Perempuan Berwawasan Teknologi
Betti Alisjahbana04 | Berbagi dengan Sesama

Betti juga selalu menekankan pentingnya menjalankan bisnis dengan standar etika yang tinggi dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Ia melihat bahwa masalah korupsi lebih besar tantangannya dibandingkan dengan masalah birokrasi di Indonesia. Sebagai pemimpin ia berusaha mengajak semua pihak untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar.
Dalam kapasitas pribadi, Betti berusaha membawa perubahan dan perbaikan dengan menyumbangkan apa yang dimilikinya, sekecil apapun kontribusinya itu. Secara finansial, Betti memberikan beasiswa kepada orang-orang kecil seperti anak supir dan anak pembantu serta orang-orang yang membutuhkan di lingkungan terdekatnya. Ia merasa bahwa apa yang diberikannya itu belumlah seberapa dibandingkan dengan perubahan dan perbaikan yang akan terjadi nantinya. Ia juga aktif memberikan beasiswa melalui organisasi-organisasi yang ia percaya dapat menyalurkan dana tersebut dengan baik dan bertanggung jawab.
Di sela-sela kesibukannya, Betti menyumbangkan pengalaman dan ilmu yang ia miliki dengan memenuhi undangan untuk berbicara di berbagai seminar yang mengangkat tema seperti teknologi, kepemimpinan, dan good corporate governance. Ia juga terlibat di bidang-bidang yang positif, salah satunya menjadi Ketua Tim Dewan Juri Bung Hatta Anti Corruption Award yang setahun sekali memberikan penghargaan kepada mereka yang dikenal sebagai pribadi yang bersih dari praktik korupsi termasuk mereka yang berperan aktif memberikan inspirasi dan mempengaruhi masyarakat dan lingkungannya memberantas korupsi.
Mewakili kaum perempuan, Betti menjadi pemimpin dalam suatu wadah yang dinamakan Women Council untuk kawasan ASEAN dan Asia Selatan. Tujuan Women Council adalah membantu para perempuan agar bisa berhasil dalam karirnya dan mampu membagi waktunya dengan bijaksana sebagai ibu, isteri, menantu, dan wanita karir. Ia juga kerap diminta untuk berbicara membagikan pengalaman tentang bagaimana mengatasi masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh perempuan.
Betti berpendapat bahwa kesempatan perempuan untuk berkarya dan berkarir sangat banyak. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat dunia teknologi semakin terbuka bagi pria dan perempuan. Tantangannya adalah bagaimana membuat teknologi menarik bagi para perempuan. Kenyataan yang ada sekarang adalah sedikitnya lulusan perempuan jurusan IT karena kebanyakan perempuan masuk ke bidang-bidang yang lebih feminim yang biasanya diasosiasikan sudah menjadi bidang perempuan. Paradigma ini sedang berusaha diubah sehingga kaum perempuan juga dapat terlibat penuh di dunia teknologi.
Betti mengakui bahwa ia harus pandai-pandai mengatur waktunya. Ia harus dapat memutuskan pekerjaan apa saja yang perlu didelegasikan dan pekerjaan apa saja yang harus dikerjakannya sendiri entah itu di kantor atau di rumah. Khusus untuk pekerjaan yang nilai emosionalnya tinggi, Betti memilih mengerjakannya sendiri.
Pekerjaan di rumah seperti memasak dan membersihkan rumah biasanya dilakukan oleh pembantu. Meskipun begitu, Betti tetap sekali-sekali meluangkan waktu untuk memasak bagi keluarga terutama masakan-masakan tertentu yang memang ingin ia masak sendiri. Kebiasaannya ini membuat ia mendapat julukan si ‘jago masak’ dari anak-anaknya karena masakan yang ia masak itu-itu saja sehingga ia makin ‘ahli’ memasak makanan itu. Khusus masakan tertentu itu, masakan Betti menjadi primadona di rumah, meskipun sebenarnya pembantu bisa memasak makanan itu.
Seringkali, kedua anaknya yang beranjak remaja, Aslan dan Nadia, memprotes kesibukan Betti. Mereka meminta perhatiannya sehingga untuk ‘mencuri’ waktu ibunya, Nadia pernah mengubah kalender kerja Betti dan memasukkan jadwal ‘menjemput Nadia sekolah’ ke dalam timetable di laptopnya.
Akibat perbuatan ‘mencari perhatian’ Nadia, sekretaris Betti menjadi sibuk menjadwal ulang kegiatan Betti sementara Betti sendiri pun dibuat bingung. Karena itu, Betti berusaha menanamkan pengertian kepada Nadia untuk memahami kesibukan ibunya dan tidak boleh mengubah jadwal dengan mendadak. Bila memungkinkan, Betti selalu berupaya menjemput Nadia dan hadir ketika ia tampil di sekolahnya.
Sedangkan Aslan yang sudah lebih dewasa sangat suka berdiskusi dengan Betti. Mereka suka berdiskusi tentang upaya mencapai sukses. Betti menanamkan ke dalam diri anak-anaknya bahwa segala sesuatu harus dijalani dengan penuh kesungguhan, kejujuran, integritas, dan motivasi yang tinggi. Ia percaya bahwa keteguhan memegang prinsip dan dukungan dari keluarga adalah faktor penentu yang menghantarkan seseorang meraih kesuksesan dan berguna bagi orang lain, bangsa dan negara. Mangatur Lorielcide Paniroy – Marjuka (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 05)