Mengabdi, Menginspirasi, Menggugat

Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D.
 
0
41
Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D.
Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D. (Psikologi UGM)

Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D. adalah akademisi dan intelektual yang tak hanya berkontribusi dalam dunia pendidikan, tetapi juga berani bersuara untuk keadilan sosial. Sebagai Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), ia dikenal luas atas kepakarannya dalam psikologi sosial, kebijakan sosial, dan penelitian kualitatif, serta kiprahnya dalam pemberdayaan masyarakat. Namanya semakin mencuat ke publik ketika pada 31 Januari 2024, ia membacakan Petisi Bulaksumur di Balairung UGM – sebuah kritik tajam terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menuntut kembalinya prinsip demokrasi yang sejati. Sikapnya yang berani menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang ilmuwan yang berkutat dalam teori, tetapi juga seorang intelektual yang berkomitmen terhadap perubahan sosial dan keadilan.

Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog, lahir di Yogyakarta pada 27 Februari 1955. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang cerdas dan memiliki ketertarikan besar terhadap ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang sosial dan perilaku manusia.

Bersekolah di kota kelahirannya, ia menempuh pendidikan dasar dan menengah dengan penuh dedikasi sebelum melanjutkan ke Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar Doktorandus (Drs.) pada tahun 1981. Kehausannya akan ilmu membawanya ke Australia untuk melanjutkan studi di La Trobe University, Melbourne, dengan fokus pada Behaviour Science (Ilmu Perilaku). Ia berhasil meraih gelar Master of Behaviour Science (MBSc.) pada tahun 1995 dan kemudian melanjutkan pendidikan doktoral di universitas yang sama, memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang Social Work and Social Policy (Pekerjaan Sosial dan Kebijakan Sosial) pada tahun 1998.

Disertasinya yang berjudul “Unraveling Prostitution from Rural Communities of Indonesia” menjadi salah satu kontribusi ilmiahnya dalam memahami fenomena sosial prostitusi di pedesaan Indonesia. Kajian ini mengungkap akar masalah sosial dalam kehidupan masyarakat marginal dan bagaimana kebijakan sosial dapat berperan dalam menanganinya.

Sepulang dari Australia, ia mengabdikan diri sebagai akademisi di Fakultas Psikologi UGM. Ia dikenal sebagai pengajar yang berdedikasi tinggi dan memiliki pengaruh besar dalam bidang psikologi sosial. Selain menjadi dosen tetap, ia juga menjabat sebagai Kepala Departemen Psikologi Sosial di fakultas tersebut.

Sebagai seorang akademisi, ia aktif mengampu berbagai mata kuliah di jenjang sarjana, magister, dan doktor, termasuk:

  • Metode Penelitian Kualitatif
  • Psikologi Perdamaian
  • Psikologi Hukum Forensik
  • Psikologi Seni
  • Psikologi Pemberdayaan Masyarakat dan Psikoedukasi
  • Psikologi Kebencanaan dan Krisis

Selain di UGM, ia juga menjadi pengajar di berbagai universitas lain, seperti Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN), dan Universitas Soedirman (Unsoed).

Di luar aktivitas akademik, Prof. Koentjoro juga aktif sebagai peneliti, konsultan, dan pembicara di berbagai forum nasional dan internasional. Ia sering menjadi narasumber dalam kajian sosial, psikologi, dan kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan anak jalanan, prostitusi, kebencanaan, dan hukum forensik.

Sebagai seorang ilmuwan, Prof. Koentjoro telah menghasilkan berbagai penelitian dan publikasi ilmiah dalam skala nasional maupun internasional, di antaranya:

  • “Is Sex a Taboo in Javanese Culture?” – dipresentasikan dalam Konferensi Internasional Psikologi Budaya tahun 2011
  • “Some Facts in the Life of Prostitutes in Prostitute-Producing Communities.” – dalam Konferensi Internasional di Ohio, 2011
  • “Prostitution in Indonesia” – diterbitkan dalam buku Global Perspectives on Prostitution and Sex Trafficking oleh Lexington Books tahun 2011

Selain berkiprah di dunia akademik, Prof. Koentjoro juga memiliki kepedulian yang besar terhadap berbagai persoalan sosial. Ia pernah menjadi Konsultan Penanganan Anak Jalanan di Girlan Nusantara dari tahun 1998 hingga 2013 dan terlibat dalam berbagai proyek sosial lainnya. Ia juga pernah menjabat sebagai konsultan pencegahan narkoba di BNN, mengembangkan program sosial di PSKW Yogyakarta, serta memimpin tim pemulihan pascagempa Yogyakarta tahun 2006.

Advertisement

Ia juga dipercaya menjadi Ketua Pusat Pengembangan dan Kesejahteraan Masyarakat “Prof. Koentjoro” (CCDCW), sebuah lembaga yang berfokus pada kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Di samping itu, ia aktif dalam berbagai organisasi, seperti:

  • Dewan Pakar Ikatan Psikologi Sosial (HIMPSI)
  • Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor)
  • Dewan Penasehat Komisi Antipornoaksi dan Pornografi (KAPP)

Dalam dunia akademik, Prof. Koentjoro mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar UGM dan kemudian Ketua Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) periode 2019-2020. Jabatan ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan pengakuan terhadap kontribusinya dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

Namanya semakin dikenal luas oleh publik setelah pada 31 Januari 2024, ia membacakan “Petisi Bulaksumur” di Balairung UGM. Petisi tersebut merupakan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya kembali pada prinsip-prinsip demokrasi yang sejati. Prof. Koentjoro juga berperan dalam aksi lanjutan bertajuk “Kampus Menggugat”.

Setelah aksi tersebut, Prof. Koentjoro mengaku menerima pesan bernada cyber bullying, serta mengungkapkan bahwa ia telah mengalami berbagai bentuk intimidasi sejak pertama kali terlibat dalam “Petisi Bulaksumur”.

Meski demikian, dia tidak gentar. Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D., tetap konsisten menunjukkan bahwa dia bukan seorang akademisi yang memilih diam dan berkutat di ruang kuliah, tetapi seorang intelektual yang berani berbicara untuk kepentingan rakyat dan demokrasi. (atur/TokohIndonesia.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini