back to top

BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    30.7 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 4 menit
    Lama Membaca: 4 menit
    Lama Membaca: 4 menit
    Lama Membaca: 4 menit

    Biografi

    Politisi Perempuan Potensial

    Apa hubungan antara politik, tinju, dan kelapa? Bagi Aryanthi Baramuli Putri, tiga hal itulah yang membentuk dan mewarnai hidupnya saat ini. Masih ada lagi, Aryanthi senang mengumpulkan benda-benda purbakala dari waruga, kuburan kuno masyarakat Minahasa, juga bermain sepak bola. Maskulin? "Saya tetap perempuan," tukasnya.

    Setia Menggemakan Sabda

    Dr. Paul Budi Kleden, SVD, lahir di Waibalun, Flores Timur, 16 November 1965. Dosen STFK Ledalero Maumere, ini meraih gelar doktor dalam bidang Teologi tahun 2000 dari Universitas Freiburg, Jerman dengan judul disertasi: Christologie in Fragmenten: Die Rede von Jesus Christus im Spannungsfeld von Hoffnungs - und Leidengeschichte bei Johann Baptist Metz.

    Pamong Bernurani Wong Cilik

    Drs. Djarot Saiful Hidayat, MSi seorang pamong (pemimpin) bernurani...

    Memuji Tuhan Lewat Keroncong

    Sepanjang karirnya di dunia tarik suara, ia telah menelurkan belasan album rohani maupun sekuler baik berbahasa Indonesia maupun Jawa. Jenis musik yang diusungnya pun beraneka ragam mulai dari pop, keroncong, campur sari, hingga dangdut.

    Presenter Cerdas dan Berani

    Gayanya yang khas, lugas dan kritis saat menjadi presenter berita di stasiun televisi SCTV melambungkan namanya. Peraih dua gelar master dari universitas di Inggris ini kemudian mundur dari dunia pertelevisian karena ingin mengembangkan usahanya sendiri. Namun pada tahun 2010, ia pulang kandang ke dunia yang membesarkan namanya dengan memandu talkshow bertajuk Satu Jam Lebih Dekat yang disiarkan TV One. 
    Majalah Horas Indonesia Edisi 08

    Pengamat yang Berani Bersuara

    Pakar komunikasi sekaligus pengamat politik ini terkenal lugas, tajam dan blak-blakan saat mengutarakan pendapatnya. Ia jarang menggunakan kata atau kalimat kiasan termasuk saat mengulas isu-isu sensitif di dunia politik. Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan ini juga aktif menjadi kolumnis dan sudah menerbitkan sejumlah buku, salah satunya yang terkenal berjudul "Dari Soekarno Hingga SBY". 

    Penemu Plastik Ramah Lingkungan

    Peneliti polimer dari Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ini memperoleh gelar profesor riset, atas ketekunannya meneliti dan menghasilkan temuan plastik ramah lingkungan karena bisa terurai—dengan bahan campuran pati jagung terlapisi dan polietilen, yaitu polimer sintetis berbasis petroleum.

    Janji Respon Tuntutan Rakyat

    Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Setya Novanto, terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 12 November 1955, yang juga seorang pengusaha itu berjanji dalam kepemimpinannya akan merespon tuntutan rakyat.

    Populer

    Ibu dari Tiga Anak, Ibu untuk Satu Provinsi

    Sherly Tjoanda bukan sekadar Gubernur Perempuan Pertama Maluku Utara...

    Bapak Sosiologi Indonesia

    Seorang lagi putera bangsa terbaik telah tiada. Ia 'Bapak Sosiologi Indonesia' Prof Dr Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan (88), meninggal dunia Rabu 11/6/03 pukul 12.55 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, karena komplikasi jantung dan stroke. Sosiolog yang mantan camat kelahiran Yogyakarta, 23 Mei 1915 ini dikebumikan di Pemakaman Kuncen, Yogyakarta, hari Kamis 12/6/03 pukul 12.00 WIB. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

    Pencipta Lagu Bagimu Negeri

    Seluruh pelosok negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, ia termasuk salah satu pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat karya dan lagu.

    Artikel Lainnya

    Tampan, Santun dan Pandai Bicara

    Sepanjang tahun 2009 hingga 2010, wajah tampannya kerap wara-wiri di layar kaca saat membawakan acara perjodohan Take Me Out (TMO) di sebuah stasiun televisi swasta. Berbekal bakatnya sebagai pembaca acara, ia tampil dalam acara-acara televisi berating tinggi dan acara-acara off air yang diadakan perusahaan-perusahaan ternama.

    Merambah Dunia

    Masyarakat perfilman Indonesia boleh berbangga karena ada sutradara muda bernama Edwin (31) yang kini mulai diperhitungkan di tingkat dunia. Tak kurang dari sutradara Garin Nugroho memuji Edwin sebagai harapan Indonesia di tengah sepinya kreativitas dan kurangnya keberanian para pencipta film lain dalam bereksperimen karena larut pada tuntutan pasar. 

    Hidupkan HAM ASEAN

    Berdirinya Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk Hak Asasi Manusia atau AIHRC memberikan bobot baru bagi ASEAN. Akan tetapi, banyak orang meragukan kinerja badan ini, yang dikhawatirkan hanya akan menjadi "macan ompong". Tugas Rafendi Djamin-lah, sebagai salah satu komisioner di AIHRC, untuk menghidupkan badan HAM ASEAN itu.

    Yang Terbang dari Buaian

    Dia membuat analogi-analogi menarik, dengan gaya penyampaian ekspresif, mimik, dan intonasi yang teatrikal; kadang keras dan sinis, kadang kocak, kadang lembut. Dinding ruang praktiknya bersih dari tempelan iklan obat. Dokter Tan Shot Yen (45) tidak memperlakukan pasien sebagai pesakitan, tetapi sebagai manusia yang punya daya menjadi kritis.

    Menerobos Kebuntuan Penguatan Pertahanan

    Ketika kecil Edy Prasetyono mengaku sering diceritai banyak kisah perjuangan heroik oleh sang bapak. Tidak hanya cerita pertempuran yang benar terjadi atau malah dialami sendiri oleh bapaknya, tetapi juga beberapa kisah pewayangan yang sarat nilai dan pesan moral.

    Mencerahkan Film Lokal

    Kiprahnya sebagai sutradara film mulai mencuri perhatian publik di tahun 2004 saat membesut film romantis, Brownies. Setelah itu, sutradara terbaik pada Festival Film Indonesia 2005 ini semakin getol menelurkan karya-karyanya seperti Catatan Akhir Sekolah, Jomblo, Lentera Merah, Get Married, Ayat-ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban hingga Sang Pencerah. Film-film yang dia sutradarai cukup beragam mulai dari film remaja, komedi romantis, drama reliji bahkan horor.

    Fleksibilitas Kesenian

    Berhadapan dengan Ubiet—begitu pemusik "avant-garde" Nyak Ina Raseuki ini biasa dipanggil—bisa membuat musik terdedah dari berbagai jurusan. Ubiet baru saja pulang kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan pendidikan S-3, meraih gelar PhD dalam etnomusikologi dari University of Wisconsin-Madison, AS dengan disertasi "Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatera". 

    Presenter Handal Berprestasi

    Walau bergelar sarjana sastra Jepang, perempuan cerdas dan kritis ini berhasil menjadi presenter handal dengan sejumlah prestasi. Ia mampu membawakan program berita di televisi terutama yang bertema politik menjadi menarik. Peraih Panasonic Award ini pernah menjadi pemimpin redaksi sebuah stasiun televisi dan mewawancarai pemimpin-pemimpin negara di dunia seperti George W Bush, Mahathir Muhammad, Lee Kuan Yew, dan Ahmadinejad. 

    Membawa ‘Ideologi Kenormalan’

    Isu difabel bukanlah monopoli difabel, tetapi merupakan isu manusia. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada jarak antara komunitas difabel dan nondifabel, yang akhirnya memunculkan "ketakutan" masing-masing untuk berinteraksi satu sama lain.

    Anita Moran dan Dunia Remaja

    Majalah remaja boleh saja dianggap isinya sekadar hura-hura, ecek-ecek, dan tidak sepenting majalah orang dewasa. Namun, bagi Anita Moran, remaja pun butuh informasi yang akurat dan berkualitas. Jadi, majalah remaja juga tak boleh dibikin sembarangan.

    Mengolah Limbah Lewat Batik

    Keprihatinan terhadap banyaknya sampah yang mengotori lingkungan mendorong Harris Riadi untuk terus berkreasi. Ia mencoba memperpanjang manfaat barang dengan mengolah limbah menjadi karya batik bernilai ekonomis.

    Nyanyian Semesta Ayu Laksmi

    Sejak tahun 2004 Ayu Laksmi seperti menemukan titik balik dalam karier bermusiknya. Ia merasa hidup telah cukup memberi pelajaran penting ketika beredar dari panggung ke panggung sejak usia 4 tahun. "Mengapa saya harus menoleh keluar terus, sementara sesungguhnya apa yang saya punya adalah anugerah yang luar biasa dari Tuhan," tutur Ayu, Kamis (12/11). 

    Advertisement

    spot_img