Menciptakan Masyarakat Butuh Koperasi

 
0
262
Menciptakan Masyarakat Butuh Koperasi
Syariefuddin Hasan | Dok.TI/Hotsan

[WAWANCARA] Wawancara Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan (2) – Menumbuhkembangkan koperasi secara profesional tanpa meninggalkan prinsip jati diri koperasi.

Geliat pertumbuhan koperasi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, sebuah indikator bahwa koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat kini, baik dalam kebutuhan usaha maupun kehidupan sehari-hari. Meski demikian dalam pertumbuhannya bukan berarti koperasi tanpa menghadapi kendala terutama dalam keterbatasan modal dan sumberdaya manusia.

Namun demikian menurut Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan, pihaknya terus memberikan pendampingan bagaimana mengelola keuangan dan pelatihan bagi pengelola koperasi sehingga lebih profesional. Dengan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip koperasi tanpa mengubah jati diri koperasi itu sendiri.

Ia mengatakan, diperlukan suatu upaya yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi, meningkatkan fungsi dan peran nyata dari koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat, membenahi praktik atau ketatalaksanaan koperasi secara baik dan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mendorong pengembangan koperasi menjadi berskala besar sehingga memiliki kemampuan prima melayani para anggotanya.

Program GEMASKOP, yang secara garis besarnya mempunyai 3 (tiga) tuluan, yaitu: yang pertama, mengajak masyarakat untuk berkoperasi, kedua, membenahi kualitas kelembagaan dan usaha koperasi sesuai dengan nilai, prinsip dan jati diri koperasi, dan ketiga, mengembangkan koperasi yang ada menjadi berskala besar.

Selanjutnya, bagaimana strategi dan apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran berkoperasi di tanah air. Bagaimana program strategis yang dilakukan untuk mendorong koperasi Indonesia tampil menjadi koperasi berkelas dunia. Apa saja kriteria untuk memenuhi syarat koperasi berkelas dunia? Berikut penjelasan Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan dalam wawancara tertulis kepada TokohIndonesia.com.

TI: Koperasi dan UKM terus mengalami pertumbuhan di bawah kepemimpinan Anda sebagai Menteri Koperasi dan UKM. Apa strategi yang Anda lakukan sehingga pertumbuhan koperasi dirasakan kini kembali bergairah?

SH: Secara Nasional, selama kurun waktu tahun 2010-2011, perkembangan koperasi menunjukkan kinerja yang cukup baik. Dengan terus tumbuhnya jumlah koperasi dan anggota koperasi tersebut mengindikasikan bahwa keberadaan koperasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan memberikan manfaat nyata kepada anggota dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan usaha dan kehidupannya sehari-hari.

Namun demikian, koperasi sebagai sebuah badan usaha, tentunya menghadapi beberapa permasalahan dalam pengelolaan usahanya. Masalah yang umumnya dihadapi koperasi adalah keterbatasan permodalan dan sumber daya manusia pengelola koperasi yang berkualitas, sehingga dari total koperasi yang ada, baru sekitar 80% yang dikategorikan sebagai koperasi aktif. Sedangkan sisanya, perlu mendapat pendampingan baik dari sisi pengelolaan keuangan maupun pelatihan bagi pengelola koperasi. Selanjutnya, dari aspek kelembagaan, maka koperasi sebagai sebuah badan usaha yang berlandaskan pada member based assosiation, secara konsisten perlu menerapkan nilai dasar yang dianutnya ke dalam praktek berkoperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat adalah bagaimana menumbuhkan koperasi sesuai jati diri koperasi dan mengembangkan bisnis koperasi secara profesional.

Untuk itu, diperlukan suatu upaya yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi, meningkatkan fungsi dan peran nyata dari koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat, membenahi praktik atau ketatalaksanaan koperasi secara baik dan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mendorong pengembangan koperasi menjadi berskala besar sehingga memiliki kemampuan prima melayani para anggotanya. Hal ini antara lain didekati dengan Program GEMASKOP, yang secara garis besarnya mempunyai 3 (tiga) tuluan, yaitu: yang pertama, mengajak masyarakat untuk berkoperasi, kedua, membenahi kualitas kelembagaan dan usaha koperasi sesuai dengan nilai, prinsip dan jati diri koperasi, dan ketiga, mengembangkan koperasi yang ada menjadi berskala besar.

TI: Selama menjalankan program tersebut, apa tantangan yang dihadapi untuk menumbuhkan kesadaran berkoperasi di daerah?

SH: Dalam melaksanakan program-program pemberdayaan koperasi, khususnya melalui program Gemaskop, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana menciptakan masyarakat demand koperasi, sehingga koperasi menjamur di dalam masyarakat sebagai sarana untuk meningkatkan usaha dan kehidupan mereka. Melalui Gemaskop, kita ingin mengajak masyarakat berkoperasi, baik membangun atau mendirikan koperasi baru maupun berpartisipasi aktif pada koperasi yang ada. Tentunya ini merupakan tantangan berat, karena untuk membangun brand image koperasi di kalangan masyarakat dan meyakinkan mereka tentang manfaat berkoperasi, berarti merubah mindset dan perilaku seseorang terhadap keberadaan koperasi. Ini merupakan suatu proses bertahap dan membutuhkan waktu yang cukup panjang, mulai dari sosialisasi, kemudian dilanjutkan dengan internalisasi agar memperoleh pemahaman yang utuh, dan tahapan aktualisasi berupa aktivitas perkoperasian.

Tantangan lain dalam pelaksanaan program pemberdayaan koperasi yang umumnya ditemui di lapangan, adalah keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh koperasi, seperti SDM koperasi yang berkualitas, sumber-sumber permodalan yang dapat diakses oleh koperasi dan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, dan sarana serta prasarana wilayah yang dapat mendukung pengembangan bisnis koperasi. Hal ini semua, tentunya memerlukan dukungan semua pihak yang kompeten di bidangnya, yaitu Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, Swasta dan seluruh stakeholder lainnya, termasuk masyarakat di lingkungan domisili koperasi.

Advertisement

TI: Sebelumnya Anda pemah mengatakan ingin membawa koperasi bertumbuh dalam skala besar dengan harapan dapat menjadi pemain. Dengan cara menempatkan 3 (tiga) koperasi di setiap provinsi sebagai icon koperasi Indonesia. Sudah sejauh mana realisasinya?

SH: Berkaitan dengan fokus pertanyaan ini, strategi untuk menumbuhkan koperasi tumbuh lebih besar (konglomerasi). Dapat dijelaskan bahwa: pertama, Koperasi itu badan usaha (pelaku usaha) sebagaimana badan usaha lain. Sebagai badan usaha, koperasi dapat berkembang, menjadi besar. Anggapan bahwa koperasi, hanya kecil, dan sekedar tumbuh pada lingkup-lingkup bisnis yang kecil, itu keliru. Kalaupun, sekarang ini ada koperasi yang usahanya, masih kecil, itu wajar. Tetapi juga harus diketahui, di Indonesia sendiri sudah banyak koperasi, yang usahanya besar, dengan jumlah anggota yang banyak pula.

Kedua, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 07/Per/M. KU KM/IX/201 1, tentang Pedoman Pengembangan Koperasi Skala Besar. KSB adalah koperasi, yang dibina dan ditumbuhkan sehingga memiliki skala usaha besar. Kriteria yang digunakan, ada 3 (tiga) indikator, yaitu telah memenuhi: volume usaha (Omset) minimal Rp 50 milyar per tahun, aset minimal Rp 10 milyar, dan jumlah anggota minimal 1.000 orang. Kementerian Koperasi dan UKM, menargetkan disatu Propinsi minimal dapat berkembang 3 (tiga) KSB. Sekarang ini, dan telah terinventarisir 98 calon KSB dari 33 provinsi. KSB-KSB tersebut diarahkan tumbuh besar, dan diharapkan dapat masuk dalam daftar koperasi kelas dunia.

Strategi pengembangan Koperasi Skala Besar (KSB), adalah dengan mengelompokkan koperasi yang dinilai layak dikembangkan menjadi KSB dalam 5 kategori yaitu: (1) Kelompok I: koperasi yang mempunyai aset Iebiih dari Rp. 10 milyar, omset Iebih dari Rp. 50 milyar dan anggota Iebiih dari 1.000 orang. (2) Kelompok II : koperasi yang mempunyai aset Iebiih dari Rp. 10 milyar, omset Iebiih dari Rp. 50 milyar dan anggota kurang dari 1.000 orang. (3) Kelompok III : koperasi yang mempunyai aset Iebiih dari Rp. 10 milyar, omset kurang dari Rp. 50 milyar, dan anggota Iebiih dari 1.000 orang. (4) Kelompok IV : koperasi yang mempunyai aset kurang dari Rp. 10 milyar, omset Iebiih dari Rp. 50 milyar dan anggota Iebiih dari 1.000 orang. (5) Kelompok V : koperasi yang mempunyai aset kurang dari Rp. 10 milyar, omset kurang dari Rp. 50 milyar dan anggota kurang dari 1.000 orang, tetapi diusulkan oleh Dinas yang membidangi koperasi dan UKM tingkat provinsi.

Berdasarkan pengelompokan tersebut maka jumlah koperasi yang layak dikembangkan sebagai KSB sebanyak 309 unit, terdiri dari kelompok I: 41unit, kelompok II: 24 unit, kelompok III: 167 unit, kelompok IV: 16 unit dan kelompok V: 61 unit.

Kementerian koperasi juga telah melakukan kegiatan pendampingan untuk meningkatkan aset, omzet dan anggota koperasi calon KSB melalui penyelenggaraan temu konsultasi dengan pengurus calon koperasi skala besar. Setiap koperasi calon KSB masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, oleh karena itu fokus pembinaan dibagi menjadi 4 aspek: 1) Peningkatan kualitas SDM pengelola koperasi. 2) Peningkatan jumlah anggota koperasi. 3) Peningkatan volume usaha koperasi. 4) Peningkatan aset koperasi. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan koperasi memiliki kelembagaan yang kuat dan usaha yang maju.

TI: Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri mencanangkan tahun 2012 sebagai Tahun Intemasional Koperasi. Sejalan dengan itu, Anda juga terus mendorong koperasi-koperasi untuk mampu tampil menjadi koperasi berkelas dunia (go international). Untuk menuju koperasi berkelas dunia apa program strategis yang akan dilakukan?

SH: Sebagaimana tujuan dari Tahun Internasional Koperasi 2012 (the International Year of Cooperatives/IYC 2012), yaitu Increase Awareness (Peningkatan Kesadaran), Promote Growth (Kontribusi Terhadap Pertumbuhan) dan Establish Appropiate Policies (Mewujudkan Kebijakan dan Peraturan yang Dibutuhkan), maka momen yang penting dan strategis pada tahun ini perlu dimanfaatkan melalui berbagai program dan kegiatan yang mendukung. Beberapa kegiatan dalam rangka memperingati IYC 2012 di Indonesia telah disusun antara lain penyelenggaraan Seminar Internasional yang akan menjadi wadah bagi Gerakan Koperasi dan Pembina Koperasi (Pemerintah) untuk kembali mengenali kekuatan dari Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui kerjasama kolektif antar anggota.

Koperasi juga diyakini menjadi solusi dalam pengentasan kemiskinan dan pembuka lapangan kerja melalui perusahaan yang dimiliki sehingga pemerataan pengelolaan sumber daya dapat diwujudkan dengan keterlibatan sebagian besar masyarakat (sistem ekonomi kerakyatan). Selain mengajak orang untuk berkoperasi, koperasi juga berpeluang untuk terus dikembangkan baik dalam kualitas pengelolaan organisasi dan manajemen maupun daya saing produk yang dihasilkan (skala usaha). Hal ini akan berdampak kepada peningkatan aset yang dimiliki Koperasi dan omset atas usaha yang dijalankan. Untuk mendukung target peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, maka kami memiliki beberapa program seperti pengembangan Koperasi Skala Besar, yang ditargetkan tumbuh minimal 3 (tiga) Koperasi pada tiap Propinsi.

Peningkatan kualitas koperasi ini dilakukan dengan berbagai pendekatan yang terkait dengan peningkatan sumber daya manusia (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia), peningkatan produksi dan pengolahan (Deputi Bidang Produksi), pengembangan desain dan teknologi (Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha) dan pengembangan pemasaran (Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha). Selain hal tersebut juga program yang terkait bidang permodalan dan pembiayaan usaha (Deputi Bidang Pembiayaan) serta program pengembangan One Village One Product/ OVOP (Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya KUMKM). Pengembangan kualitas koperasi menuju koperasi kelas dunia ini tanpa meninggalkan jatidiri Koperasi (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM), sehingga diharapkan terjadinya kerjasama antar koperasi antar Negara.

TI: Adakah standar atau acuan yang dibuat untuk menyatakan koperasi-koperasi yang ada telah memenuhi kriteria, koperasi berkelas dunia?

SH: Sebagaimana diketahui, International Cooperative Aliance (ICA) tahun 2008 membuat daftar (list) 300 koperasi kelas dunia. Sementera ini belum ada koperasi dari Indonesia, yang masuk kelas dunia tersebut. Salah satu standar/acuan untuk masuk kriteria berkelas dunia koperasi di Indonesia harus memiliki omzet USD 500 juta/tahun. Ada 3 (tiga) Koperasi di Indonesia yang mempunyai peluang masuk dalam koperasi berkelas dunia yaitu: (1) Kospin Jasa Pekalongan. Total Volume usaha Rp 5,25 triliun dan total aset sebesar Rp 1,17 triliun. (2) Koperasi Warga Semen Gresik, Gresik. Total Volume usaha Rp 945,11 miliar dan total aset sebesar Rp 310,31 miliar. (3) Koperasi Pegawai PT. Indosat Tbk, dengan volume usaha Rp 458,99 miliar dan total aset Rp 93,10 miliar.

TI: Pada tahun sebelumnya Anda telah membuat berbagai program program unggulan dan telah dijalankan. Untuk tahun 2012 atau kedepannya apa program unggulan yang ingin Anda wujudkan

SH: Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan kapasitas Koperasi dan UMKM sehingga dapat tumbuh berkembang. Upaya-upaya tersebut diwujudkan melalui kebijakan/program yang berpihak kepada Koperasi dan UKM.

Untuk tahun 2012, sebagian program/kegiatan masih merupakan program/kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya dan beberapa merupakan program unggulan, seperti diantaranya Gerakan Kewirausaahan Nasional, Perluasan Program KUR, Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP), Pemeringkatan Koperasi, Penilaian Koperasi berkualitas/Koperasi Award, Penyelesaian UU LKM, Penyelesaian UU Koperasi, Revitalisasi Pasar Tradisional melalui Koperasi, Penataan PKL, perluasan program One Village One Product (OVOP), peningkatan pemasaran produk KUMKM melalui Lembaga Layanan Promosi KUKM, serta penyaluran dana bergulir. Berita wawancara TokohIndonesia.com | Mangatur, Hotsan

© ENSIKONESIA – ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA

<==== Sebelumnya 1 dari 2

Tokoh Terkait: Hatta Rajasa, | Kategori: Wawancara | Tags: Koperasi, gotong-royong, berkelas dunia, Gemaskop

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here