Maestro Lagu Anak-Anak
AT Mahmud06 | Sony Wonder Berjudul “Libur Telah Tiba”

Pada 4 Mei 2000 lagu-lagu yang terpilih dengan label Sony Wonder berjudul “Libur Telah Tiba” dengan subjudul “Karya Abadi A. T. Mahmud” diedarkan. Atas keberhasilan album ini, selalu ia katakan pada diri sendiri, keberhasilan album itu bukanlah semata karena lagu A. T. Mahmud.
Setidaknya ada tiga unsur yang terlibat, saling mendukung, yaitu, lagu, Tasya sebagai penyanyi anak, dan tatanan musik Dian, dalam kesatuan utuh. Tak kalah penting adalah “keberanian” Sony Music memunculkan kembali lagu-lagu lama yang sudah puluhan tahun umurnya dalam satu kaset.
Setahun kemudian tanggal 5 Juni 2001 Sony Wonder mengedarkan album kedua dengan semua lagu ciptaannya berjudul “Gembira Berkumpul”. Kembali sambutan masyarakat akan album ini tidak mengecewakan. Kemudian 18 Oktober 2001, menjelang bulan Ramadan 1422 H, Sony Wonder meluncurkan album “Ketupat Lebaran” yang memuat 11 (sebelas) lagu Islami. Tiga di antara lagu itu, liriknya ditulis oleh Ni Luh Dewi Chandrawati, yakni “Ketupat Lebaran”, “Sahur Telah Tiba”, dan “Tanganku Ada Dua”. Dua lagu diambil dari lagu lama yang tidak dikenal nama penciptanya.
Atas prestasinya di bidang musik, AT Mahmud telah banyak menerima penghargaan. Empat penghargaan terakhir adalah bulan Oktober 1999, menerima Hadiah Seni dari Pemerintah, yang diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Juwono Sudarsono. Inilah hadiah seni pertama yang diterimanya dari Pemerintah dalam suatu upacara resmi.
Februari tahun 2001, pada saat peluncuran film Visi Anak Bangsa karya Garin Nugroho, bertempat di gedung Teater Indonesia TMII, menerima penghargaan dalam bentuk lontar yang diserahkan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Di atas lontar tertulis: Untuk yang mencipta melintasi keberagaman budaya memberi keindahan dan kemuliaan keberagaman hidup
Mei 2001 bertempat di Golden Room Hotel Hilton, diprakarsai dan melalui Yayasan Genta Sriwijaya, ia menerima penghargaan berupa trofi dari masyarakat Sumatra bagian Selatan, bersama-sama dengan tiga orang tokoh yang lain.
Pada Agustus 2003, ia pun menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI (Keppres No.052 /TK/Tahun 2003 Tanggal 12 Agustus 2003).
Satu bulan kemudian, Anugerah Musik Indonesia (AMI) memberikan penghargaan berupa Lifetime Achievement Award kepadanya atas sumbangsihnya terhadap dunia musik.
Namun, di samping penghargaan formal itu, ada bentuk penghargaan lain yang informal, tetapi sangat menyentuh hati, menimbulkan rasa haru yang mendalam, yaitu penghargaan dari guru, berbentuk lagu. Lagu pertama, pada tahun 1982, ketika terlibat pada proyek peningkatan mutu guru SPG tingkat Nasional yang diselenggarakan di Puncak. Bertepatan pada hari ulang tahunnya, tanggal 3 Februari 1982, Siti Romlah, salah seorang peserta dari Yogyakarta, menghadiahkan sebuah lagu ciptaannya sendiri, berjudul “Di Hari Ulang Tahunmu, Papa”.
Lagu kedua ketika menjadi salah seorang penatar pada Pendidikan dan Pelatihan Instruktur Tingkat Dasar Guru Taman Kanak-Kanak Atraktif, Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan Jakarta yang diselenggarakan di Parung, Bogor, bertempat di gedung PPPG Bahasa tahun 1999, dengan peserta para guru pembina Taman Kanak-Kanak se-Indonesia. Pada saat minta diri, para peserta memintanya untuk mendengarkan sebuah lagu yang telah diciptakan sebagai kenang-kenangan. Lagu dibuat oleh Renni Kusnaeni dari TK Pembina Subang, Jawa Barat, dan syair oleh Munifah dari TK Pembina Lamongan, Jawa Timur. Naskah lagu ini bertanggal 23 Juli 1999. Seluruh peserta yang sudah dilatih malam sebelumnya bernyanyi bersama.
Setiap kali mendengar lagu ciptaannya dinyanyikan, yang pertama-tama terbayang adalah peristiwa atau cerita bagaimana lagu itu tercipta dalam ruang, waktu, dan pelaku yang melatari. Atas dasar itu pulalah dikatakan bahwa lagu ciptaannya bersumber pada tiga hal, yang berdiri sendiri atau saling mempengaruhi. Pertama: bersumber pada perilaku anak itu sendiri. Kedua: pada pengalaman masa kecilnya. Ketiga: pesan pendidikan yang ingin ia sampaikan pada anak-anak. Atur – Yayat Sudrajat – Yusak(Sebagian diterbitkan di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 05)