
[DIREKTORI] Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2009-2014, terpilih kembali untuk periode 2014-2019 dalam Rapat Paripurna Pemilihan pimpinan DPD yang berlangsung demokratis di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2014) malam. Dia pun berjanji akan menjembatani Koalisi Merah Putih dengan Koalisi Indonesia Hebat.
Pria kelahiran Padang Panjang, 11 Februari 1962, itu terpilih setelah mengalahkan Farouk Muhammad pada pemungutan suara putaran terakhir. Irman berhasil meraih 66 suara, sementara Farouk yang merupakan calon pimpinan DPD mewakili wilayah timur meraih 53 suara dan abstain tiga suara dari 122 yang menggunakan hak suaranya.
Dua pesaingnya, menjadi Wakil Ketua yakni Farouk Muhammad (mewakili Wilayah Indonesia Timur), dan GKR Hemas (mewakili Wilayah Indonesia Tengah. Irman sendiri mewakili Wilayah Indonesia Barat.
DPD, Demokratis
Jauh berbeda dengan tata tertib (sistem) pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menggunakan sistem paket dan diwarnai politik ‘balas dendam’ akibat kekalahan dalam Pilpres, pemilihan pimpinan DPD berlangsung fair dan demokratis.
Pemilihan pimpinan DPD itu dilaksanakan di Gedung Nusantara V pada Kamis (2/10/2014) mulai pukul 14.00 WIB, dipimpin anggota DPD RI tertua Mudaffar Sjah (79 tahun) dari Provinsi Maluku Utara dan anggota DPD RI termuda Riri Damayanti (24 tahun) dari Provinsi Bengkulu.
Rapat paripurna tersebut, diawali konsultasi antara pimpinan sementara, Mudaffar Sjah dan Riri Damayanti, dengan wakil-wakil anggota dari setiap provinsi. Dilanjutkan dengan persiapan pemilihan ketua sesuai Peraturan DPD RI No 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib.
Tata tertib itu mengatur, anggota DPD yang masuk bursa calon ketua adalah mereka yang mendapat dukungan dari minimal lima anggota terpilih, dari minimal tiga provinsi di wilayahnya. Calon pimpinan DPD itu dibagi dalam tiga wilayah yakni Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.
Pemilihan tahap pertama memilih tiga calon pimpinan DPD yang mewakili tiga wilayah. Semua bakal calon yang memenuhi persyaratan awal masuk dalam bursa calon pimpinan DPD mempunyai hak untuk dipilih melalui mekanisme voting tertutup untuk mewakili tiga wilayah. Tiga calon ketua yang memperoleh suara tertinggi dari Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur tersebutr ditetapkan sebagai calon ketua yang berhak dipilih dalam putaran kedua.
Karena persaingan adu kuat antara koalisi merah putih (KMP) dengan koalisi Indonesia Hebat ini dilatar-belakangi kekalahan KMP dalam Pilpres, Irman khawatir nantinya ada praktik penyanderaan kebijakan eksekutif oleh DPR. “Ini semua karena kekalahan Prabowo sehingga ada aksi jagal-jagalan. Sudahlah, jagal-jagalan di rumah potong hewan saja. Ke depan jangan sampai DPR menjagal eksekutif,” harap Irman.
Dalam pemilihan putaran kedua, calon yang memeroleh suara 50% + 1 ditetapkan sebagai pemenang menjadi Ketua DPD. Dua pesaingnya menjadi Wakil Ketua sesuai urutan perolehan suara. Jika dalam putaran kedua tersebut belum ada calon yang memeroleh 50% + 1, maka dilakukan pemilihan putaran ketiga (akhir) yang diikuti dua calon yang memeroleh suara tertinggi dalam putaran kedua.
Pada putaran pertama dari Wilayah Barat muncul tiga nama yakni Darmayanti Lubis (Sumut), Intsiawati Ayus (Riau) dan Irman Gusman (Sumbar). Dari wilayah Tengah muncul AM Fatwa (DKI Jakarta), Gusti Kanjeng Haru Hemas (DI Yogyakarta), dan Oesman Sapta Odang (Kalimantan Barat). Dari wilayah Indonesia Timur muncul empat nama yakni Bahar Ngitung, Gede Pasek Suardika (Bali), Farouk Muhammad (NTB) dan Nono Sampono (Maluku).
Pemilihan untuk pimpinan DPD yang mewakili wilayah barat, dimenangkan incumbent, Irman Gusman dengan perolehan 90 suara. Sementara, pesaingnya, Intsiawati Ayus meraih 22 suara, abstain 14 suara dan tidak sah satu suara.
Pemilihan untuk pimpinan DPD yang mewakili wilayah tengah, harus dilakukan pemilihan ulang, lantaran jumlah perolehan suara dua kandidat yakni Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Oesman Sapta sama-sama meraih 61 suara, dan abstain lima suara. Dalam putaran ulang, GKR Hemas unggul tipis 4 suara dengan meraih 64 suara, sedangkan Oesman Sapta meraih 60 suara.
Pemilihan untuk pimpinan DPD yang mewakili wilayah timur, dimenangkan Farouk Muhammad dengan perolehan 49 suara. Pesaingnya Nono Sampono meraih 47 suara, Bahar Ngitung meraih 19 suara, Gede Pasek Suardika hanya meraih enam suara, dan abstain enam suara.
Pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara (voting) tertutup diikuti oleh 129 anggota. Setiap anggota memilih maksimal tiga calon dengan rincian satu calon dari setiap wilayah (Indonesia bagian timur, barat, dan tengah).
Tiga calon yang meraih suara tertinggi dari setiap wilayah, yakni Irman Gusman (Barat), GKR Hemas (Tengah) dan Farouk Muhammad (Timur), kemudian bersaing dalam pemilihan putaran kedua. Pada putaran kedua ini, Irman Gusman meraih suara terbanyak (54 suara). Di urutan kedua, Farouk Muhammad mendapat 38 suara dan urutan ketiga GKR Hemas meraih 32 suara, abstain dua suara dari 126 anggota yang menggunakan suaranya.
Karena belum ada yang meraih suara 50% + 1, maka dilanjutkan pemilihan putaran ketiga yang diikuti Irman Gusman dan Farouk Muhammad. Dalam putaran ketiga, Irman berhasil meraih 66 suara, sementara Farouk meraih 53 suara dan abstain tiga suara dari 122 yang menggunakan hak suaranya.
Dengan demikian, Irman Gusman terpilih kembali menjadi Ketua DPD periode 2014-2019, didamping dua Wakil Ketua yakni Farouk Muhammad dan GKR Hemas.
Setelah terpilih, Irman Gusman berjanji untuk membenahi eksistensi DPD. Dia juga berjanji akan memprioritas hal-hal yang menyangkut kebijakan yang pro rakyat. “Ya tentu kehadiran DPD sebagaimana diharapkan masyarakat, bersama-sama pemerintah, mitra kami presiden dan DPR, akan mengarahkan sumber daya dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada rakyat,” katanya di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2014) malam.
Irman menegaskan dalam bidang legislasi, pihaknya akan memprioritaskan undang-undang yang pro rakyat, terutama yang terkait dengan upaya mengatasi kesenjangan pembangunan antar wilayah atau daerah yang selama ini menjadi persoalan utama bagi bangsa ini.
“Dalam hal ini, katanya, DPD mencoba untuk membantu untuk merumuskan apa saja persoalan bangsa ini dan sebagaimana saudara tahu, rakyat ini kan berada di daerah jadi fokus kami bagaimana menciptakan kerangka kebijakan dan anggaran sama DPR dan presiden untuk membuat bangsa ini lebih bermartabat. Irman menegaskan, posisi DPD akan menjadi jembatan yang baik bersama dengan DPR dan presiden untuk membangun bangsa kedepan.
Dia pun berjanji akan menjembatani Koalisi Merah Putih dengan Koalisi Indonesia Hebat. Dia prihatin atas terjadinya kekisruhan dalam Rapat Paripurna DPR. DPR mengalami kisruh saat sidang paripurna sebanyak dua kali hanya dalam waktu sepekan. Irman Gusman membandingkannya dengan DPD RI. “Coba lihat pemilihan pimpinan DPD? Semua dapat kesempatan menyampaikan pendapat, tak ada yang naik-naik podium,” ujar Irman di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2014).
Dengan suasana yang jauh berbeda, pada saat sidang paripurna kedua DPR pemilihan pimpinan (1/10/2014), terjadi kekisruhan yang berbuntut aksi walk out PDIP, Hanura, PKB, dan NasDem. Pimpinan DPR pun diborong oleh Koalisi Merah Putih (KMP) yang saat Pilpres mendukung Prabowo.Sebelumnya pada (25-26/9/2014) pun terjadi kekisruhan saat membahas UU Pilkada dimana Partai Demokrat melakukan aksi walk out, sehingga memberi kesempatan kemenangan bagi KMP yang mendukung Pilkada tak langsung.
Karena persaingan adu kuat ini dilatar-belakangi kekalahan KMP dalam Pilpres, Irman khawatir nantinya ada praktik penyanderaan kebijakan eksekutif oleh DPR. “Ini semua karena kekalahan Prabowo sehingga ada aksi jagal-jagalan. Sudahlah, jagal-jagalan di rumah potong hewan saja. Ke depan jangan sampai DPR menjagal eksekutif,” harap Irman.
Irman adalah politisi (senator) yang berlatar pengusaha emas sukses. Suami dari Liestyana Rizal Gusman ini dikarunia tiga orang anak, bernama Irviandari Alestya, Irviandra Fathan Gusman, dan Irvianjani Audria Gusman.
Dia intensif menggeluti dunia politik sejak era reformasi. Dia menjadi Anggota DPR/MPR pada 1999. Pada 2004, alumni Universitas Kristen Indonesia dan University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, tersebut menjadi salah satu penggagas lahirnya DPD. Dia pun menjabat Ketua DPD periode 2009-2014, dan terpilih kembali pada periode 2014-2019. Menjelang Pilpres 2014, dia pun ikut meramaikan konvensi Capres Partai Demokrat. Penulis: Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com |