Sutradara Indonesia yang Dikenal Dunia

Garin Nugroho
 
0
688
Garin Nugroho
Garin Nugroho | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Garin Nugroho bernama lengkap Garin Nugroho Riyanto lahir di Yogyakarta, 6 Juni 1961. Dia produser dan sutradara film Indonesia yang terbilang dalam dunia sinema dunia. Beberapa karyanya masuk nominasi festival film internasional.

Dia pun berhasil meraih sejumlah piala, diantaranya FIPRESCI dari Festival Film Internasional Berlin 1996 untuk film Bulan tertusuk Ilalang (1995), Silver Leopard Video di Festival Film Internasional Locarno 2000 untuk Puisi Tak Terkuburkan (2000), Special Jury Prize di Festival Film Internasional Tokyo 1998 untuk Daun di Atas Bantal (1998), film terbaik Asia di Osian’s Cinefan Festival ke-7 lewat Rindu Kami Padamu (2006).

Dia sutradara yang kreatif dan produktif. Beberapa karyanya, antara lain: Under The Tree (2008), Opera Jawa (2006). Serambi (2006), Rindu Kami Padamu (2004), Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (2002), Rembulan di Ujung Dahan (2002) (TV), Layar hidup: Tanjang priok/Jakarta (2001), Puisi Tak Terkuburkan (2000), Daun di Atas Bantal (1998), My Family, My Films and My Nation (1998), Bulan Tertusuk Ilalang (1995), Dongeng Kancil untuk Kemerdekaan (1995), Surat untuk Bidadari (1994), Air & Romi (1991), Cinta dalam Sepotong Roti (1991), Tepuk Tangan (1989), dan Gerbong Satu,Dua (1984).

Selain aktif sebagai sutradara, Garin juga aktif mengamati masalah sosial budaya, sehingga dia pantas disebut sebagai seorang pengamat komunikasi sosial budaya. Dia juga kerap menulis kolom di berbagai media. Di antaranya: “Jangan Bohong Dong, Lu Udah Gue Percaya!’ yang dirilis TokohIndonesia.com, yang diterbitkan Harian Media Indonesia di bawah judul ‘Awas, Komunikasi Politik SBY!’. Kolom ini mengulas berbagai instruksi Presiden SBY yang tidak terealisir. Sebuah catatan yanmg menunjukkan bahwa komunikasi politik SBY dipenuhi pengingkaran-pengingkaran alias paradoks.

“Sebutlah ‘instruksi tanpa pelaksanaan, pertumbuhan tanpa kemanusiaan, prosedur tanpa pemecahan masalah, dan wacana elite tanpa ruang publik’. Tulis Garin: “Bisa diduga jargon ‘kebohongan publik’ menjadi wadah paling tepat dari beragam pengingkaran dan paradoks tersebut. Itulah sebuah pesan yang sesungguhnya di dalamnya mengandung komunikasi politik dengan kritik pedas, bahasa akrab untuk rakyat melakukan kontrol, serta elite politik tidak lagi melayani kekuasaan, tapi melayani publik. Atau dalam bahasa gaul rakyat, “Eee jangan bohong dong, lu udah gue percaya!”

Garin juga aktif mengamati masalah sosial budaya, sehingga dia pantas disebut sebagai seorang pengamat komunikasi sosial budaya. Dia juga kerap menulis kolom di berbagai media. Di antaranya: “Jangan Bohong Dong, Lu Udah Gue Percaya!’

Dia juga pernah menulis Megawati Opera Sabun I – III. “Megawati Opera Sabun II segera dimulai, ketika kekuatan politik di sekitarnya mulai berubah, khususnya ketika pemilu terasa tak lama lagi, dan berbagai manuver lawan politik telah mulai terbaca pergerakannya. Sementara, tokoh-tokoh utama politik Indonesia, pada periode Megawati Opera Sabun I, telah mengalami berbagai peristiwa yang melahirkan berbagai pencitraan baru, sebutlah Gus Dur hingga Akbar Tandjung maupun citra militer. Inilah babak baru Megawati di tengah bangunan baru dramaturgi sosial politik Indonesia,” tulis Garin.

Garin juga peduli masalah lingkungan hidup. Paling tidak hal ini tercermin dalam filmnya yang ke-10, bertemakan lingkungan, UNDER THE TREE. Dia juga suka mengumpulkan benda-benda seni yang unik dan antik dari berbagai tempat di Indonesia dan luar negeri. Di rumahnya, dia menyimpan barang-barang seni berupa lukisan-lukisan dan pajangan-pajangan unik dan antik dari Indonesia dan luar negeri. Jika tak sedang sibuk, Garin suka berada di rumah bersama keluarganya dan mengamati benda-benda seni koleksinya itu.

Tak ada gading yang tak retak. Ungkapan ini berlaku bagi setiap orang, tak terkecuali Garin Nugroho. Dia pernah tersandung masalah. Helena Donatella, istri kedua Garin yang dinikahi secara sirih pada Juli 2005, menuntut pengakuan status ayah kepada Garin untuk anak yang dilahirkannya bernama Donegar Ezarian Nugroho. Helena sampai harus melaporkannya ke Komnas PA tanggal 19 Oktober 2006. Helena, mengaku melakukan ini hanya untuk kepentingan status anaknya agar bisa mendapatkan pengakuan, sehingga bisa memperoleh akta kelahiran dan masa depan sang anaknya tidak kabur. Bio TokohIndonesia.com | rbh

Data Singkat
Garin Nugroho, Sutradara dan Produser Film / Sutradara Indonesia yang Dikenal Dunia | Direktori | sutradara, film, produser
Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini