Doktor HC Epistemologi Kajian Islam

Suryadharma Ali
 
0
148
Suryadharma Ali
Suryadharma Ali | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Menteri Agama Suryadharma Ali mendapat gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang Epistemologi Kajian Islam dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, dalam sidang senat terbuka yang dipimpin rektornya, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Sabtu (23/2/2013).

Pemberian gelar penghormatan akademik tersebut, menurut Rektor UIN Malik Malang Prof Dr Imam Suprayogo didasari atas dedikasi SDA terhadap pengembangan keilmuan dalam pendidikan Agama Islam di Tanah Air. Menurut Imam, SDA telah membuka cakrawala pendidikan di Indonesia. Hal itu terlihat dari berbagai pernyataannya melalui media massa bahwa pondok pesantren pun bisa bersinergi dengan ilmu yang berkaitan nuklir guna mendukung pengembangan teknik pertanian, sehingga ke depan para santri bisa hidup mandiri.

Rektor UIN Malik mengatakan SDA bukanlah ilmuwan politik, tetapi ia mampu memimpin partai politik seperti PPP sekarang ini, dan untuk urusan pendidikan, dia telah membuka cakrawala baru bagi para ulama untuk memajukan para santri. Ke depan, gagasan SDA dapat dijadikan kekuatan untuk memajukan pendidikan di Tanah Air. Ia telah meletakkan konsep dan inspirasi bagi para pendidik. Gagasan dari SDA sebetulnya jika ditangkap dengan baik oleh para ulama, maka ke depan akan membawa perubahan bagi peradaban Islam.

Sejak Suryadharma Ali menjabat sebagai Menteri Agama, pihak UIN Maliki Malang terus menerus memantau sepak terjang dan berbagai pernyataannya melalui media massa. Khususnya yang berkaitan dengan bidang pendidikan. SDA tidak mendikotomikan pendidikan ilmu agama dan ilmu umum. SDA justru mendorong terjadinya integrasi dua bidang ilmu tersebut. Karena itu para santri di pondok pesantren, misalnya, didorong untuk belajar ilmu fisika dan kedokteran.

SDA menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Epistemologi Kajian Islam Indonesia: Memperluas Kajian Islam, Menjawab Tantangan Perubahan. Promovendus Suryadharma Ali mengatakan, pendidikan harus diawali dengan kajian Al-Quran. Tidak sekadar membaca, tapi kajian Al Quran itu dimaksudkan untuk digali makna filosofis epistemologi keilmuan. Mulai dari ontologi, epistemologi, sampai aksiologi hingga dapat dijadikan dasar dan alat untuk melakukan observasi dan eksperimen.

SDA menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Epistemologi Kajian Islam Indonesia: Memperluas Kajian Islam, Menjawab Tantangan Perubahan. Promovendus Suryadharma Ali mengatakan, pendidikan harus diawali dengan kajian Al-Quran. Tidak sekadar membaca, tapi kajian Al-Quran itu dimaksudkan untuk digali makna filosofis epistimologi keilmuan. Mulai dari ontologi, epistemologi, sampai aksiologi hingga dapat dijadikan dasar dan alat untuk melakukan observasi dan eksperimen.

“Jadi bukan mencari ilmu untuk membenarkan isi Al-Quran, tetapi mengkaji filosofi Al-Quran untuk dasar dan alat melakukan observasi dan kajian. Dengan demikian tidak ada dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama. Paradigma keilmuan itu tentu berbeda dengan paradigma Barat yang umumnya berangkat dari pengamatan, observasi, kemudian mengambil beberapa kesimpulan, baik secara induktif maupun deduktif,” kata SDA.

Bertindak selaku promotor Prof. Dr. M. Amin Abdullah dari UIN Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Azhar Arsyad dari UIN Alauddin Makassar, dan Prof. Dr. H. Muhaimin dari UIN Maliki Malang. Sidang senat terbuka tersebut dihadiri seribuan undangan antara lain Syaykh Al-Zaytun Dr. Abdussalam Panji Gumilang, KH. Iskandar SQ dari Pesantren As-Syidiqiyah, Wakil Menteri Agama Prof. Dr Nasarudin Umar, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf, Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Maemun Zubair, Sekjen DPP PPP Muhammad Romahurmuziy, Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar, Sekretaris Fraksi PPP M Arwani Thomafi, Wakil Ketua Fraksi PPP Ahmad Yani, para pejabat Kementerian Agama dan sejumlah tokoh lainnya.

SDA lahir di Jakarta pada 19 September 1956. Jejak rekam akademiknya untuk jenjang Strata 1 diperoleh di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1983) dan Strata 2 di Universitas Indonesia (2003). Jenjang SLTP di Pondok Pesantren Darul Qalam, CIsarua, Bogor, Jawa Barat (1974). Jenjang SLTA di Pendidikan Guru Agama (PGA) Pondok Pesantren al-Falah, Pagentongan, Bogor, Jawa Barat (1979).

Dia mengawali karirnya di PT. Hero (1985-1999). Dia terjun ke dunia politik sejak 1999 sebagai anggota majelis pakar PPP. Pada 2001 hingga 2004 menduduki posisi sebagai Ketua Komisi V DPR RI, merangkap Bendahara Fraksi PPP MPR RI.

Kemudian, tahun 2007 dia terpilih menjabat Ketua Umum PPP menggantikan Hamzah Haz. Dia menjabat Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009) sebelum menjabat Menteri Agama di Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014). Majalah Berita Indonesia (BERINDO) Edisi 87 – Maret 2013 | Penulis: Abdul Halim – Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com

Advertisement
Data Singkat
Suryadharma Ali, Menteri Agama RI (2009-sekarang) / Doktor HC Epistemologi Kajian Islam | Ensiklopedi | Politisi, PPP, Menteri, Menteri agama

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini