Alunan Perdamaian Dunia

[ Anna Maria W Goris ]
 
0
238
Anna Maria W Goris
Anna Maria W Goris | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Apa yang dia perbuat sebenarnya sederhana: ingin menularkan semangat perdamaian dunia kepada anak-anak. Maka dia pun menciptakan album (ini album pertama), berjudul Bring Peace to the World di Pasundan Intercontinental, Bandung, beberapa pekan lalu. Lagu-lagu dari album itu, dinyanyikan oleh anak-anak dari sekolah-sekolah negeri, swasta, dan internasional di Bandung.

ITULAH yang dilakukan oleh Anna Maria Winarti Goris (54). Namanya-sebagai pencipta lagu-boleh jadi kurang dikenal dalam pelataran industri musik. Dia memang menciptakan lagu-lagu pada wilayah khusus, yang disebutnya sebagai “lagu pendidikan”. Tema yang diangkatnya dalam lagu-lagu ciptaannya umumnya kecintaan pada negeri Indonesia, lingkungan hidup, dan seruan perdamaian dunia.

Pada album Bring Peace to the World, kecuali lagu Wir Sind Alle Kinder Dieser Welt, seluruh lagu adalah ciptaan Anna Maria, seperti Planet Earth is Our Home, This is Our Dream, Let’s Bring Peace, We Need a Nice Place, Indahnya Persahabatan, Hiroshima Nagasaki, The Power of Our Dream, Yang Aku Rindu, Sauyunan, dan Peace for All Children.

Dalam hal menciptakan lagu, Anna sebenarnya cukup punya pengalaman. Lagu-lagu Anna pernah menjuarai berbagai perlombaan.

PADA peringatan Hari Kartini tahun 1973, ia menjuarai Lomba Cipta Lagu Anak-Anak di Akademi Muik Indonesia (AMI), Yogyakarta. Lagunya Semoga Alam Lestari dan Jadikan Bandung Hijau dan Berbunga menjadi juara favorit pada Lomba Cipta Lagu Lingkungan Hidup tahun 1997.

Pada tahun 2003, ia mendapat penghargaan dari Honda dalam program The Power of Dream berkat gagasannya menyuarakan perdamaian lewat lagu yang dibawakan anak-anak. Selain penghargaan, ia juga mendapatkan uang Rp 20 juta.

Sebagian dari uang itulah yang dia pakai untuk mendanai album perdamaian tadi. Album tersebut juga mendapatkan sponsor dari Bimbingan Anak Sampoerna sebesar Rp 75 juta.

Dari uang tersebut, ia memproduksi 2.000 kaset dan 2.000 compact disc (CD). Kaset dan CD ini dia jual lewat teman-temannya yang tersebar di Indonesia maupun luar negeri. Anna memilih jalur pertemanan untuk distribusi album perdamaian karena untuk menjual lewat distributor besar, memerlukan biaya produksi yang lebih besar.

“Sementara kami sudah tidak punya dana,” kata Anna yang menilai peluncuran albumnya sukses karena tidak ada penonton yang meninggalkan acara sebelum acara selesai.

Hasil dari penjualan album yang berharga Rp 25.000 per keping itu akan disumbangkan pada anak-anak korban konflik di berbagai daerah. Anak-anak yang menjadi korban konflik ini merupakan salah satu hal yang memprihatinkannya selain kepicikan cara berpikir beberapa kelompok masyarakat di Indonesia tentang keberagaman, serta kebobrokan moral para pejabat negara.

Advertisement

Dunia yang damai adalah mimpi besarnya yang ingin ia wariskan pada generasi selanjutnya. Itu sebabnya Anna memilih anak-anak menyanyikan lagu-lagunya. “Keterlibatan mereka untuk menyuarakan perdamaian mudah-mudahan bisa mendatangkan kerinduan untuk terus menerus mengusahakan perdamaian,” katanya.

ANTUSIASME untuk menyerukan perdamaian tersulut ketika tahun 1976, Anna berkesempatan ikut dalam misi kesenian ke Eropa selama tiga bulan bersama Paduan Suara Vocaslita Sonora, Yogyakarta.

Bersama paduan suara itu ia pentas di 50 kota di empat negara yaitu Belgia, Belanda, Swiss, dan Jerman. Selama tiga bulan itu, ia tinggal di beberapa keluarga. Sekembali dari sana, hubungan dengan orangtua-orangtua asuhnya tetap terjalin. Mereka saling bersahabat.

Suatu hari, seorang sahabat Anna yang telah masuk rumah jompo mengundang ke negaranya. “Dia bukan orang kaya. Dari tabungannya yang tersisa, ia belikan saya tiket untuk mengunjunginya agar kami bisa bertemu sebelum ia meninggal dunia,” cerita Anna. “Persahabatan atas dasar kemanusiaan begitu tulus dan kekal. Tidak dapat ternilai dengan uang,” ungkap Anna.

“Pengalaman yang hanya tiga bulan mengikuti misi kesenian tersebut terus membekas di hati saya. Mudah-mudahan anak-anak pun merasakan itu juga,” harap Anna yang menjadi salah satu pendiri paduan suara Kelompok Anak Indonesia Peduli pada tahun 1999.

Kelompok ini pernah terlibat dalam berbagai acara amal. Di antaranya program Balita Kurang Gizi yang diselenggarakan United Nation Children’s Fund (UNICEF), Hari Tanpa Tembakau atau No Tobacco Day yang diselenggarakan oleh World Health Organization (WHO), menghibur anak-anak penderita kanker di Yayasan Kanker, serta Aubade Suara Seribu Anak untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Kelompok paduan suaranya menarik minat anak-anak lain, termasuk anak-anak yang sekolah di sekolah-sekolah Internasional. Dari situ Anna mendirikan Solidaritas Anak-Anak Perdamaian pada tahun 2002.

MEMBINA anak-anak bernyanyi bukan hal yang menyulitkan bagi Anna. Bertahun-tahun alumnus Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Bandung, Jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Akademi Musik Indonesia (AMI) di Yogyakarta, dan Sastra Jerman, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung ini mengajar di beberapa sekolah. Selain mengajar ilmu pengetahuan alam dan kesenian, ia juga mengajar bahasa Jerman.

Saat mengajar ia bertemu Johanes Goris (54) yang menjadi suaminya. Mereka dikaruniai dua anak, Johan Sebastian Marc (26) dan Agnes Devi (25).

Agnes sering menjadi saksi untuk penciptaan karya-karya Anna. Tanda tangan Agnes menghiasi hampir seluruh partitur ibunya. “Untuk berjaga-jaga agar tidak diplagiat orang,” kata Anna.

Ia berharap, anak-anak binaannya bisa menyuarakan perdamaian ke luar Indonesia. Kesempatan itu sedikit tebuka ketika ia mengundang seorang tenaga ahli dari Bahasa dan Sastra Jepang, Unpad, Osamu Kanada untuk membantu anak-anak mengucapkan dengan benar lirik berbahasa Jepang pada lagu Hiroshima Nagasaki.

Osamu sangat tertarik pada lagu itu. Kebetulan, tahun depan Jepang akan memperingati Tragedi Hiroshima Nagasaki ke-60. Ia berjanji akan membawa lagu-lagu itu pada Wali Kota Hiroshima dan Nagasaki. “Ia berharap Jepang bisa mengundang kami untuk menyanyikan lagu itu,” kata Anna.

“Kalau ini terwujud, mungkin kami akan menjadi kelompok paduan suara indonesia yang membawa suara perdamaian ke dunia luar. Ini pasti akan sangat baik bagi bangsa indonesia yang citranya sudah menurun, bahkan dikatakan sebagai daerah yang penuh konflik,” katanya penuh harap. e-ti | Kompas, Kamis, 04 November 2004

Data Singkat
Anna Maria W Goris, Seniman, Pencipta Lagu / Alunan Perdamaian Dunia | Direktori | ITB, Unpad, Pencipta Lagu, lagu pendidikan, AMI

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here