Integrasi Mesin ATM Antarbank

Arya Damar
 
0
306
Arya Damar
Arya Damar | Tokoh.ID

[WIKI-TOKOH] Adalah bukan lagi istimewa jika setiap nasabah bank memiliki kartu ATM. Semua bank telah menjadikan kartu ATM sebagai pelayanan standar. Namun akan sangat istimewa jika setiap mesin ATM bisa melayani semua kartu tanpa pandang nama bank penerbit. Impian itulah yang diwujudkan oleh Arya Damar, Direktur Utama PT Artajasa Pembayaran Elektronis sebuah anak perusahaan PT Indosat Tbk. Integrasi antarbank dalam mesin ATM akan memudahkan setiap nasabah bertransaksi.

ATM Bersama dari Artajasa yang telah lama dikenal itu menawarkan mesin ATM yang bisa digunakan secara bersama oleh nasabah dari 28 bank penerbit, sementara ATM Link terbatas untuk digunakan oleh bank-bank pemerintah. Kini, oleh Arya Damar penggunaan bersama itu mulai ditingkatkan kadarnya. Jika selama ini terbatas untuk penarikan dana tunai dan transfer antar rekening sesama bank penerbit, oleh alumnus ITB jurusan Teknik Elektro tahun 1986 ini penggunaan ATM Bersama sudah benar-benar bersama. Seperti menarik dana tunai, transfer antar rekening sesama bank penerbit, ditambah transfer antar rekening semua bank peserta ATM Bersama.

Sangat memudahkan setiap nasabah melakukan transaksi keuangan. Di antara 28 bank itu, ikut bergabung bank-bank swasta nasional, Bank Pembangunan Daerah (BPD), bahkan bank-bank asing seperti ABN Amro, Bank Commonwealth, dan Standard Chartered Bank.

Segala sesuatu yang bersifat tantangan sangat disukai oleh putra ketiga dari empat bersaudara pasangan M. Sidik dan Djuwita ini. Memecahkan masalah serta menemukan hal-hal baru mendorongnya untuk semakin kreatif. Dia, misalnya, sebagai pimpinan di Artajasa merasa gundah dengan minimnya pengetahuan masyarakat terhadap layanan elektronis. Masyarakat tidak terbiasa menggunakan ATM di bank lain. Damar mengakui, ada banyak sebab yang mendasarinya. Misalnya, kekhawatiran terjadinya masalah kartu ATM tertelan, uang tidak bisa dikeluarkan. Semua menjadi serba merepotkan jadinya. Bahkan, nasabah pun merasa enggan membayar fee untuk setiap kemudahan yang diperoleh. Padahal, “fee sangat kecil dibandingkan dana yang ditarik dan waktu yang bisa dihemat nasabah,” kata Damar.

Menjadi profesional selulus ITB Bandung, Arya Damar memilih Indosat sebagai tempat pertama bekerja. Dia awalnya dipercaya menangani komunikasi data. Tak heran, ketika Indosat mendirikan PT Aplikanusa Lintasarta sebagai perusahaan khusus penyedia jasa komunikasi data keuangan dan pusat informasi pasar uang, Arya Damar diminta turut membidani hingga posisi terakhir general manager. Buah ketekunannya di situ sangat dihargai perusahaan sehingga ketika PT Artajasa didirikan tahun 2000 Arya Damar ditunjuk langsung sebagai Direktur Utama.

Walau menangani sesuatu yang sama sekali baru dia tidak gamang. Di Artajasa dia lebih banyak berkutat dengan piranti lunak atau software. Dia berpesan ke para karyawannya, perusahaan akan sulit memperoleh pelanggan namun jika masyarakat tahu tentang jasa yang ditawarkan maka para karyawan tinggal duduk saja. Oleh perusahaan induk, agar semakin fokus didirikanlah PT Artajasa Pembayaran Elektronis untuk mengambil alih jasa pelayanan ATM Bersama dan ATM Link yang telah 13 tahun disediakan oleh PT Aplikanusa Lintasarta. Sementara, Lintasarta konsentrasi pada penyediaan jasa komunikasi data keuangan dan pusat informasi pasar uang.

Penikmat musik jazz dan klasik ini merasa sangat yakin akan prospek jasa yang ditawarkan Artajasa. Sebab keuntungan bukan hanya bisa dinikmati nasabah melainkan oleh setiap bank penerbit kartu peserta ATM Bersama. Disebutkannya, sebagai misal, jika ingin mendirikan sendiri mesin ATM dibutuhkan biaya paling tidak 15 ribu – 20 ribu dolar AS per unit mesin, belum termasuk biaya lain seperti sewa tempat, pemeliharaan, integrasi mesin, dan harus mengisi uang tiap kali periodik. Semakin banyak mesin ATM didirikan semakin banyak uang tunai yang mesti disediakan. Namun, “Kalau beban ini dibagi bersama, nasabah nyaman dan bank diuntungkan,” simpul Arya Damar, yang untuk menjaga kebugaran tubuh harus berenang minimal tiga kali seminggu.

Sebagai produk teknologi canggih Arya menyebutkan tingkat kegagalan (dispute) bertransaksi di ATM Bersama atau ATM Link atau pembayaran secara online, adalah sangat kecil. Kalaupun gagal, kata Arya, biasanya lebih banyak terjadi karena uang di ATM sedang kosong, atau perangkat komputer bank penerbit kartu sedang bermasalah. Untuk itulah, demikian Asrya Damar, didorong pentingnya memberi kepuasan kepada masyarakat maka dalam setiap kerjasama dengan bank selalu ditandatangani Service Level Agreement. Dimana, bank wajib menjaga service level-nya dengan cara wajib mengisi uang di ATM. Kesalahan yang bisa ditolerir hanya tiga persen.

Ada yang berbeda antara jasa ATM Bersama saat ditangani Lintasarta, dengan kini oleh Artajasa kendati pengendali di belakang layar tetaplah nama sama yaitu Arya Damar. Dia mengakui, walau telah 13 tahun menawarkan jasa namun tingkat pengetahuan masyarakat tentang fasilitas pembayaran ATM Bersama secara elektronis masih terbatas. “Awalnya, saya hanya berpikir untuk menjadikan bank jadi satu dan efisien. Soal sosialiasi adalah tanggung jawab bank untuk memberi layanan ini kepada nasabahnya. Sama sekali tidak pernah memikirkan apakah masyarakat kemudian akan mengetahuinya,” aku Arya Damar, yang dulu penggemar permaian golf namun harus dihentikan akibat cidera kaki yang dialaminya. Kesadaran itulah yang membuatnya kini mulai aktif menjadi “sales force” ATM Bersama sampaitiba muncul needs masyarakat bahwa jasa ini memang sangat dibutuhkan.

Sebagai misal, Arya Damar mencoba memperluas jasa pelayanan di sistem pembayaran on line atau on line payment. Untuk pembayaran tagihan contohnya. Seperti pembayaran tagihan telepon, listrik, kartu kredit, kredit sepeda motor, dan peluang-peluang lain yang masih terbuka luas. Sebagai perbandingan, pada ATM Bersama dan ATM Link transaksi penarikan dana tercatat 900.000 transaksi per bulan, sedangkan pembayaran secara online mencapai 2 juta transaksi setiap bulannya. Arya Damar mengakui pendapatan terbesar perusahaannya ada pada on line payment yang mencapai 60 persen. Perbandingan lain, jika di negara tetangga Malaysia yang penduduknya jauh lebih kecil dari Indonesia namun mampu mencatatkan 400.000 transaksi elektronis perhari, sedangkan di Indonesia perbulan hanya 900.000 transaksi.

Advertisement

Ketertinggal itu bagi Arya Damar justru menjadi peluang bisnis yang terbuka luas. Dan dia yakin akan mampu mengejar ketertinggalan itu. Langkah ke arah itu sudah direncanakannya. Salah satunya adalah menawarkan jasa transfer antarbank melalui ATM Bersama. Dengan ini, jika ingin mentransfer uang ke rekening lain yang berbeda dengan bank penerbit kartu ATM milik nasabah, kini nasabah tidak perlu lagi membawa uang tunai sebab dengan kartu di ATM Bersama transaksi dimaksud bisa dilakukan. Oleh Arya, jumlah peserta ATM Bersama juga ditingkatkan menjadi 32 bank. Kartu ATM Bersama dipersiapkan pula merangkap sebagai kartu belanja atau debit card, sehingga, di setiap outlet yang menyediakan jasa debit ATM Bersama pemegang kartu tidak perlu membayar belanjaan secara tunai melainkan tinggal gesek. e-ti | ht

Data Singkat
Arya Damar, PT Indosat (1986-1990) / Integrasi Mesin ATM Antarbank | Wiki-tokoh | ITB, Indosat, direktur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini