Pancasilais sejati dan Tokoh Pembangun Toleransi Beragama, KH. Drs. Slamet Effendy, MSi, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Anggota Lembaga Pengkajian MPR RI, meninggal pukul 23.00 WIB, Rabu 2 Desember 2015, saat melaksanakan tugas MPR di Hotel Ibis Braga, Bandung, Jawa Barat, sejak Selasa malam, 1 Desember 2015.
Sejak semula, kyai kelahiran Tuban, 8 Agustus 1944, ini berpendirian bahwa NU sebagai ormas Islam terbesar dengan jumlah anggota mencapai 45 juta orang lebih, tidak boleh dipertaruhkan untuk kepentingan sesaat. Kebesaran nama baik NU, bagi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), dua periode (1999-2004 dan 2004-2009), ini tidak boleh dipertaruhkan demi kepentingan kekuasaan.
Anggota DPR-RI (1992-2009) berwawasan kebangsaan ini sangat sering berada pada momen perubahan yang sangat penting dan dahsyat. Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor (1985-1995) ini salah seorang konseptor kembalinya Nahdlatul Ulama ke Khittoh 1926. Ketua Dewan Kehormaatan DPR (2004-2007)ini, berperan penting dalam perubahan dan peningkatan etos kerja anggota legislatif.
Slamet Effendy Yusuf, Waketum PBNU (2015) dan Ketua Dewan Kehormatan DPR (2004-2007) / Tokoh Pembangun Toleransi | 12 Jan 1948 - 2 Des 2015 | Ensiklopedi | S | Member | Laki-laki, Islam, Jawa Tengah, golkar, Nahdlatul Ulama, Politisi, DPR, MPR, UI, Ansor, NU
KH. Mohammad Cholil Bisri, Ketua Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa / Kyai yang Membidani Kelahiran PKB | 12 Agts 1942 - 23 Agts 2004 | Ensiklopedi | C | Laki-laki, Islam, Jawa Tengah, Nahdlatul Ulama, PKB, NU
Sesungguhnya KH Cholil Bisri lebih patut disebut sebagai deklarator PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ketimbang Gus Dur. Sebab dialah yang memimpin sebuah tim membidani pendirian partai sebagai wadah aspirasi politik warga Nahdlatul Ulama (NU) atas desakan para kyai. Sementara Gus Dur selaku Ketua Umum NU ketika itu malah menolak pendirian partai. Maka pada mulanya, ada 72 deklarator PKB, tidak termasuk Gus Dur. Namun ketika deklarasi pendirian PKB itu disampaikan kepada PB NU, nama-nama deklarator itu pun dicoret dan berobah menjadi hanya lima orang.