Subagio Sastrowardoyo

Pengarang Kumpulan Cerpen Terkenal ‘Kedjantanan di Sumbing’
 
0
246
Subagio Sastrowardoyo
Subagio Sastrowardoyo

Subagio Sastrowardoyo mulai diperhitungkan sebagai tokoh penyair Tanah Air ketika kumpulan puisinya Simphoni terbit tahun 1957 di Yogyakarta. Belakangan, pendiri Yayasan Lontar (1987) ini lebih dikenal sebagai penulis cerpen dibanding sebagai penyair. Salah satu cerpennya yang berjudul ”Kedjantanan di Sumbing” telah mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaik. Karya-karya lainnya yang terkenal adalah Keroncong Motinggo (Puisi, 1975), Sosok Pribadi dalam Sajak (Kumpulan Esai, 1980), Sastra Hindia Belanda dan Kita (Kritik Sastra, 1990), dan Kematian Makin Akrab (Puisi, 1995).


BIODATA

Nama:
Subagio Sastrowardoyo

Pekerjaan:
Penyair, Penulis Cerpen dan Esai, Dosen, Direktur Balai Pustaka

Lahir:
Madiun, Jawa Timur, 1 Februari 1924

Meninggal:
Jakarta, 18 Juli 1995

Orangtua:
Raden Mas Sutejo Sastrowardoyo dan Raden Ayu Ratna Suyati

Pendidikan:

  • Master of art (M.A.) dari Department of Comparative Literature, Universitas Yale, Amerika Serikat, 1963
  • S1 Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada (UGM), 1958
  • Pendidikan lanjutan HBS, SMP, dan SMA di Yogyakarta
  • HIS Bandung dan Jakarta

Karier:

  • Pendiri Yayasan Lontar, 1987
  • Direktur Muda Penerbitan PN Balai Pustaka, 1981
  • Anggota Kelompok Kerja Sosial Budaya Lemhanas, 1981
  • Anggota Dewan Kesenian Jakarta, 1982-1984
  • Instruktur tamu di Universitas Ohio, mengajar Bahasa Indonesia, 1984
  • Mengajar di Universitas Flinders, Australia Selatan, 1974-1981
  • Mengajar di Salisbury Teachers College, Australia Selatan, 1971-1974
  • Mengajar di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD) di Bandung, 1966-1971.
  • Mengajar di Fakultas Sastra, UGM, 1958-1961
  • Ketua Jurusan Bahasa Indonesia B-1 di Yogyakarta, 1954-1958

Karya-karya:

Advertisement
  • Karya Terbaik: Simphoni (1957) dan Kedjantanan di Sumbing (kumpulan cerpen, 1965)
  • Karya Puisi:
    • Simphoni (1957)
    • Daerah Perbatasan (1970)
    • Keroncong Motinggo (1975)
    • Buku Harian (1979)
    • Hari dan Hara (1982)
    • Kematian Makin Akrab (1995)
  • Kritik sastra:Sastra Hindia Belanda dan Kita (1990)
  • Kumpulan esai:
    • Bakat Alam dan Intelektualitas (1972)
    • Manusia Terasing di Balik Simbolisme Sitor (1976)
    • Sosok Pribadi dalam Sajak (1980)
    • Sastra Hindia Belanda dan Kita (1983)
    • Pengarang Modern sebagai Manusia Perbatasan (1989)
    • Bunga Rampai Sastra Asean: Sastra Lisan Indonesia (1983)
    • Modern Asean Plays Indonesia (di dalamnya dimuat drama “The Bottomless Well”, “Wow”, “Time Bomb”, dan “Dhemit”) (1992)
    • Anthology of Asean Literatures: Volume III a: The Islamic Period in Indonesian Literature (1994)
  • Kumpulan cerpen:Tulisan Subagio yang berupa cerpen terkumpul dalam sebuah kumpulan cerpen, yaitu Kedjantanan di Sumbing (1965)

Prestasi dan Penghargaan:

  • Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta (1983) untuk karyanya Sastra Hindia Belanda dan Kita
  • Hadiah Pertama dari majalah Kisah (1995) untuk cerpennya “Kedjantanan di Sumbing”
  • Hadiah dari majalah Horison untuk puisinya “Dan Kematian pun Semakin Akrab” yang dimuat dalam majalah itu tahun 1966/1967
  • Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970) untuk kumpulan puisinya Daerah Perbatasan
  • Penghargaan South East Asia Write Award (SEA Write Award) dari Kerajaan Thailand pada tahun 1991 untuk kumpulan puisinya Simphoni Dua
  • Setya Lencana Bidang Sastra diberikan oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri

Pusat Data Tokoh Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini