Mentransformasi Kompas Menjadi “Viewspaper”
Sutta Dharmasaputra
Sutta Dharmasaputra adalah motor penggerak di balik transformasi besar Harian Kompas, yang mengarahkan media legendaris ini tetap relevan di tengah gempuran disrupsi teknologi tanpa mengorbankan integritas jurnalistiknya. Melalui terobosan seperti peluncuran Kompas.id, pengembangan Non-Fungible Tokens (NFT) berbasis arsip sejarah, hingga pendekatan jurnalisme solusi, ia membawa Kompas melampaui batas sebagai media, bukan sekadar newspaper, melainkan viewspaper yang menginspirasi.
Penulis: Mangatur L Paniroy, TokohIndonesia.com (Tokoh.ID)
Sebagai Pemimpin Redaksi Harian Kompas sejak 1 Mei 2020, Sutta Dharmasaputra telah mengabdikan dirinya selama lebih dari dua dekade untuk memperkuat peran media sebagai pilar keempat demokrasi, dengan mengutamakan prinsip-prinsip integritas, objektivitas, dan inovasi dalam setiap aspek pemberitaan.
Dalam menjalankan tugasnya, Sutta Dharmasaputra memanfaatkan pendekatan berbasis data untuk memahami perilaku dan preferensi pembaca. Strategi ini memungkinkan Kompas tetap relevan di semua platform, baik cetak, digital, maupun multimedia. Ia memimpin Kompas dengan visi yang progresif, mengintegrasikan inovasi teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar jurnalisme yang telah melekat sejak media ini berdiri.
Sutta Dharmasaputra lahir di Cianjur, Jawa Barat, pada 5 Januari 1971. Suami dari Ni Komang Ariani ini memulai pendidikan formalnya dari SD Mardi Yuana, Cianjur, hingga melanjutkan ke SMP Negeri 1 Cianjur dan SMA Regina Pacis, Bogor. Kecintaannya terhadap ilmu sosial dan politik membawanya ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tempat ia menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dengan fokus pada Antropologi Sosial. Pendidikan ini membentuk cara pandangnya dalam memahami dinamika sosial, politik, dan budaya, yang kemudian menjadi dasar kuat bagi karier jurnalistiknya.
Karier Sutta Dharmasaputra di dunia pers dimulai pada 20 Maret 2000, saat ia bergabung di Harian Kompas sebagai wartawan honorer di unit non-bisnis. Ketekunan dan dedikasinya yang tinggi membuatnya diangkat menjadi wartawan tetap pada tahun 2001. Selama bertahun-tahun, ia terus menunjukkan konsistensi dalam menjaga kualitas pemberitaan, hingga akhirnya dipercaya menjadi Wartawan Madya (Senior Journalist) pada 1 Mei 2008. Dalam perjalanannya, ia memegang berbagai posisi strategis, termasuk Editor Biro Bali Nusa, Editor Desk, hingga Deputy Managing Editor III, Deputy Editor in Chief II, dan Assistant Vice President of National News di KG Media.
Puncak kariernya terjadi pada 1 Mei 2020, ketika ia resmi diangkat sebagai Pemimpin Redaksi Harian Kompas (Kompas News Director). Dalam posisi ini, Sutta Dharmasaputra bertanggung jawab atas keseluruhan strategi pemberitaan Kompas, baik di platform cetak maupun digital. Di bawah kepemimpinannya, Kompas berhasil melakukan transformasi digital besar-besaran, salah satunya dengan meluncurkan Kompas.id, sebuah platform digital yang memperluas jangkauan pemberitaan Kompas hingga ke audiens internasional, khususnya generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi digital.
Sebagai pemimpin redaksi, Sutta Dharmasaputra membawa beberapa inovasi besar, salah satunya dengan memperkenalkan Non-Fungible Tokens (NFT) berbasis arsip berita bersejarah, yang menjadikan Kompas sebagai media pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi blockchain dalam mendokumentasikan momen-momen penting bangsa. Inisiatif ini menjadi bukti komitmennya untuk mengintegrasikan inovasi teknologi dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang kuat.
Visinya dalam memimpin Kompas mencerminkan komitmen yang kuat untuk menjaga integritas informasi di tengah maraknya misinformasi dan disinformasi. Pada ulang tahun ke-59 Harian Kompas, ia mengusung tema “Multimedia Mencerahkan”, sebuah komitmen untuk menyajikan informasi yang terverifikasi dan mendalam di berbagai platform. Ia melihat Kompas tidak hanya sebagai newspaper (koran) yang menyampaikan fakta, tetapi juga sebagai viewspaper yang menyajikan analisis dan perspektif kritis terhadap isu-isu nasional maupun global. Ia mengintegrasikan pendekatan jurnalisme solusi, yang menggabungkan kekuatan data, analisis yang tajam, dan pemaknaan yang mendalam untuk membantu masyarakat memahami isu-isu yang kompleks.
Tidak hanya fokus pada inovasi, Sutta Dharmasaputra juga mendorong kolaborasi antara media, akademisi, lembaga riset, dan organisasi internasional untuk menciptakan ekosistem informasi yang kredibel dan bertanggung jawab. Ia percaya bahwa masa depan jurnalisme terletak pada sinergi antara berbagai sektor untuk menghasilkan informasi yang jernih dan berkualitas.
Sutta Dharmasaputra juga aktif sebagai narasumber dalam berbagai acara seminar, peluncuran buku, dan talkshow, salah satunya Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Mahkamah Konstitusi (16/12/2024), di mana ia menegaskan pentingnya peran media dalam membangun pemahaman masyarakat mengenai hukum dan demokrasi. Ia melihat media tidak hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai ruang edukasi yang mampu membentuk pemikiran kritis publik.
Pengabdiannya dalam dunia jurnalistik telah mendapatkan berbagai pengakuan nasional, termasuk penghargaan bergengsi Megawati Soekarnoputri Award (2009) pada Hari Sumpah Pemuda ke-81. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam menjaga kualitas pemberitaan dan memperkenalkan inovasi yang berdampak positif bagi perkembangan media di Indonesia. Selain itu, ia aktif dalam berbagai inisiatif sosial, termasuk mengampanyekan penggunaan transportasi publik, pengurangan limbah plastik, serta kegiatan olahraga seperti Monas Half Marathon.
Sebagai sosok yang low profile, Sutta Dharmasaputra jarang menonjolkan diri di ruang publik. Dia memang memiliki beberapa akun media sosial seperti X @suttadh dan Instagram @sutta_dh, termasuk sebuah blog wordpress, namun sudah terbengkalai. Nampaknya dia lebih memilih untuk fokus pada pekerjaannya dalam mengembangkan inovasi jurnalistik yang memiliki dampak luas bagi masyarakat.
Dalam kehidupan pribadinya, Sutta Dharmasaputra menikah dengan Ni Komang Ariani pada 21 September 2005. Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai seorang putri, Putu Disa Kalinda Dharmasaputra. Sang istri, Ni Komang Ariani dikenal sebagai penulis dan akademisi asal Bali yang telah berkontribusi signifikan dalam dunia sastra Indonesia. Selain aktif menulis, Ni Komang Ariani juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Pamulang.
Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Sutta Dharmasaputra telah menjadi inspirasi bagi generasi jurnalis muda di Indonesia. Kepemimpinannya yang berbasis pada integritas, objektivitas, dan inovasi telah membawa Harian Kompas melampaui tantangan disrupsi teknologi dan berkembang menjadi media yang adaptif, inovatif, serta tetap menjadi sumber informasi terpercaya bagi seluruh lapisan masyarakat. (atur/TokohIndonesia.com)
Referensi:
- Media Online: Antara, Grid.id, KGMedia, KompasTV, KompasTV Jawa Timur, Maverick Indonesia, dan lainnya
- Medsos Sutta Dharmasaputra