Berobsesi Garami Politik

Denny Tewu
 
1
244
Denny Tewu
Denny Tewu | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Salah satu arsitek lahirnya Partai Damai Sejahtera (PDS) ini meninggalkan pekerjaannya sebagai PNS di Departemen Keuangan lalu memilih berkiprah di dunia politik karena ingin menggarami dunia perpolitikan di Tanah Air. Setelah menjadi Sekretaris Jenderal (2001-2006) dan Wakil Ketua Umum (2006-2010), ia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDS periode 2010-2015.

DR. Magit Les Denny Tewu, SE, MM atau yang biasa dikenal dengan nama Denny Tewu ini sudah terbiasa hidup berpindah-pindah dan jauh dari orang tua. Denny mengikuti ayahnya, seorang pegawai BUMN, dipindahtugaskan ke beberapa daerah. Ia pernah bersekolah di Surabaya, Sumbawa (NTB) dan Manado, Sulawesi Utara. Pola hidup yang berpindah-pindah itu membuat pria berdarah Manado kelahiran Surabaya, 11 Juli 1963 ini paham artinya keberagaman. Saat bersekolah di Sumbawa, NTB, misalnya, Denny bergaul dengan teman-teman yang mayoritas muslim. Bahkan ia pernah menjadi tukang bedug di masjid saat bulan puasa.

Meski besar di tengah keluarga berada, Denny termasuk tipe orang yang suka bergaul dengan siapa saja. Saat sekolah SMA di Santa Maria Surabaya, ia ikut kegiatan motor cross yang dikenal sebagai dunianya anak gaul. Setamat SMA, Denny kembali ke Manado melanjutkan studi di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).

Semasa mahasiswa, jiwa kepemimpinannya makin terasah dengan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi di kampus. Ia pernah dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado memimpin sekitar dua ribu mahasiswa dan Ketua Unit Pelayanan Kerohahanian (UPK) se Universitas Sam Ratulangi memimpin sekitar sepuluh ribu orang. Saya mulai menemukan diri saya untuk bisa berbuat sesuatu bagi lingkungan dan mulai dekat dengan Tuhan saat kuliah di perguruan tinggi itu,” kata Denny yang pada 11 Juni 2011 dianugerahi sebagai Pemimpin Pancasila oleh Yayasan Indonesia Satu bersama Sri Sultan Hamengkubuono X dan beberapa tokoh nasional lainnya.

Setelah mengantongi gelar sarjana ekonomi dari Unsrat Manado tahun 1991, ia hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Kebetulan pada saat itu orangtuanya sudah tinggal dan bekerja di Jakarta. Ia diterima bekerja di salah satu perusahaan properti sebagai marketing. “Orang beli rumah pada waktu itu kayak beli kacang,” kata Denny menggambarkan kondisi properti nasional saat itu.

Genap enam bulan bekerja, Denny dipercaya menjadi manager marketing dan berhak menerima fasilitas rumah dan mobil. Pimpinan perusahaan tersebut melihat Denny memiliki semangat dan kreativitas dalam bekerja. Salah satu terobosan yang dilakukannya adalah mengajak teman-temannya untuk melakukan seminar-seminar tentang CBR (Computer Bank Real estate). Sebuah sistem kerja yang mengintegrasikan computer banking dengan real estate. Untuk mewujudkan ide itu, digelar seminar dan sukses dihadiri para pejabat departemen keuangan dan para pengusaha.

Kegiatannya menggelar seminar yang kerap mengundang pembicara dari kantor Departemen Keuangan akhirnya menjadi pembuka cerita untuk meretas karir sebagai pegawai di lingkungan departemen keuangan. Awalnya ia tidak sengaja melihat papan pengumuman penerimaan PNS di departemen keuangan untuk lulusan S1. Dengan status masih bekerja, ia mencoba ikut ujian. Menurut Denny, waktu itu menjadi pegawai di departemen keuangan punya gengsi tersendiri dan cukup membanggakan.

Perjumpaannya dengan Ruyandi Hutasoit membuat ia terdorong untuk berkiprah dalam dunia politik. Denny dan Ruyandi akhirnya sepakat untuk ikut ambil bagian menggarami dunia perpolitikan di Indonesia dengan harapan bisa memberikan sumbangan dalam pembangunan dasar-dasar demokrasi di Indonesia.

Setelah melalui proses seleksi yang panjang dan ketat selama delapan bulan, Denny akhirnya diterima sebagai PNS di Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor RI Departemen Keuangan RI. “Itu prosesnya 8 bulan, dari ribuan orang mungkin hanya 200-an yang diterima. Saya terpilih, kebetulan masuk ke instansi yang lagi top pada waktu itu di bidang ekspor,” ujar Denny dengan bangga.

Sebagai pribadi yang kreatif, Denny tidak bisa diam. Ia turut membuat sebuah media yang pada eranya cukup dikenal, Media Kemudahan Ekspor yang menjadi jembatan informasi antara departemen keuangan dengan pengusaha khususnya pengguna fasilitas ekspor-impor. Di situ ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Redaksi Majalah dan Wakil Sekretaris Dewan Redaksi.

Selain itu, sambil bekerja, ia juga mengadakan seminar-seminar dengan mengundang para pengusaha. Ia mengaku, dari kegiatan tersebut, ia bisa mendapatkan uang tambahan. Sembari bekerja pula, Denny melanjutkan studi ke tingkat S2 dan berhasil menyelesaikan program master bidang manajemen Universitas Trisakti tahun 1993.

Advertisement

Selain menangani media internal dan mengadakan seminar-seminar, Denny Tewu juga tetap menunjukkan jati dirinya sebagai pelayan Tuhan. Ia dipercaya menjadi Ketua Bidang Kerohanian Persekutuan Oikumene Departemen Keuangan RI (1995-1997). Posisinya itu semakin memperluas hubungannya dengan pejabat-pejabat lintas departemen keuangan, Dirjen Pajak, Anggaran, bidang pelayanan dan moneter.

Denny bersama beberapa temannya kemudian mendirikan Jaringan Pelayanan Alumni Universitas Sam Ratulangi (JALA UNSRAT) dengan tujuan mengajak komunitas Sulawesi Utara yang ada di Jakarta untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan Manado. Untuk memperluas jangkauan pelayanan dibentuklah Jakarta Youth Felloship (JYF) pada tahun 1999 yang menjadi cikal bakal lahirnya Partai Damai Sejahtera. Pelayanan tersebut terus berkembang dan berganti nama menjadi Jakarta Youth Fellowship Family, yang lebih konsentrasi kepada pelayanan keluarga-keluarga miskin dan tuna wisma/pra sejahtera.

Meski memiliki banyak kesibukan, peraih gelar Doktor Manajemen Bisnis Akuntansi UNPAD Bandung (2005-2010) ini tetap mengasah kemampuan intelektualnya. Ia sering mengikuti berbagai kursus, seminar, diskusi politik bertaraf nasional dan internasional baik sebagai pembicara atau peserta. Dari berbagai kegiatan tersebut, ia memperoleh ratusan sertifikat penghargaan.

Terjun ke Dunia Politik

Aktivitasnya dalam beberapa organisasi pelayanan Kristen menghantarkan Denny bertemu dengan Ruyandi Hutasoit. Ruyandi beberapa kali diundang melayani di persekutuan Oikumene di Departemen Keuangan dan Jaringan Pelayanan Alumni Unsrat Manado yang diprakarsai Denny Tewu.

Saat itu, suasana politik Tanah Air sedang hangat-hangatnya. Banyak partai baru lahir di tengah euforia reformasi di tahun 1998. Denny Tewu dan Ruyandi Hutasoit aktif membicarakan situasi bangsa saat itu. Pada awalnya ia masih belum berpikir untuk bergelut dalam dunia politik karena ia masih menikmati pekerjaannya di departemen keuangan dan menjadi konsultan ekspor-impor yang dirintis bersama teman-temannya.

Namun perjumpaannya dengan Ruyandi Hutasoit membuat ia terdorong untuk berkiprah dalam dunia politik. Denny dan Ruyandi akhirnya sepakat untuk ikut ambil bagian menggarami dunia perpolitikan di Indonesia dengan harapan bisa memberikan sumbangan dalam pembangunan dasar-dasar demokrasi di Indonesia. “Itulah dasar keinginan kami. Bukan sekadar untuk mencari posisi sebenarnya tapi ingin meletakkan nilai bagi proses demokrasi yang sedang berkembang di Indonesia,” kata Denny kepada TokohIndonesia.com.

Meski tidak memiliki latar belakang politik dan hanya bermodalkan pengalaman berorganisasi dan jaringan persekutuan doa, Denny dan Ruyandi sepakat mendirikan Partai Damai Sejahtera (PDS) di tahun 2001. Denny menjadi sekjen dan Ruyandi sebagai ketua. Karena kesibukannya di dunia politik, Denny kemudian mengundurkan diri sebagai PNS dari departemen keuangan.

Pada awal berdirinya, PDS sempat dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai partai gurem yang tidak jelas. Namun dalam waktu yang tidak terlalu lama, partai berlambang Salib, Alkitab, Burung Merpati, Padi dan Kapas ini berhasil mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat. “Walaupun kami dikatakan partai guremlah atau nggak jelas. Tetapi kita melangkah saja dengan iman dan kami memulai dengan yang namanya slogan-slogan untuk memotivasi diri kita,” ujar Denny.

Langkah iman yang diambil Denny dkk akhirnya membuahkan hasil. Pada Pemilu 2004, PDS mampu meraih suara sekitar 2,4 juta pemilih dengan 350 kursi parlemen di semua tingkatan. PDS juga berhasil membentuk fraksi PDS di DPR-RI dengan jumlah 13 kursi di mana di situ ada yang menjadi anggota biasa, pimpinan fraksi, pimpinan komisi hingga wakil ketua.

Setelah menjadi Sekretaris Jenderal (2001-2006) dan Wakil Ketua Umum (2006-2010), Denny diangkat secara aklamasi sebagai Ketua Umum (2010-2015) dalam Munaslub yang dipercepat di Manado 6-8 Mei 2010. Munaslub yang seyogyanya dilakukan pada tahun 2011 itu dipercepat untuk memperkuat konsolidasi partai dalam menghadapi Pemilu 2014.

Dalam Munaslub tersebut, Ruyandi Hutasoit sebagai Ketua Umum menyatakan mengundurkan diri sehingga proses pemilihan ketua partai harus segera dilakukan. Akhirnya Denny diangkat secara aklamasi sebagai ketua umum PDS yang baru karena tidak ada calon lain yang mengajukan diri. Ruyandi sendiri kemudian menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina.

Sebagai Ketua Umum, Denny dihadapkan pada sejumlah persoalan diantaranya masalah internal yang tidak setuju dengan kepemimpinannya dan juga perubahan undang-undang Pemilu tentang verifikasi Parpol. Meski demikian, ia tetap berkomitmen membawa PDS terus eksis pada Pemilu 2014.

Denny bersyukur bahwa selama 11 tahun PDS berkiprah dalam panggung politik, belum ada kader PDS yang tersangkut kasus korupsi. “Ini buat saya sesuatu yang mahal harganya. Semoga ke depan PDS tetap konsisten dengan itu,” ujar Denny yang ingin membawa PDS tidak bersandar pada figur tapi pada sistem yang melahirkan kader-kader terbaik yang menjadi agen perubahan. Bio TokohIndonesia.com | atur-hotsan

Data Singkat
Denny Tewu, Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (2010-2015) / Berobsesi Garami Politik | Direktori | Koperasi, Partai, Unpad, ketua, ekonomi, sekjen, PDS, Unsrat

1 KOMENTAR

  1. DT for DPD RI 2019-2024 Dari Sulut kami dukung, maju Teri’s dan tetap berkiprah garami politik Sulut maupun nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini