Mengapa Pilih Jokowi-Basuki?

[BERITA TOKOH] – – Fenomenal! Itulah satu kata yang representatif menggambarkan kehebatan dan kedahsyatan perpaduan duet Joko Widodo (Jakowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Basuki, Ahok) sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pemilukada Gubernur DKI Jakarta 2012. Mereka ikon perubahan dahsyat Jakarta. Sebab, keduanya telah terbukti sebagai pemimpin muda visioner dan ‘merdeka’ (berani, bersih, jujur, ikhlas, transparan dan profesional, memiliki integritas kepemimpin berstandar tinggi serta mampu bekerja di lapangan dengan speed tinggi.
Ketangguhan kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) telah terbukti selama tujuh tahun menjabat Walikota Solo (sejak 2005) dengan kebijakan-kebijakan visioner dan berorientasi kepada kepentingan publik. Ia telah mengubah wajah kota Surakarta (Solo) menjadi lebih sejahtera, tertata hijau dan modern namun tetap dengan spirit dan jati diri Jawa yang setia memegang budaya dan tradisi sehingga meneguhkan Solo The Spirit of Java.1 Maka tak heran bila walikota yang berlatar eksportir meubel kelahiran Solo, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini amat dicintai rakyatnya, dan terbukti dia meraih 91% suara pada Pemilukada periode keduanya, mengalahkan telak lima pesaingnya yang hanya membagi 9% sisa suara. Dia pun telah dianugerahi 20-an penghargaan dan kemudian dinominasikan sebagai Walikota Terbaik Dunia 2012 ( 2012 World Mayor Prize).2
Demikian pula Basuki Tjahaja Purnama (Basuki, yang juga akrab dipanggil Ahok), tak kalah fenomenal selama menjabat Anggota DPRD dan Bupati Belitung Timur maupun sebagai anggota DPRRI. Bayangkan, rakyat Kabupaten Belitung Timur yang mayoritas muslim (Masyumi), memilih pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966, berdarah Tionghoa dan beragama Kristen tersebut menjadi Bupati (2005-2010). Hal itu hanya mungkin dilakoni seorang pemimpin (politisi) yang hebat dan berjiwa negarawan. Sebagai bupati, dia pun telah melakukan sejumlah gebrakan yang pro rakyat serta memperbaiki sejumlah sarana dan prasarana publik. Tokoh Anti Korupsi dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan (2007) ini pun tak segan-segan memberikan nomor ponselnya kepada masyarakat agar bisa senantiasa berkomunikasi dengannya. Bersahaja dan berani melawan arus menjadi ciri khas politisi idealis yang menerapkan manajeman bersih, transparan dan profesional (disingkat BTP sesuai dengan akronim namanya).3 Penulis: Ch. Robin Simanullang, Bantu Hotsan | Berita TokohIndonesia.com |
Selengkapnya baca di Majalah Tokoh Indonesia Edisi Khusus 06 halaman 4-12: Mengapa Pilih Jokowi-Basuki? | http://www.tokohindonesia.com/pustaka/mtik-06-jokowi-basuki/index.html#/4/