Agustin Teras Narang, Membangun Indonesia dari Kalteng

Teras Narang
 
0
28
Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36 - Agustin Teras Narang, Membangun Indonesia dari Kalteng

KAPUR SIRIH (Efektif, Efisien, dan Produktif, Edisi 36) – Bangsa ini sangat membutuhkan tampilnya banyak pemimpin yang efektif, efisien, dan produktif dalam memimpin demi menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang menggunung. Jalur untuk itu sesungguhnya sudah tersedia, yakni lewat pemilihan kepala daerah yang berlangsung secara terbuka dan langsung oleh rakyat pemilih. Namun terbukti, walau sudah dipilih langsung oleh rakyat, pilihan itu rupanya masih belum selalu berhasil memenuhi kualifikasi dimaksud. Sebab terkadang pemimpin muncul secara instan saja semata-mata mengandalkan sumberdaya dan nama besar yang dimiliki. Hasilnya sudah pasti bukan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kepemimpinan melainkan justru menambah beban masalah.

Baca Online: Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36 | Basic HTML

Itulah sebab kepemimpinan Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, SH bersama Wakil Gubernur Ir Achmad Diran sangat kami apresiasi kali ini. Nama besar sudah pasti Teras Narang miliki sebab ia berasal dari keluarga terpandang dan dihormati. Kendati, ia menyebut hanya kebagian keharuman nama ayahnya saja, August Waldemar Narang, seorang pengusaha sukses dan politisi pada jamannya dulu.

Memiliki sumber daya tetapi Teras Narang menghabiskan uang tak besar-besar amat untuk merebut kursi Gubernur. Bahkan praktis tanpa ada “sponsor”. Ini, membuatnya tak punya “hutang” kepada siapapun dan dalam bentuk apapun untuk harus dilunasi terkait dengan posisi baru usai terpilih sebagai Gubernur. Keleluasaan ini membuatnya efektif dalam menelurkan kebijakan-kebijakan pembangunan Kalimantan Tengah sebab tak ada kepentingan lain yang harus ditabraknya.

Teras Narang bukanlah pemimpin yang tiba-tiba muncul begitu saja. Ia sejak lama sudah didesain oleh ayahnya menjadi calon negarawan, mencontoh setiap pemimpin di negara Amerika Serikat yang selalu berlatar belakang pendidikan dan pengetahuan hukum. Iapun menjadi sarjana hukum, magang di sejumlah firma hukum selama belasan tahun hingga akhirnya membuka kantor advokat sendiri.

Lalu selama enam tahun lebih mempersiapkan diri sebagai politisi di gedung DPR/MPR Senayan, sebelum menyatakan ingin membangun Kalimantan Tengah. Ia berprinsip, di bawah bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia membangun bangsa bisa juga dari Kalteng tak harus dari Jakarta. Ia lalu menjadi pemimpin yang efisien dalam mengambil kebijakan, dan mengimplementasikannya di lapangan.

Teras Narang memimpin tatkala warga Kalteng masih dilanda keharuan akan peristiwa tragedi kemanusiaan yang berlangsung sebelumnya. Kerusuhan, yang sesungguhnya bisa pula diartikan merupakan puncak ketidakpuasan warga Kalteng selama ini, oleh siapapun sangat tak diinginkan terulang kembali terjadi. Selama 50 tahun berdiri provinsi ini selalu memperoleh perlakuan dan kebijakan pembangunan yang tidak pas dengan kondisi lokal. Padahal, Presiden pertama RI Bung Karno pernah menggagas agar Kota Palangkaraya, karena letaknya persis di tengah-tengah ditetapkan menjadi Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ide ini masih belum tenggelam, sesungguhnya.

Karena itu sebagai pemimpin yang akan memulihkan martabat warga Kalteng, membuka isolasi wilayah, dan memberikan kesejahteraan yang memadai, Teras Narang berprinsip hanya akan bekerja, bekerja, dan bekerja selama masa kepemimpinannya. Ia tak perlu memikirkan periode selanjutnya sebab pemilik mobilitas politik yang tinggi ini lebih suka bila ada pengganti yang lebih baik darinya. Dengan itu ia kelak menjadi bebas menentukan haluan hidup selanjutnya. Misalnya, kembali berkiprah di pusat. Itu layak, bagi siapa saja yang terbukti mampu memimpin secara efektif, efisien, dan produktif.

Selamat Ulang Tahun Emas 50 Tahun Provinsi Kalteng 23 Mei 1957-2007. (red/TokohIndonesia.com)

Daftar Isi Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36

Surat Dan Komentar

Advertisement

Kapur Sirih

Inheadnews

Tokoh Utama

Tokoh Pilihan

Depthnews

Perspektif

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini