Ratu Jamu Kecantikan Indonesia

Mooryati Soedibyo
 
0
1567

04 | Berawal Dari Rumah

Mooryati Soedibyo
Mooryati Soedibyo | Tokoh.ID

Hidup bersama dan dibesarkan oleh kakek dan nenek Sri Susuhunan Paku Buwono X di Keraton Surakarta Hadiningrat, semenjak kecil Mooryati Soedibyo menjalani keseharian hidup penuh dalam tradisi-tradisi ningrat.

Demikian pula, ia tekun mempelajari seni meracik jamu dan perawatan kesehatan serta kecantikan tradisional, serta mendalami beragam jenis kesenian tradisional Jawa. Ia dibimbing langsung oleh eyang puterinya mempelajari dan mewarisi pengetahuan memilih tetumbuhan berkhasiat, lalu meraciknya untuk merawat kesehatan dan kecantikan tubuh.

Tak heran jika pada usia 15 tahun ia sudah menguasai tehnik-tehnik tata rias dengan baik. Ia sangat cekatan membantu merias para penari Bedhaya dan Serimpi setiap kali penari itu hendak menari di Pendhapa Ageng Keraton Surakarta. Ngadi Saliro Ngadi Busono dan Tata Krama Jawa juga dikuasainya dengan baik.

Setelah tahun 1956 menikah dan mengikuti suami bertugas ke Sumatera Utara, terbukalah kesempatan bagi ibu muda Mooryati Soedibyo mengembangkan keterampilan mengolah jamu sebagai pengisi waktu luang penyalur hobi dan obat rindu akan leluhur keraton. Ia, antara lain membuat lulur dan jamu yang dibagikan secara gratis kepada para istri sejawat suaminya. Semata—mata demi hobi, ia dengan senang hati mau membuatkan jamu Komajaya, Komaratih, Lulur, Mangir, Parem Lengkap, dan sebagainya pesanan ibu-ibu yang berniat menikahkan anak. Sebagai istri seorang Kakanwil, merangkap Ketua Umum Rukun Istri Departemen Perindustrian (RIAN), ia berhasil membangun hubungan persahabatan secara luas dengan siapa saja tanpa batas.

Ia akhirnya merasa kewalahan. Pesanan ramuan buatan tanggannya tak lagi bisa dilayani dengan cuma-cuma. Ramuan beras kencur ramuan tangannya berhasil menarik minat pelanggan, sehingga semua pelanggan itu mau mengambil sendiri secara teratur ke rumah. Ia, mulai tahun 1973 konsentrasi penuh membuat jamu dibantu dua orang teman, dengan modal usaha awal Rp 25.000. Ia memulainya dari industri rumahan. Tak lama, tahun 1975 Mooryati Soedibyo resmi mendirikan PT Mustika Ratu untuk memayungi usaha pembuatan jamunya.

Mustika Ratu awalnya memproduksi lima macam jamu saja. Yaitu Perawatan Wanita, Perawatan Remaja Puteri, Sedet Saliro (pelangsing tubuh), Sepetan Sari (keputihan), Kesepuhan (Menopause), ditambah beberapa macam kosmetik tradisional leluhur, seperti Mangir, Bedak Dingin, dan Air Mawar. Pada tahun yang sama, 1975, Mooryati Soedibyo menggagas sekaligus melaksanakan mengajarkan ilmu kecantikan secara tradisional kepada para ahli kecantikan, pemilik salon, dan sanggar-sanggar. Usahanya semakin berkembang jumlah karyawan bertambah.

Pada tahun 1978 produk-produk Mustika Ratu mulai didistribusikan ke toko-toko, melalui salon-salon kecantikan yang meminta menjadi agen. Dan, memasuki awal tahun 1980-an Mustika Ratu mulai ekspansi mengembangkan jenis-jenis kosmetik tradisional. Masyarakat mulai akrab mengenal dan menggunakan produk-produk kecantikan tradisional keluaran Mustika Ratu, yang gencar dipopulerkan melalui artikel dan konsultasi kecantikan di majalah, serta melalui kegiatan periklanan di media cetak dan elektronik.

BRAy Mooryati Soedibyo harus merelakan garasi rumahnya penuh dengan bahan baku jamu, yang baunya menyebar hingga keluar rumah. Ia memang mengawali bisnis jamunya sebagai industri rumahan. Bahan-bahan kemasan ikut pula mengambil tempat hingga menyentuh atap rumah. Ia lalu melengkapi diri dengan pengadaan sebuah mesin sederhana pembuatan pil, yang didatangkan khusus dari Taiwan. Bersambung hp-tsl

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini