Sang Pelaut Mendarat Jadi Panglima
Agus Suhartono
[ENSIKLOPEDI] Jalan Allah dan garis sejarah menghantarnya mencapai puncak karir sebagai seorang perwira TNI. Laksamana TNI Agus Suhartono diangkat dan dilantik jadi Panglima TNI , sejak 28 September 2010. Sebuah pencapaian puncak karir bagi seorang perwira TNI. Dia Sang Pelaut, yang mencapai puncak karir ‘mendarat’ jadi Panglima TNI. Seorang putera bangsa terbaik yang meyakini jalan hidupnya ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dia prajurit patriot pilihan yang menapaki karir dengan penuh tanggung jawab dan selalu bekerja keras melampaui beban tugasnya. Maka pantasÂlah Allah menuntunnya dalam menapaki jalan hidup, hingga menjabat Panglima TNI, suatu jabatan yang hanya mungkin dipercayakan kepada perwira terbaik. Sepanjang sejarah Republik Indonesia, LaksamaÂna TNI Agus Suhartono adalah Panglima TNI ke-15[1], mulai dari Jenderal Besar SoedirÂman sebagai Panglima TKR/APRI (12 November 1945 – 29 Januari 1950). Artinya, baru 15 perwira TNI yang berkesemÂpatan menjadi Panglima TNI.
Perihal pengangkatannya jadi Panglima Tentara NasioÂnal Indonesia, Selasa 28 September 2010 berdasarkan Keppres No.51 TNI 2010, sebagaimana dikemukakan pada bagian awal, Agus yang mengaku hampir tidak pernah bercita-cita jadi panglima tersebut, barulah menyadari bahwa dia berpeluang jadi Panglima TNI mana kala diangkat menjadi KSAL. Karena sesuai rotasinya, giliran Angkatan Laut kembali jadi Panglima TNI. Bagi Agus, semua itu, Tuhan yang mengÂatur.
Maka, setelah mengetahui ada peluang menjadi Panglima TNI, selaku Kepala Staf AngÂkatan Laut, dia pun menyiapÂkan segala sesuatunya, kareÂna panglima harus melalui fit and proper test (uji kepatutan dan kelayakan) di DPR. Dia menyiapkan diri untuk mengÂikuti fit and proper test, apalaÂgi Presiden Susilo BamÂbang Yudhoono hanya mengÂusulÂkan satu nama, yakni LaksaÂmana Agus Suhartono sendiri.
Sebelum presiden mengÂusulÂkan namanya ke DPR, dia dipanggil bertemu Presiden. Presiden memberikan arahan: “Kamu saya usulkan sebagai panglima, siapkan diri untuk fit and proper test”. Pesan itu bermakna agar jangan sampai fit and proper test gagal. Maka, dia pun memperbanyak upaya persiapan menghadapi fit and proper test tersebut. Sebab sebelumnya dia juga tidak tahu persis dunia fit and proper test seperti apa. Karena itu dia banyak membaca, juga memutar video mantan-matan panglima pendahulunya yang telah melalui fit and proper test.
Visi dan Misi yang dipaparÂkannya dalam fit and proper test tersebut dinilai sangat baik oleh Komisi I DPR yang antara lain meliputi, reformasi di tubuh TNI, penguatÂan peran TNI di wilayah perbatasÂan, dan peningkatan kesejahÂteÂraan prajuÂrit. Demikian pula hasil klarifikasi Komisi I DPR ke KPK dan Komnas HAM terkait rekam jejak Agus, juga tidak ditemukan masalah.
Dia benar-benar siap, agar jangan sampai Kepala Staf Angkatan Laut di fit and proper test, dikembalikan kepada Presiden, karena gagal. Kesungguhannya ketika itu bukan semata untuk menjadi panglimanya, bukan. Tapi juga jangan sampai memalukan TNI, khususnya TNI Angkatan Laut. Kalau sampai DPR mengembalikan, itu rasanya kapasitas sebagai Kepala Staf Angkatan Laut, berkurang.
Ternyata, pada saat fit and proper test di Komisi I DPR, Kamis 23 September 2010, mulai pukul 10.00 WIB hingga 21.00, dia bisa melakukan dengan sangat baik. Bahkan, tampaknya dia tidak menemui kesulitan menghadapi ujian terjal dan berat dengan puluhÂan pertanyaan dari para anggota Komisi I DPR RI. [2]
Visi dan Misi yang dipaparÂkannya dalam fit and proper test tersebut dinilai sangat baik oleh Komisi I DPR yang antara lain meliputi, reformasi di tubuh TNI, penguatÂan peran TNI di wilayah perbatasÂan, dan peningkatan kesejahÂteÂraan prajuÂrit. Demikian pula hasil klarifikasi Komisi I DPR ke KPK dan Komnas HAM terkait rekam jejak Agus, juga tidak ditemukan masalah.
Kemudian, dalam Sidang Paripurna DPR, Senin 27 September 2010, Semua fraksi di DPR menyeÂtuÂjui secara bulat Agus Suhartono sebagai satu-satunya calon yang diajukan Presiden SBY diangÂkat menjaÂdi Panglima TNI. DPR berhaÂrap, Agus sebagai Panglima TNI baru mampu menuntasÂkan agenda reformaÂsi di tubuh TNI secara menyeÂluruh.
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Shiddiq dalam laporannya di depan Sidang Paripurna DPR menyatakan, Dewan tak menemukan laporan permasaÂlahan dari masyarakat tenÂtang calon Panglima TNI. Agus juga tidak sedang tersangkut masalah tindak pidana dan taat dalam melaporkan kekaÂyaan kepada Komisi PembeÂranÂtasan Korupsi. Ditegaskan, bahwa tidak ditemukan adaÂnya laporan yang bernada negatif terhadap calon PangÂlima TNI.
Akhirnya, setelah menerima persetujuan DPR, Presiden melantik Laksamana TNI Agus Suhartono menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia, di Istana Negara, Selasa sore 28 September 2010. Pelantikan diawali dengan pembacaan Keppres Nomor 51/TNI/2010 tentang pengangkatan LaksaÂmana TNI Agus Suhartono sebagai Panglima TNI, dan Keppres Nomor 52/TNI/2010 tentang pengangkatan LaksaÂmana Madya TNI Soeparno sebagai Kepala Staf Angkatan Laut.
Kemudian, Presiden memimÂpin pembacaan sumpah dan janji jabatan yang diikuti oleh Agus dan Soeparno. DilanjutÂkan dengan penandatanganan berkas pelantikan. Upacara pelantikan itu dihadiri Wakil Presiden Boediono dan sejumÂlah pejabat tinggi negara antara lain, Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPR dan para Wakil Ketua DPR, Ketua Mahkamah Konstitusi Mafud MD, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Poernomo, dan para menteri koordinator dan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Laksamana Agus Suhartono pun tak lupa berterimakasih kepada DPR, terutama kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk melaÂkuÂkan hal itu semua dan memberi kesempatan menjadi Panglima TNI. Sebab, bisa saja Presiden mengubah rotasi itu (giliran AL jadi Panglima TNI). Walaupun kemungÂkinan itu tak pernah melintas dalam benakÂnya. Sebab, dia memanÂdang Presiden Susilo Bambang Yudhyono sangat konsisten dengan peraturan perundangan dan aturan main. Penulis: Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com
Footnote:
1 Daftar Panglima TNI/ABRI: (1) Jenderal Besar Soedirman, Panglima TKR/APRI (12 November 1945 – 29 Januari 1950); (2) Jenderal TNI AH Nasution, Panglima ABRI merangkap Menutama/Hankam Kasab (Desember 1955 – Maret 1965); (3) Jenderal TNI Soeharto, Panglima ABRI merangkap Presiden RI, dan Menhankam (Juni 1968 – Maret 1973); (4) Jenderal TNI M. Panggabean, Panglima ABRI merangkap Menhankam (Maret 1973 – April 1978); (5) Jenderal TNI Andi M. Yusuf, Panglima ABRI merangkap Menhankam (April 1978 – 28 Maret 1983); (6) Jenderal TNI LB Moerdani, Panglima ABRI merangkap Pangkopkamtib (28 Maret 1983 – 27 Februari 1988); (7) Jenderal TNI Try Sutrisno, Panglima ABRI (27 Februari 1988 – 19 Februari 1993); (8) Jenderal TNI Edi Sudrajat, Panglima ABRI merangkap KSAD dan Menhankam (19 Februari 1993 – 21 Mei 1993); (9) Jenderal TNI Feisal Tanjung, Panglima ABRI (21 Mei 1993 – 12 Februari 1998); (10) Jenderal TNI Wiranto, Panglima ABRI merangkap Menhankam (16 Februari 1998 – 26 Oktober 1999); (11) Laksamana TNI Widodo AS, Panglima TNI (26 Oktober 1999 – 7 Juni 2002), merupakan Panglima TNI pertama dari TNI Angkatan Laut, sebelumnya Panglima ABRI selalu (1-10) dari Angkatan Darat; (12) Jenderal TNI Endriartono Sutarto, Panglima TNI (7 Juni 2002 – 13 Februari 2006) dari TNI Angkatan Darat, dia seyogyanya pensiun tahun 2002 lalu mendapat perpanjangan dinas mulai 1 Mei 2002 hingga 30 April 2007 berdasarkan surat keputusan nomor 1999/II/2002; (13) Marsekal TNI Djoko Suyanto, Panglima TNI (13 Februari 2006 – 28 Desember 2007), Panglima TNI pertama dari TNI Angkatan Udara; (14) Jenderal TNI Djoko Santoso, Panglima TNI (28 Desember 2007 – 28 September 2010) kembali dari TNI Angkatan Darat; (15) Laksamana TNI Agus Suhartono, Panglima TNI (28 September 2010 – sekarang) dari TNI Angkatan Laut. (Pusat Data Tokoh Indonesia)
2 Agus Melenggang Mulus jadi Panglima TNI, JPNN Jum’at, 24 September 2010 , 06:26:00; http://www.jpnn.com/read/2010/09/24/72892/Agus-Melenggang-Mulus-jadi-Panglima-TNI