hingga ke Negeri China – Hal. 34
- Mencontoh Program RRC – Hal. 39
- Mengunjungi Makam Bapak Pendiri China Modern – Hal. 40
- Al-Zaytun Diresmikan Presiden RI – Hal. 43
Berita Tokoh
- Lin Che Wei – Hal. 47
- K.H. Ma’ruf Amin – Hal. 47
Berita Hankam
- Tarian Membuat Malu – Hal. 48
- PORAD V tahun 2007, Mabesad Juara Umum – Hal. 49
Berita Hukum
- Pindahnya Para Pebisnis Haram – Hal. 50
- Jemput Bola Mencari Pendekar Baru – Hal. 51
Berita Politik
- “Kemesraan” PG dan PDI-P – Hal. 52
Berita Daerah
- Tarakan Siap Sambut PON 2008 – Hal. 53
- Masyarakat Minta Hentikan Penebangan – Hal. 54
- DPP PPP Restui Nu’man – Hal. 55
Berita Ekonomi
- Mengelola Potensi Jasa Kelautan – Hal. 56
Berita Mancanegara
- Popularitas Abe Melorot – Hal. 57
- Thaksin Makin Terjepit – Hal. 58
- Gordon Brown PM Inggris yang Baru – Hal. 59
- “Kimia Ali” Dieksekusi – Hal. 59
- Ribuan Tentara AS Pulang Cacat – Hal. 59
Berita Iptek
- Meja Canggih di Ruang Keluarga – Hal. 60
Berita Perempuan
Berita Kesehatan
- Serangan Dini Penyebab Lumpuh – Hal. 64
Berita Lingkungan
- Dari Sampah ke Metana – Hal. 65
Berita Olahraga
- Hiburan dari Amerika Selatan – Hal. 66
- Barcelona Punya Jagoan Baru – Hal. 66