Al-Zaytun Terus Suarakan Toleransi dan Perdamaian
Di tengah Badai Fitnah
AS Panji Gumilang Al-Zaytun dan Pancasila Al-Zaytun Patut Dicontoh Al-Zaytun yang Terbaik Al-Zaytun, Islam Milenium Ketiga Al-Zaytun Incompatible NII
Toleransi sangat mudah diucapkan namun tidak banyak orang yang dapat melaksanakannya, bahkan toleransi masih dianggap hal yang sangat menakutkan dan dapat mengikis keyakinan seseorang dalam beragama, tak heran jika banyak tokoh agama yang berpendapat bahwa: toleransi ada batasnya.
Jika toleransi ada batasnya, akan muncul pertanyaan, apa yang menjadi batas toleransi tersebut? Agama, suku atau budaya? Tentu kita akan menemui kesulitan untuk membatasi toleransi itu sendiri, oleh karenanya alangkah bijak ketika kita kembali kepada sejarah atau flash back bagaimana ketika Nabi Muhammad menaklukkan Makkah.
@tokoh.id 3 Pidato Inspiratif Tentang Al-Zaytun dari Tokoh Lintas Agama. Gomar Gultom Palmer Situmorang Monique Rijkers #ponpesalzaytun #alzaytunindramayu #persekutuangerejaindonesiapgi⛪#moniquerijkers #asosiasiadvokatindonesia #inspiratif
Kalimat yang pertama disampaikan adalah: “Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman. Barang siapa menutup pintunya, maka dia aman. Dan barang siapa memasuki Masjidil Haram, maka dia aman.
Kalimat seperti ini adalah sebuah sinyal kuat dimana Rasulullah Muhammad sangat menghargai perbedaan keyakinan, dan sebagai penguasa baru di Makkah, Muhammad menjamin keamanan bagi seluruh warga negaranya berbeda keyakinan dan suku.
Konsep Rasulullah Muhammad inilah yang sedang dan akan terus dibangun oleh Syaykh Al-Zaytun Prof. Dr.HC. Abdussalam Panji Gumilang, MP melalui lembaga pendidikan Ma’had Al-Zaytun.
Mereka Terheran-heran
Bagi orang yang baru mengikuti acara 1 Syuro di Al-Zaytun akan terheran-heran melihat tamu yang yang hadir, seluruh tokoh agama, politisi, budayawan hingga pejabat negara hadir dalam acara rutin tahunan tersebut.
Al-Zaytun menerapkan konsep kemanusiaan di atas segalanya, persatuan dibangun berdasarkan kemanusiaan bukan agama-agama, karena persatuan hanya dapat diwujudkan berdasarkan kemanusiaan tanpa melihat apa agamanya.
Kerja keras dan konsistensi Al-Zaytun dalam membangun kehidupan yang penuh toleransi untuk menuju perdamaian dunia sedang diuji. Sedang terjadi persekusi terhadap Al-Zaytun dan pimpinan pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara yang mengarah pada kriminalisasi hukum.
Ironisnya persekusi ini dilakukan di ruang publik oleh pemberitaan-pemberitaan tanpa ceck and richeck alias berita bohong (hoax) yang dilakukan oleh media mainstream dan content creator tertentu. Sampai – sampai orang sekelas Anwar Abas Wakil Ketua MUI Pusat menjadikan berita hoax sebagai dasar statement yang memantik kemarahan umat Islam dan mengakibatkan demo ke Al-Zaytun.
Begitu masif pemberitaan bohong, menyudutkan, mempersekusi terkait apa dan bagaimana Al-Zaytun diterima mentah-mentah oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran.
Bahkan Profesor Mahfud MD Kemenkumham RI sudah menjadi bagian dari polemik Al-Zaytun dengan mengumumkan dugaan dan tuduhan negatif terhadap Al-Zaytun dari mulai aliran dana, NII dan ajaran menyimpang dengan keterangan yang terkesan menghakimi tanpa tabayyun.
Anehnya Mahfud MD tidak membuat langkah strategis dalam menangani polemik Al-Zaytun, sampai hari ini Mahfud MD tidak membentuk team untuk melakukan klarifikasi atau observasi terkait apa yang menjadi isu di masyarakat. Padahal hal ini penting mengingat statement Mahfud sangatlah mempengaruhi pandangan publik dan kondusifitas negara yang saat ini sedang terganggu.
Terus Kibarkan Toleransi
Walau badai fitnah terus mendera, Al-Zaytun terus mengibarkan bendera toleransi untuk mencapai perdamaian dunia dan peradaban baru yakni Orhiba (orde hidup baru).
Seperti biasanya, Al-Zaytun memperingati satu Syuro 1445 H dengan tema, Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan Menuju Kebangkitan Kembali Indonesia Raya. Peringatan satu Syuro ini dihadiri tokoh penting pengamat militer yang juga seorang dosen Dr. CONNIE RAHAKUNDINI, Msi, satu-satunya tokoh wanita yang sangat konsen pada pertahanan militer di Indonesia, wanita lulusan Tel Aviv ini sangat memahami teori-teori militer.
Menurut Connie, kehadirannya ke Al-Zaytun memenuhi undangan dari Syaykh Al-Zaytun dan resmi diketahui Kasal juga Panglima TNI. “Sebagai akademisi saya mesti memastikan semua informasi yang beredar di masyarakat, saya mendengar bahwa Al-Zaytun membuat kapal besar dan dikerjakan sendiri, ini sangat membuat saya penasaran,” katanya.
“Setelah sampai di Galangan Kapal Al-Zaytun Selasa 18/07/23 ternyata informasi tersebut benar adanya, dan saya bisa masuk di sana dengan aman tanpa hambatan tidak seperti isu yang saya terima bahwa Al-Zaytun negara dalam negara tidak bisa masuk, dan saya melihat Al-Zaytun ini seperti kota mandiri yang semua kebutuhannya dicukupi sendiri, jika semua pesantren seperti ini tentu Indonesia akan maju. Keberanian AS Panji Gumilang membuat kapal dengan ukuran 10x50x25 dengan biaya sendiri merupakan prestasi yang harus didukung semua pihak,” tutur Connie.
Lebih jauh Connie menambahkan, AS Panji Gumilang mewujudkan mimpi presiden RI Joko Widodo dalam hal Indonesia negara poros maritim dunia. PT PAL membuat kapal ukuran 70 m pembuatannya selama dua tahun, AS. Panji Gumilang membuat dua kapal selama covid berarti kan dua tahun dua kapal dengan ukuran lebih besar dan yang luar biasanya biaya sendiri,” pungkas Connie terkagum-kagum.
Al-Zaytun memang tak main-main dalam memperjuangkan toleransi dan perdamaian, Al – zaytun memposisikan dan menghormati manusia dengan tidak melihat apa agama, suku dan rasnya, hal ni terlihat dari keberanian Al-Zaytun mengundang seorang anak keturunan dari Partai Komunis Indonesia (PKI), Ilham Aidit diundang untuk memberikan sambutan dalam sempena 1 Syuro Rabu 19/07.
“Saya kaget diundang oleh pesantren, karena yang ada dalam pikiran saya Al-Zaytun adalah pesantren yang dicap teroris dan radikal, tapi dari mulai saya masuk ke Al-Zaytun ini, tidak ada kesan radikal, justru saya melihat suasana di sini sangat damai, toleran dan moderat, tak ada kesan radikal sedikit pun,” kata Ilham Aidit.
Dalam satu syuro kali ini Al-Zaytun juga kedatangan seorang aktivis Yahudi dari fakta Israel yaitu Monique Rijkers, tokoh perempuan yang menyuarakan toleransi dan perdamaian. Menurutnya, hanya di Al-Zaytun yang memandang toleransi tidak ada batasnya, dan hanya disini saya dibolehkan mengenakan kaos bintang daun di Israel saja saya dilarang mengenakan kaos bintang daun ini,” ugnkap Monique.
“Indonesia butuh pemimpin seperti Syaykh AS Panji Gumilang, seorang pemimpin yang berdiri divatas semua golongan, inilah pemimpin yang visioner, sebagai non Muslim saya sangat bangga ketika ada usulan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang justru datangnya dari umat Muslim (Syaykh Al-Zaytun), kami saja umat Kristen tidak berani mengusulkan hal tersebut,” jelas Monique.
Ada hal lain yang menarik dalam acara satu Syuro di Al-Zaytun, hadirnya seorang ketua umum ormas Solidaritas Nasional Kebhinekaan Bersatu (SNKB) yang beberapa hari lalu mendemo Majelis Ulama Indonesia (MUI), menurutnya kedatangannya ke Al-Zaytun adalah untuk melakukan tabayyun dan siap pasang badan untuk Al-Zaytun, karena saya yakin informasi yang mengatakan Al-Zaytun sesat itu adalah bohong dan memprovokasi umat, oleh karena itu kami akan melawan siapa pun yang menyebar fitnah tentang Al-Zaytun,” tegasnya.
Bersatu Membela Al-Zaytun
Hadir pula advokat senior Palmer Situmorang, SH dalam sambutannya Palmer mengatakan, saya sudah saksikan sendiri bahwa tidak ada bunker di sini, tidak ada bom di sini kalau ada bodoh sekali intelijen kita, sudah dua puluh tahun Al-Zaytun berdiri. “Saya usulkan kepada Syaykh Al-Zaytun agar membentuk team untuk melakukan search engine guna memetakan isu yang ada dan segera melakukan langkah hukum atas para pelaku penyebar hoax atau fitnah terhadap Al-Zaytun ini,” kata Palmer Situmorang
Lebih lanjut Palmer mengatakan: “Saya bangga dengan pemikiran-pemikiran Prof. AS Panji Gumilang,” Palmer pun mengisahkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah memintanya sebagai pengacaranya untuk mengatasi berita-berita hoax yang menyudutkan SBY. “Jadi saya punya pengalaman mengatasi berita-berita hoax yang memfitnah Al-Zaytun, saya akan pasang dada untuk mereka yang memasang dada terhadap Al-Zaytun,” tandas Palmer.
Sementara itu Pendeta Ferdinan Pinontoan biro organisasi Asosiasi Pendeta Indonesia yang beberapa kali hadir dalam acara peringatan satu Suro menyampaikan kebanggaannya terhadap Al-Zaytun. Dia mengatakan, pada tahun 1990 pondok pesantren Gontor merupakan Ponpes yang melahirkan tokoh-tokoh nasional dan ternyata Syaykh Al-Zaytun merupakan lulusan Gontor, tetaplah berada pada posisi mengibarkan perdamaian dan toleransi karena itulah kebenaran yang nyata dan pasti didukung oleh orang-orang beriman dan memiliki akal sehat.
Al-Zaytun juga kedatangan Sudirman Abas Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia memaparkan, konsep Syaykh adalah Almuhafadhotu alal qodiimi sholeh wal ahtu fil jadidil aslah realisasinya ingin mengembalikan kejayaan Indonesia dengan Indonesia Rayanya. “Kita tidak perlu berpedoman pada lembaga bentukan manusia, gagasan kita lawan dengan gagasan, ide kita lawan dengan ide, argumentasi kita suguhkan dengan argumentasi yang logis yang itu dalam buku karangan al mawardi disebut maayakhtadihi zaman apa yang dikehendaki zaman kemudian orang mempersepsikan bahwa yag dikehendaki dari sebuah miniatur negara adalah sosok yang saat ini yang sedang kita kagumi itulah sosok yang diramalkan oleh al mawardi sosok pemimpin yang akan datang,” papar Sudirman.
Sudirman menambahkan, sebuah karya, karya ini akan ada orang yang membuat walaupun karya itu akan terjadi dan lebih baik, tetapi kelebihan keunggulan itu akan tetap dimiliki oleh sang penggagas pertama dan itu tidak pernah terlupakan oleh tulisan sejarah. “Saya terinspirasi dengan ungkapan bahwa semua rasul terutama nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak,” kata Sudirman Abas.
“Sehingga di situ ada sebuah kata bijak, sebuah bangsa, sebuah lembaga, sebuah identitas, sebuah suku bangsa tidak akan terwujud kalau kehilangan jati dirinya, dan Al – zaytun merupakan salah satu dari sekian puluh ribu lembaga yang ingin menguak kembali menampilkan jati diri bangsa Indonesia itu maka dia kelak akan berjaya selama-lamanya,” ujar Sudirman.
Sudirman Abas mengungkapkan, ada sebuah buku yang judulnya unik sekali yang pernah saya baca, berterima kasihlah kepada orang yang menghinamu, orang yang menghujatmu orang yang mencelamu, ada kata yang paling penting, apabila seseorang yang jati dirinya ditempa oleh Allah, diutus oleh yang d iatas, dia akan diuji dengan mengutus orang sesamanya yang menghina, menghujat, mendzalimi, itulah dia jati diri yang asli yang akan diberikan Allah kepada yang bersangkutan.
“Saya juga terinspirasi oleh buku karya Muhammad Iqbal satu karya Muhammad Iqbal dalam bahasa urdu adami ehtromi adami bahobarso asmakom adamihe, manusia itu disebut manusia manakala manusia itu mampu memanusiakan manusia,” ungkap Sudirman..
Sudirman menegaskan, jasad boleh dikubur, tapi pikiran ide dan gagasan akan terus hidup, satu orang mati akan tumbuh seribu, seribu orang mati akan tumbuh seratus juta dan di Al-Zaytun inilah kader-kader bangsa itu, kita inilah lidi-lidi yang diikat oleh sebuah tali, dan talinya adalah Syaykh Al=Zaytun, maka bersatulah untuk membela Syaykh Al-Zaytun. Hari ini kita semua sudah melihat bukti di mana Al-Zaytun memberi kontribusi bagi bangsa dan negara, jika sudah ada buktinya untuk apa menanyakan bagaimana prosesnya,” pungkas Sudirman Abas dalam sambutannya.
Pablo Bela Al-Zaytun
Al-Zaytun bagaikan magnet bagi orang-orang yang berhati baik, Ia laksana gula yang dirindukan semut, selain tokoh agama, dan pengamat militer, seorang Pablo Benua lawyer muda dan youtuber juga hadir dalam peringatan satu Syuro di Al-Zaytun. Dalam sambutannya Pablo mengaku dihujat netizen saat dia membela Al-Zaytun dalam sebuah podcast di channel youtubenya. ’Wah Pablo bela Al-Zaytun, memang benar saya membela Syaykh Al-Zaytun itulah sikap anak muda yang ingin bangsanya maju,” tegas Pablo.
Sebagai orang yang mengamati media sosial tudingan-tudingan yang dialamatkan kepada Al-Zaytun itu tidak organik, saya melihat tuduhan-tuduhan yang terstruktur dan masif namun tidak sistematis, banyak tuduhan yang sangat tidak sinkron. Mari kita amati, Al-Zaytun dituduh sebagai tempat tumbuhnya radikalisme, tapi disaat yang bersamaan Al-Zaytun dibilang toleransi yang kebablasan. Bagaimana ceritanya radikalisme bisa digabungkan dengan toleransi,” ungkap Pablo.
“Hari ini kita lihat begitu banyak tokoh tokoh lintas agama hadiri di sini, kalau di sini tempatnya radikalisme maka dapat dipastikan semua tokoh lintas agama yang hadir di sini pulang dengan tidak selamat,” papar Pablo. Selain itu, dia lebih lanjut mengatakan, ada yang bilang Al-Zaytun adalah NII tapi pemerintah juga bilang Al-Zaytun itu NII bentukkan pemerintah. Mana yang benar? “Dari situ saya menyimpulkan bahwa sebuah kebohongan yang disampaikan secara masif terus-menerus maka ia akan jadi sebuah kebenaran, inilah bahayanya isu atau berita-berita bohong yang dituduhkan kepada Al-Zaytun,” tandas Pablo.
Perlu diketahui bahwa Pablo adalah salah satu Youtuber yang berpikiran objektif terhadap Al-Zaytun. Pablo juga pernah berkeliling di kompleks Al – zaytun melakukan observasi tentang apa dan bagaimana Al-Zaytun, sehingga Pablo berkesimpulan bahwa Al-Zaytun itu tidak seburuk apa yang diisukan di media sosial, oleh karenanya Pablo berani mengkampanyekan kebaikan dan fakta yang ada di Al-Zaytun, sampai-sampai kabar terakhir instagram Pablo diblokir karena mengkampanyekan atau menggalang dukungan terhadap Al-Zaytun.
Berikut daftar video terkait Perayaan 1 Syuro 1445 di Ma’had Al-Zaytun:
- Ust. Eji Anugrah Romadhon, Ketua Umum Panitia Satu Syuro 1445 H di Al-Zaytun
Toleransi dan Perdamaian untuk Kebangkitan Indonesia Raya – Jamaah, guru, dosen, santriwan dan santriwati, serta para tamu undangan berkumpul di Al-Zaytun untuk merayakan 1 Syuro 1445 H dengan tema “Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan Menuju Kebangkitan Kembali Indonesia Raya.” Acara yang dihadiri oleh 15.635 peserta ini mencakup santri, guru, dosen, karyawan, mahasiswa, dan wali santri. Dalam sambutannya, Ketua Umum Panitia Ust. Eji Anugrah menyampaikan ucapan syukur atas terselenggaranya acara yang didukung penuh oleh seluruh civitas akademika Zaitun. Dengan harapan terwujudnya persatuan Indonesia yang dilandasi budaya toleransi dan perdamaian, acara ini menjadi momentum penting untuk menyongsong masa depan gemilang bersama. - Connie Rahakundini Bakrie, Analis Pertahanan, Militer dan Intelijen
Poros Maritim Dunia - Dr. Palmer Situmorang, SH, MH, Ph.D, Ketua Asosiasi Advokat Indonesia
Membela dan Mendukung Pesantren Al-Zaytun – Dalam kunjungannya ke Pesantren Al-Zaytun, Ketua Asosiasi Advokat Indonesia menegaskan dukungan penuh terhadap Syaykh Panji Gumilang dan seluruh civitas akademika Al-Zaytun. Dengan pengalaman 42 tahun sebagai advokat, Palmer Situmorang menyoroti pentingnya persatuan dan dukungan terhadap pesantren yang telah menunjukkan banyak kebaikan dan mendapatkan akreditasi unggul. Meskipun pesantren ini menghadapi isu-isu negatif di media sosial, ia menekankan bahwa hanya pohon tinggi yang diterpa angin, dan Al-Zaytun harus tetap berjalan dengan ajaran universalnya. Dia juga mengajak untuk menggunakan pendekatan strategis dalam menangani isu-isu ini, memastikan publikasi yang positif dan transparansi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk militer dan polisi. Ia berkomitmen untuk membela pesantren ini karena percaya pada kebaikan dan kontribusi besar yang telah diberikan oleh Al-Zaytun dalam dunia pendidikan dan kemanusiaan. - Pablo Putra Benua, YouTuber
Membela Syaykh Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun di Tengah Hujatan – Pablo Putra Benua, seorang YouTuber, secara tegas menyatakan dukungannya kepada Syaykh Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun meskipun mendapat banyak hujatan di media sosial. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya integritas dan keberanian untuk berbicara di ruang publik. Pablo mengkritik tuduhan-tuduhan tidak berdasar yang dilemparkan kepada Al-Zaytun, menyebutnya sebagai serangan terstruktur namun tidak sistematis. Ia menyoroti pentingnya berpikir kritis terhadap isu-isu yang beredar dan menunjukkan bahwa Al-Zaytun adalah tempat yang menjunjung tinggi toleransi dan kebersamaan. Pablo berkomitmen untuk membela pesantren ini dan bahkan mempertimbangkan untuk memasukkan anaknya ke Al-Zaytun, mengakui nilai-nilai indah yang diajarkan di sana. - Monique Rijkers, Pendiri Hadassah of Indonesia
Pujian dan Dukungan untuk Pesantren Al-Zaytun – Monique Rijkers menyampaikan rasa syukurnya bisa hadir dengan memakai baju bintang Daud, sesuatu yang dilarang saat ia berkunjung ke Betlehem. Monique Rijkers memuji Syaykh Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun atas komitmen mereka terhadap toleransi dan perdamaian. Menurutnya, pesantren ini luar biasa karena mengajarkan nilai-nilai universal, menghapus diskriminasi, dan mempromosikan hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia. Dengan visi yang inklusif dan kepemimpinan visioner, Al-Zaytun diharapkan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang akan membawa Indonesia menuju perdamaian dan kesejahteraan. - Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M.Ag., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Syaykh Al-Zaytun: Menginspirasi Kebangkitan Bangsa melalui Toleransi dan Perdamaian – Pada Perayaan 1 Syuro 1445, Syaykh Al-Zaytun, Profesor Dr. Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, menyampaikan sambutannya yang memukau mengenai pentingnya toleransi dan perdamaian dalam mencapai kebangkitan kembali Indonesia Raya. Dalam pidatonya, Panji Gumilang menekankan konsep “al muhafadzatu alal qadim shaleh wal achtu bil jadidil aslah” sebagai upaya melestarikan dan memperbaiki nilai-nilai bangsa. Panji Gumilang juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi perselisihan, kita harus kembali kepada prinsip-prinsip agama dan argumentasi logis, bukan lembaga buatan manusia. Dengan inspirasi dari pemikiran tokoh-tokoh besar seperti Muhammad Iqbal dan Almawardi, Syaykh Al-Zaytun menyerukan persatuan dan kebijaksanaan untuk mewujudkan peradaban yang unggul bagi Indonesia dan dunia. - KH. Adlan Daie, Tokoh Pesantren Indramayu
Dedikasi dan Pembelaan dari Tokoh Pesantren dan Mantan Anggota DPRD – Selama 35 tahun di Indramayu, saya mengabdi sebagai pengajar di pondok pesantren setelah menimba ilmu di pesantren salaf dan modern terbesar di Madura. Pengalaman saya sebagai anggota DPRD Indramayu dan wakil sekretaris NU Jawa Barat mengukuhkan keyakinan saya terhadap pesantren Al-Zaytun. Meskipun tidak memiliki ikatan formal, hati saya tergugah melihat bombardir isu negatif terhadap Al-Zaytun di media sosial. Sebagai seorang yang berlatar belakang pesantren, saya menulis artikel yang membela Al-Zaytun, menegaskan bahwa pesantren ini berkontribusi luar biasa dalam pendidikan dengan akreditasi unggul. Tuduhan yang dilemparkan sangat bertentangan dengan tradisi pesantren yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan moralitas tinggi. - Pdt. Gomar Gultom, M.Th., Ketum PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia)
Pesan Toleransi dan Cinta Kemanusiaan di Tahun Baru Hijriah 1445 di Al-Zaytun – Saya mewakili Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, mengucapkan selamat merayakan tahun baru Hijriah 1 Syuro 1445. Kehadiran saya di acara ini adalah momen yang membanggakan, mencerminkan kebersamaan kita sebagai anak bangsa. Semoga perayaan ini memperkuat tali silaturahim, kerukunan, dan kedamaian, serta menjadi momentum untuk merajut hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Mari kita bersatu dalam cinta kasih Tuhan, mengedepankan toleransi, keadilan, dan kebenaran, demi kebangkitan kembali Indonesia Raya. Terima kasih, Al-Zaytun, teruslah bersinar dalam semangat persatuan dan kemanusiaan. Merdeka! - Pdt. Ferdynan Pinontoan, S.Pd, DPD API Jabar – GPdI Purwadadi Subang
Berdoa Siang Malam untuk Al-Zaytun - Mbah Wirobismo, YouTuber Akun Mbah Wirobismo
Klarifikasi dan Dukungan untuk Al-Zaytun – Pada acara yang dihadiri oleh Syaykh Panji Gumilang dan Ibu Dr. Connie Rahakundini Bakrie, dan para tamu undangan, content creator Mbah Wirobismo menegaskan bahwa ia tidak memiliki ikatan dengan Panji Gumilang maupun Ponpes Al-Zaytun. Ia menjelaskan bahwa video-videonya yang dinilai membela Al-Zaytun semata-mata karena ia menyoroti aspek-aspek positifnya. Mbah Wirobismo menyatakan terima kasih atas undangannya dan menyampaikan bahwa berdasarkan pengamatannya langsung, kondisi di Al-Zaytun baik-baik saja, meskipun ada rumor negatif di luar sana. Ia berkomitmen untuk terus membuat konten yang menampilkan kebaikan Al-Zaytun di channelnya. - Romo Nanda Bahruddin, S.Pd.B., Buddha Provinsi Banten
Tetap Semangat Walaupun Ada Isu-isu di Luar - Prof. Dr. Makrum Kholil, M.Ag., UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Panji Gumilang Layak Jadi Presiden - Pdt. David Supriadi, S.Th., Gereja Kristen Baithani Immanuel Ampel, Malang
Toleransi dan Perdamaian di Al-Zaytun: Membangun Moderasi Beragama untuk Persatuan Indonesia – Ketika isu mengenai Al-Zaytun ramai diperbincangkan di media sosial, terdapat momen penting di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada peringatan satu Syuro, Bapak Jumali Hadi Siswanto, seorang wali santri, mengundang gereja setempat untuk hadir dalam acara tersebut. Kehadiran perwakilan dari gereja ini disambut baik oleh seluruh komponen wali santri dan panitia penyelenggara. Melalui acara ini, tercipta suasana toleransi dan perdamaian yang menjadi inspirasi untuk persatuan bangsa. Pesan dari peringatan ini adalah pentingnya membangun sikap moderasi beragama untuk kebangkitan Indonesia, dengan menekankan bahwa semua manusia setara di hadapan Tuhan dan bersumber dari satu asal, Bapa Abraham. Mari kita terus menjalin hubungan yang harmonis dan menyebarkan kebaikan demi keutuhan NKRI. - Ilham Aidit, Putra DN Aidit
Kebesaran Hati dan Toleransi di Pondok Pesantren Al-Zaytun – Pada acara 1 Muharram 1445 di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Ilham Aidit, putra tokoh yang dianggap sebagai musuh bangsa selama puluhan tahun, mengungkapkan kekagetannya ketika diundang oleh panitia acara. Kehadirannya, yang dikenal sebagai anak dari tokoh komunis, di pesantren menunjukkan kebesaran hati dan wawasan terbuka dari Syaykh Panji Gumilang. Ilham menekankan pentingnya toleransi dan perdamaian untuk mencapai persatuan bangsa, mengingat kembali semangat Sumpah Pemuda 1928. Pengalamannya berinteraksi dengan komunitas pesantren yang moderat dan terbuka meneguhkan keyakinannya bahwa Indonesia yang maju hanya dapat dicapai melalui persatuan, toleransi, dan saling mengalah demi kesepakatan bersama. - Pendeta Daniel Worek
Penulis Rukmana Fadli | Editor Asasira