
[OPINI] – Tokoh Indonesia DotCom, suatu media yang berobsesi bertutur tentang upaya mendorong tampilnya orang-orang baik negeri ini dalam kepemimpinan publik. Agak berbeda dengan beberapa media yang cenderung memilih menyoroti keburukan orang-orang dan institusi publik. Kecenderungan itu, tentu, bukan suatu hal yang salah dan jangan! Tetapi, izinkan pula media ini memilih menampilkan orang-orang baik. Sehingga tampilan buruk tidak harus selalu mendominasi potret bangsa ini secara absolut.
Bangsa ini sangat membutuhkan tampilnya orang-orang baik di pentas kepemimpinan publik. Kebutuhan itu terasa amat mendesak di tengah memuncaknya kegalauan bahwa sepertinya Indonesia tidak memiliki politisi atau pemimpin publik yang punya kepedulian memperbaiki situasi negara dan bangsanya. Mereka dinilai lebih terfokus pada perebutan kekuasaan, terutama menjelang Pemilihan Umum 2004. Kegalaun itu makin absolut manakala menonjolkan kerisauan atas fenomena kekerasan massa yang kian meningkat pada era reformasi ini.
Reformasi yang telah kebablasan, hyperdemocracy. Para politisi yang muncul tampak belum memiliki standar kualifikasi. Demikian pula sebagian rakyat masih sangat mudah terprovokasi. Aneh, orang sangat bebas melakukan dan mengatakan apa saja. Sikap menerabas pun makin nyata, dan korupsi makin menjadi-jadi.
MAJALAH TOKOH INDONESIA 03 ? TOKOH UTAMA: Jusuf Kalla Tokoh Utama Perdamaian Malino. = TOKOH PILIHAN: Alinafiah =WAWANCARA: Jusuf Kalla, Kata Kuncinya Agroindustri = TOKOH NEWS: A.Malik Fadjar – Idris Sardi – RO Tambunan – KH Hasyim Muzadi – Tanri Abeng – Slamet Supriadi -Charles Saerang = TOKOH DUNIA: Mohamad Baqir al-Hakim – Aung San Suu Kyi = SELEBRITI: Amelia Vega – Rima Melati-Frans Tumbuan – Cornelia ‘Sarah’ Agatha – Cut Mutia Rani – Withney Houston. Pertanyaan, apakah memang potret kualitas bangsa ini sudah seburuk itu. Jika jawabannya ya, tentu bangsa ini akan mengalami kesulitan untuk melakukan recovery. Lalu, reformasi akan menelan anak-anaknya sendiri.
Tetapi, marilah kita mencoba melihat dari sudut pandang kebaikan orang-orang yang tentu masih banyak di antara kita. Masih banyak jumlah orang-orang baik di negeri ini. Mereka mungkin belum (sulit) muncul berperan, karena terhambat kultur menerabas dan premanisme yang masih menonjol di sekitar kita.
Maka marilah kita lebih memfokuskan pandangan kepada orang-orang baik di sekitar kita. Mereka itu adalah orang-orang yang memiliki mentalitas dan moralitas terpuji. Ternyata masih sangat banyak, bahkan mungkin lebih banyak dari yang kita bayangkan.
Kolom ini tentu terlalu sempit bila menyebutnya satu-persatu. Namun, izinkan kami menyebutkan satu-dua-tiga nama yang kami angkat dalam edisi ini. Secara khusus, tokoh yang kami tampilkan dalam rubrik Tokoh Utama pada edisi ini. Ia tokoh utama perdamaian Malino. Seorang pengusaha yang kini menjadi pejabat tinggi, tetapi tetap hidup bersahaja.
Setelah ini, pada kesempatan berikutnya, kami akan menampilkan sosok anak-anak bangsa yang lainnya. Dengan harapan, kiranya bermakna mendorong kita untuk lebih dulu mengenali tokoh-tokoh sebelum memilihnya. Sehingga dalam menggunakan hak pilih, kita tidak lagi seperti membeli kucing dalam karung. Jakarta, Juli 2003. Redaksi ?Kapur Sirih, Majalah Tokoh Indonesia 03