Nyanyi adalah Jiwaku

Rossa
 
0
415
Rossa
Rossa | Tokoh.ID

[SELEBRITI] “Nyanyi adalah jiwaku. Aku nggak akan pernah berhenti bernyanyi”. Kalimat itu menegaskan kecintaan seorang Sri Rossa Roslaina Handayani alias Rossa yang amat mendalam pada dunia tarik suara. Karirnya terus melesat meski cobaan tak lepas mewarnai kehidupannya.

Tubuhnya mungil namun talentanya dalam bernyanyi tidak bisa dipandang sebelah mata. Dialah Rossa, penyanyi yang digadang-gadang sebagai diva pop Indonesia setelah era keemasan Krisdayanti dan Ruth Sahanaya. Putri sulung pasangan Ukas Hermawan dan Uni Kusmaeni ini telah menggeluti dunia tarik suara sejak masa kanak-kanak. Bakatnya di bidang olah vokal boleh jadi diwarisinya dari sang ibu, yang di masa mudanya dikenal sebagai penyanyi Cianjuran.

Semasa kecil Rossa dikenal sebagai anak yang tomboy, terlebih ia merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya. Sehari-hari Rossa banyak menghabiskan waktunya bermain layangan dan kelereng dengan dua adik lelakinya, Iwan dan Hendra. “Kalau main saya tetap memakai sandal, suka ditakut-takutin sama Mama, bisa kemasukan cacing kalau enggak pakai sandal,” katanya seraya mengenang masa kecil di kampung halamannya, Sumedang.

Wanita berdarah Sunda kelahiran Sumedang 9 Oktober 1978 ini memulai karir menyanyinya pada usia 10 tahun tepatnya di tahun 1988. Saat itu Ocha, demikian ia biasa disapa, mulai tercium bakat menyanyinya saat menemani ibunya untuk tes vokal di perusahaan rekaman Dian Record/Prosound. Sementara ibunya mempersiapkan diri, Rossa kecil mendekat ke mikrofon dan memperdengarkan suaranya. Meski masih kekanak-kanakan, Dian Records justru terkejut mendengar suara gadis cilik itu. Menurut mereka, ada potensi yang tersembunyi pada warna vokalnya. Hingga kemudian yang dikontrak akhirnya memang Rossa, bukan ibunya.

“Katanya mereka suka vokal Ocha. Karena masih anak-anak, saya tidak bisa menolak. Bisa masuk rekaman saja sudah senang. Apalagi Pak Adi Nugroho dari Dian Records/Prosound tidak keberatan,” kenang Rossa. Dari situ keluarlah sebuah album anak-anak bertajuk Untuk Sahabatku. Penggarapan album tersebut dikerjakan sejumlah musisi ternama tanah air seperti Franky Sahilatua, James F Sundah, Uce F Tekol, Areng Widodo, dan Alex Lia. Sayangnya, debut Rossa kala itu kurang menuai hasil yang menggembirakan karena penjualan album tersebut jeblok di pasaran.

Gagal menuai kesuksesan dengan debutnya sebagai penyanyi cilik tak menyurutkan langkah Rossa untuk terus berkarir. Memasuki usia remaja, tepatnya tahun 1996, Rossa kembali hadir meramaikan blantika musik Indonesia dengan album keduanya, Nada-Nada Cinta yang diambil dari judul single hits ciptaan Yongki Suwarno. Album tersebut mengusung pop manis khas anak-anak remaja kala itu. Vokal Rossa yang melankolis terasa pas dengan genre musik tersebut. Pilihan itu pun tak salah. Setelah album tersebut dilempar ke pasaran, karir Rossa sebagai penyanyi mulai diperhitungkan.

Empat tahun kemudian, mantan kekasih Ivan Gunawan dan Syahrul Gunawan ini merilis album ketiganya yang diberi titel Tegar dengan lagu andalan berjudul sama, Tegar. Lagu itu selama berminggu-minggu berhasil menghuni puncak tangga lagu di radio dan majalah. Video klip lagu tersebut dibuat di atas salah satu gedung perkantoran di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Selain menjadi lagu jagoan, Tegar juga menjadi theme-song sinetron besutan Putu Wijaya yang berjudul Suami, Istri, dan Dia, produksi Star Vision yang ditayangkan RCTI.

Popularitas Tegar kian membuat karirnya bersinar. Ia pun kian disibukkan dengan jadwal promo album dan manggung di berbagai acara musik televisi maupun off air di daerah-daerah. Dalam sepekan, paling tidak ia manggung sebanyak dua hingga tiga kali. Meski demikian, kesibukan tak membuat Rossa melalaikan tanggung jawabnya yang kala itu masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Rossa juga masih meluangkan waktunya untuk bercengkrama dengan keluarga dan para sahabatnya.

“Kalau mau disibuk-sibukin ya bisa sibuk setengah mati. Enjoy saja. Maksud saya, kalau sedang jalan-jalan ya jalan-jalan, jangan mikirin kerja. Kalau rekaman saya konsentrasi pada lagu-lagu yang saya bawakan. Demikian juga kalau manggung, saya fokuskan pada masalah penampilan saja,” ungkap wanita berperawakan mungil dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 44 kg itu.

Selain bernyanyi, ia juga mempunyai ketertarikan pada dunia kehumasan. Ketika menyusun skripsinya, Rossa pernah bekerja magang di Kafe Balemang dan menjadi humas Malam Peduli Asiri dan Artis Indonesia 2000 yang berlangsung di Hotel Mulia, 13 Maret 2000.

Advertisement

“Saya ingin magang di tempat lain, seperti surat kabar, majalah atau tabloid. Saya ingin tahu bagaimana melayani begitu banyak aspirasi masyarakat dalam satu media. Memang pernah terpikir untuk menjadi wartawan atau presenter televisi, tetapi sampai sekarang belum terlaksana,” ujar pengagum diva pop asal Kanada, Celine Dion ini.

Akhirnya pada Februari 2002, Rossa berhasil merampungkan kuliahnya dan resmi menyandang gelar sarjana. Tema yang diangkat Rossa untuk penulisan skripsinya adalah tentang hubungan antara wartawan, artis, dan manajer artis. “Jadi, saya nyanyi sekalian menyebarkan questionnaire kepada wartawan. Mereka banyak membantu saya,” tutur Rossa dalam sebuah kesempatan.

Di tahun yang sama, Rossa kembali menelurkan album rekaman yang mengambil judul, Kini. Pada album Kini, Rossa menyanyikan sembilan lagu antara lain karya Iszur Muchtar, Yovie Widyanto, dan Melly Goeslaw. Sedikit berbeda dengan dua album terdahulunya, di album keempatnya ini ia sedikit memberikan warna baru bagi para penikmat suaranya yakni dengan sedikit mengusung irama up-beat. Seperti dalam salah satu tembang andalannya, Malam Pertama. Lagu ciptaan Melly Goeslaw itu juga merupakan soundtrack sinetron berjudul sama yang dibintangi aktris Marcella Zalianty.

Dalam penggarapan video klip untuk lagu tersebut, mau tak mau Rossa harus belajar baik untuk suara maupun gerakan. Meski agak kewalahan karena selama ini terbiasa dengan lagu-lagu sendu bertempo lambat, Rossa mengaku menikmati saat-saat tersebut.

Kematangan vokal dan musikalitas Rossa sebagai penyanyi terbukti dengan kemampuannya membawakan lagu bertempo cepat selain lagu melow. Malam Pertama sukses menjadi lagu hits dan meraih double platinum di tahun 2004.

Kematangan vokal dan musikalitas Rossa sebagai penyanyi terbukti dengan kemampuannya membawakan lagu bertempo cepat selain lagu melow. Malam Pertama sukses menjadi lagu hits dan meraih double platinum di tahun 2004.

Pada September 2005, Rossa merilis album bertajuk Kembali. Dalam album ini, terdapat sembilan lagu dan masih dengan konsep musik pop progresif. Ada sejumlah musisi yang terlibat di antaranya Icha Jikustik dan Lucky Element. Sebelum album dirilis pada September 2005, dua lagu dalam album tersebut telah dijadikan soundtrack sinetron. Yang pertama lagu Pudar menjadi OST sinetron Doiku Beken produksi MultiVision Plus untuk RCTI. Yang kedua, Bicara Pada Bintang, untuk OST sinetron Pura-Pura Buta produksi Soraya Intercine Films untuk Indosiar.

Album ini menjagokan lagu Aku Bukan Untukmu dan Pudar. Baru tiga bulan dirilis, album Kembali telah mendapat plakat platinum. Enam bulan kemudian, Rossa kembali diganjar double platinum untuk album Kembali. Bahkan single keduanya, Pudar yang diciptakan oleh adik bungsunya, Hendra Nurcahyo, membawa Rossa melanglang ke negara tetangga, Malaysia. Album tersebut kemudian dirilis di Malaysia pada 23 Mei 2005, di mana Rossa juga mengadakan pertunjukan di Planet Hollywood Malaysia dalam rangka promosi albumnya.

Ketika tengah mengandung putra pertamanya, Rossa membuat album kompilasi bertajuk Yang Terpilih yang dirilis pada Desember 2006. Dalam album kompilasi tersebut, Rossa memasang kembali hits-hits lawas seperti Nada-Nada Cinta, Tegar, Hati Yang Terpilih dari kompilasi soundtrack Hati Yang Terpilih, Kini, dan Kembali. Tak lupa Rossa juga menyertakan tiga hits baru, Cinta Tak Termiliki, Terlalu Cinta dan Atas Nama Cinta.

Di saat yang hampir bersamaan, biduk rumah tangga Rossa terancam karam setelah kamera seorang wartawan merekam kemesraan sang suami, yang notabene adalah drummer grup band Padi, Surendro Prasetyo alias Yoyo dengan seorang model di Surabaya sekitar April 2007. Meski tengah dirundung masalah, Rossa tetap bekerja profesional dengan merilis album Yang Terpilih di Malaysia pada 16 Mei 2007.

Penggemar komik Jepang Detektif Conan dan Doraemon ini juga pernah dilibatkan sebagai salah satu pengisi OST Ayat-Ayat Cinta bersama penyanyi Sherina Munaf. Lewat lagu tema film reliji itu namanya dinobatkan sebagai Penyanyi Pop Solo Wanita Terbaik AMI Awards 2008. Itu adalah kali ketiga bagi Rossa, setelah di tahun 2001 dan 2005 ia berhasil keluar sebagai jawara dari ajang penghargaan yang sama.

Pada 26 November 2008, Rossa berhasil menggelar konser yang selama ini menjadi impian terbesarnya. Konser bertajuk Persembahan Cinta yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC) itu melibatkan Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto.

Setelah hampir tiga tahun tak mengeluarkan album, Rossa kembali merilis album terbarunya, self title Rossa dengan tembang jagoannya Terlanjur Cinta yang dibawakan secara duet dengan vokalis Ungu, Pasha. Lagu tersebut merupakan buah karya sang suami, Yoyo.

Dalam rangka promosi album barunya self title Rossa, ia mengadakan konser mini bertajuk Konser Cerita Cinta. Konser ini diadakan di 7 kota di indonesia, Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, Padang, Batam, dan Medan. Secara ekskusif ia menampilkan 16 lagu pilihan yang bercerita tentang pahit manisnya cinta lewat tembang-tembang hits seperti Nada-nada Cinta, Tegar, Wanita Yang Kau Pilih, Pudar, Atas nama cinta.. dan tentu saja Ayat-Ayat Cinta yang mencatat sukses luar biasa. Hits terbarunya Hey Ladies, Hati Yang Kau Sakiti, dan Tega dibawakan dengan apik dan tentunya kehadiran bintang tamu seperti Delon, Bams Samson memberikan nilai tersendiri pada penampilan Rossa kala itu.

Di sela-sela waktu konser mini yang berlangsung dari 30 Juni hingga 25 Juli 2008 itu, Rossa juga mengadakan konser mini di Kuala Lumpur pada 27 Juli 2008 yang sukses ditonton 3000 penggemarnya. Sebelumnya, pada 26 Juli 2008 di Berjaya Mega Mall, Pahang Kuantan, Rossa mengadakan jumpa fans.

Kembali ke kehidupan pribadinya, setelah sekian lama berusaha mempertahankan rumah tangganya dengan Yoyo yang telah dibina sejak 18 Maret 2004 akhirnya Rossa memutuskan untuk mengakhiri pernikahan. Pada 22 Juni 2009, Rossa mantap mengajukan gugatan cerai terhadap sang suami. Sidang pertama dilakukan pada 30 Juni 2009. Mereka dinyatakan bercerai pada 14 Juli 2009. Kabar perselingkuhan Yoyo yang dua tahun lalu sempat tercium pers disebut-sebut menjadi penyebab utama perceraian pasangan musisi itu.

Meski isu tersebut kencang berhembus, Rossa menolak memberikan keterangan sebab bagaimana pun di mata Rossa, Yoyo adalah ayah kandung putra semata wayangnya, Rizky. Benar tidaknya isu perselingkuhan Yoyo, ia mengaku tak pernah menyimpan dendam.

Sebaliknya, ia terus menjalin silahturahmi dan menjaga hubungannya agar tetap baik meski tak lagi berstatus sebagai suami istri. Demikian halnya saat ia diburu wartawan infotainment yang meminta klarifikasinya saat Yoyo ditangkap polisi akibat positif menggunakan narkoba jenis shabu-shabu Februari 2011. Dengan bijak ia mengatakan bahwa menutup aib orang lain terlebih pria yang pernah menjadi suaminya itu adalah hal terbaik.

Menjadi Produser Musik

Perceraian meskipun pahit bukanlah akhir dari segalanya. Karir Rossa justru semakin berkibar. Tawaran menyanyi masih terus berdatangan. Meski begitu, ia sadar bahwa ia tak dapat selamanya menjadi penyanyi. Maka dari itu, ia pun mulai merajut masa depannya dengan menyisihkan rupiah demi rupiah penghasilannya untuk berbisnis.

Selain membuka usaha warung bakso di bilangan Cibubur serta bisnis properti, Rossa juga membangun sebuah studio musik di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. “Dana yang aku keluarin sekitar Rp 1 M-an,” ujarnya saat ditemui di Limaduabelas Musik Studio miliknya seperti dikutip dari harian Indo Pos.

Dari situ Rossa mulai menjajal peruntungannya sebagai produser musik, tepat di tahun 2009. Sebuah album reliji bertajuk Sang Penciptaku Vol. II yang dinyanyikan tiga pesinetron muda, Intan Nuraini, Revalina S Temat dan Asmirandah menandai debut Rossa sebagai produser. Sebelum memproduseri album ketiga aktris jelita itu, Rossa mengaku sempat menggarap sendiri album solonya.

Belasan tahun berkarir di dunia musik, diakuinya cukup memberikan banyak pelajaran mengenai cara memanage seorang penyanyi hingga mencapai puncak popularitas. Itu sebabnya, ia cukup percaya diri untuk menekuni profesi tersebut. “Sampai sekarang aku masih terus belajar. Masa muda harus dibikin produktif,” katanya.

Lebih lanjut ia juga mengatakan, dirinya lebih senang memproduseri penyanyi dan band baru yang belum punya nama di industri musik Tanah Air. Pasalnya, mereka bisa sama-sama belajar dan memahami susahnya mencapai kesuksesan. “Aku lebih senang yang baru-baru. Dari awal diarahin dan aku bisa berbagi pengalaman dan ilmu ke mereka,” ucapnya.

Akan tetapi dalam album Sang Pencipta Vol. II, ia justru melibatkan sejumlah nama yang sudah sangat familiar di kalangan penikmat sinetron dan film. Namun ia membantah memilih ketiganya karena nama besarnya sehingga menjadi jaminan album yang diproduserinya laris manis di pasaran.

Sebaliknya menurut Rossa, Intan, Revalina, dan Asmirandah punya potensi besar di dunia tarik suara. ” Mereka memang punya nama, tapi kan di sinetron. Nyanyi dan akting itu kan beda, perlu pembelajaran dari nol lagi. Mereka punya potensi, punya talenta dan masih muda,” jelas penyuka olahraga bulutangkis ini.

Meski terbilang pendatang baru, Rossa mengaku kagum dengan ketiga anak didiknya tersebut. Pasalnya mereka tidak hanya memiliki kemampuan olah vokal yang baik tetapi juga jago menulis lagu. “Aku belasan tahun menyanyi saja nggak bisa nyiptain lagu. Aku iri dengan mereka, aku bangga bisa memberikan media buat mereka berkarya,” ungkapnya.

Rossa juga mengaku siap menghadapi kegagalan yang mungkin saja terjadi. Sebelum memutuskan menjadi produser, ia sudah memikirkan konsekuensi mengalami kerugian besar akibat album yang diproduserinya tidak laku di pasaran.

“Kesuksesan memang tidak selalu bisa diperolah di album pertama. Kita lagi bangun fondasi untuk bisa lebih baik,” imbuh penyanyi yang pernah membintangi sinetron Dua Sisi Mata Uang dan Perisai Kasih ini.

Meski bekerja di belakangan panggung, ia mengaku tidak akan meninggalkan dua tarik suara yang telah membesarkan namanya. “Nyanyi adalah jiwaku. Aku nggak akan pernah berhenti bernyanyi,” pungkasnya lantas tersenyum.

Selanjutnya, pada 29 Mei 2010, Rossa mengadakan konser tunggal bertajuk Konsert Melodi Cinta Rossa di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Konser yang berlangsung selama dua jam ini juga menampilkan Ungu, ST12 dan bintang Malaysia, Aizat. Juga didukung oleh Permata Seni Choir dan Permata Seni Muzik Tunas Budaya. Untuk pengarah musiknya, ia mempercayakan kepada Yovie Widyanto Orkestra, sedangkan untuk penata tari masih dipercayakan pada Jay Soebiyakto yang sebelumnya pernah membantu Rossa dalam konser di Jakarta tahun 2008 lalu. eti | muli, red

Data Singkat
Rossa, Penyanyi / Nyanyi adalah Jiwaku | Selebriti | Penyanyi, UI, artis, Diva Pop, manis

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini