BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    30.1 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 5 menit
    Lama Membaca: 5 menit
    Lama Membaca: 5 menit
    Lama Membaca: 5 menit

    Biografi

    Populer (All Time)

    Pendiri Budi Utomo

    Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

    Pencipta Lagu Bagimu Negeri

    Seluruh pelosok negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, ia termasuk salah satu pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat karya dan lagu.

    Bapak Sosiologi Indonesia

    Seorang lagi putera bangsa terbaik telah tiada. Ia 'Bapak Sosiologi Indonesia' Prof Dr Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan (88), meninggal dunia Rabu 11/6/03 pukul 12.55 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, karena komplikasi jantung dan stroke. Sosiolog yang mantan camat kelahiran Yogyakarta, 23 Mei 1915 ini dikebumikan di Pemakaman Kuncen, Yogyakarta, hari Kamis 12/6/03 pukul 12.00 WIB. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

    Penggagas Budi Utomo

    Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo (20 Mei 1908), namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar STOVIA Jakarta itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat pada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.

    Melawan Penjajah Jepang

    Walau menyadari bahwa kekuatan kolonial Jepang sulit ditandingi, namun dengan semangat yang kuat, Supriyadi bersama teman-temannya tetap melakukan perlawanan.

    Populer Minggu ini

    Ibu dari Tiga Anak, Ibu untuk Satu Provinsi

    Sherly Tjoanda bukan sekadar Gubernur Perempuan Pertama Maluku Utara...

    Desainer Berani Tampil Beda

    Sejarah mode Indonesia mencatat kiprahnya di tahun 80-an saat...

    Si Buta dari Gua Hantu

    Aktor film Ratno Timoer (usia 61 tahun), yang memerankan Si Buta dari Gua Hantu, meninggal dunia, Minggu 22 Desember 2002 pukul 16.30 WIB, di Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta Barat. Jenazahnya, disemayamkan di rumah duka di Jalan Duren Tiga, No 45, Pancoran, Jakarta Selatan.

    Kepemimpinan Lapis Nilai

    Tidak banyak pemimpin yang lahir dari keseimbangan antara keteguhan...

    Warnai Dunia Jazz

    Lagu berirama bossas berjudul Kasmaran melambungkan namanya di dunia jazz pada era 90-an. Meski terhitung jarang mengeluarkan album, juara II Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1989) ini masih aktif berkarya baik di depan layar ataupun di belakang layar.

    Trending Hari Ini

    Bapak Pembangunan Indonesia

    Jenderal Besar TNI Haji Muhammad Soeharto, dipanggil akrab Pak...

    Pembuat Patung Garuda Wisnu Kencana

    Beberapa karya patung monumental telah terlahir dari tangan kreatif pematung lulusan ITB ini. Diantaranya, Patung Garuda Wisnu Kencana (Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), dan Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta). Dalam berkarya, peraih penghargaan Jasa Adiutama dari ITB tahun 2009 ini lebih memilih menggunakan bahan kuningan dan tembaga.

    Pejuang Kemajuan Wanita

    Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

    Pengamat Politik dan Militer

    Profesor Riset Dr. Ikrar Nusa Bhakti, pria kelahiran Jakarta, Minggu, 27 Oktober 1957 seorang pengamat politik dan militer yang mumpuni. Mantan Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) itu menjadi narasumber pers tentang kajian peristiwa politik dan militer. Pengamatan, kajian, apresiasi dan kritiknya memiliki getaran yang bisa memengaruhi sikap-tindak para politisi, pejabat publik dan militer di Indonesia.

    Pendiri Muhammadiyah

    Ahmad Dahlan (bernama kecil Muhammad Darwisy), adalah pelopor dan bapak pembaharuan Islam. Kyai Haji kelahiran Yogyakarta, 1 Agustus 1868, inilah yang mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 November 1912. Pahlawan Nasional Indonesia ini wafat pada usia 54 tahun di Yogyakarta, 23 Februari 1923.

    DAFTAR ARTIKEL

    Terkenal Lewat Supernova

    Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee lebih dulu dikenal sebagai seorang penyanyi yang tergabung dalam Trio RSD (Rida Sita Dewi). Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.

    Sipil Pertama Pengganti Militer

    Jabatan Walikota Jakarta Utara biasanya dipegang oleh kalangan militer, terutama dari Angkatan Laut. Effendi Anas adalah orang sipil pertama yang memegang jabatan walikota Jakarta Utara. Namun, soal mengganti jabatan yang sebelumnya dipegang oleh militer, ternyata bukan kali ini saja. Ia juga pernah menjadi orang sipil pertama yang menjadi Kepala Kantor Sosial Politik Jakarta Pusat menggantikan tentara. Juga, menjadi Kepala Direktorat Sospol DKI, yang sebelumnya menjadi langganan militer.

    Aktif di Legislatif Sejak 1964

    Zain Badjeber, Anggota F-PPP DPR dari daerah pemilihan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, lahir di Poso, Sulawesi Tengah, 12 Februari 1937. Alumni Fakultas Hukum UID, Jakarta, ini sudah lama berkecimpung dalam dunia politik. Pada tahun 1964-1966 ia sudah menjadi anggota DPRD GR I, Sulawesi Utara.  Tahun 1967-1971 menjadi Anggota DPR GR RI, tahun 1975-1977 Anggota DPR/MPR RI.

    Penyambung Lidah Rakyat Papua

    Anggota Fraksi PDI-P DPR-RI yang vokal menyuarakan aspirasi rakyat Papua, Lukas Karl Degey meninggal dunia di rumah sakit St Carolus, Jakarta, Minggu 24/8/03 sekitar pukul 17.15 WIB, akibat komplikasi penyakit radang perut dan gula. Wakil yang selama ini benar-benar telah menjadi penyambung lidah rakyat Papua dengan pusat itu disemayamkan di rumah duka komplek perumahan DPR Kalibata Jakarta.

    Berawal dari Pendidikan Moral

    Dibesarkan dan dididik dalam keluarga santri, Abdul Khaliq Ahmad ingin menjadi orang yang bermakna dan bermanfaat bagi orang lain. Mantan guru asal Cirebon kelahiran Jakarta 8 Agustus 1961 ini sama sekali tidak pernah menyangka akan duduk dalam kursi parlemen mewakili PPP dan PKB hingga menjadi Sekjen PKB (Partai kebangkaitan Bangsa) yang kemudian menjadi Pekade (Partai Kejayaan Demokrasi) tahun 2003. Di dunia politik ia banyak berkecimpung dalam merumuskan pola dan sistem pendidikan dan pelatihan kader partai serta mengimplementasikannya hingga ke daerah-daerah.

    Islah PKB Setelah Proses Hukum

    Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Batutulis ini membenarkan antara Gus Dur dengan Matori yang secara perorangan sudah bertemu berkali-kali, bisa diartikan sebagai tanda-tanda ke arah rujuk PKB. Bahkan secara kelembagaan dan formal dalam muktamar luar biasa PKB di Jakarta menyatakan islah atau rujuk sangat dimungkinkan. Tetapi catatan dari muktamar itu menegaskan kalau islah terjadi maka Ketua Umum PKB adalah Matori Abdul Jalil. Selain itu, untuk lebih elegan, rekonsiliasi atau islah harus setelah ada proses hukum yang final. Jadi, islah oke tapi tunggu proses pengadilan.

    Kerukunan Modal Keberhasilan

    Menteri Agama Kabinet Gotong-Royong ini sedang menjalani proses hukum dengan tuduhan korupsi Dana Abadi Umat. Ilmuwan yang hafal Al Quran 30 Juz, mubaliq dan uztad serta tokoh muslim moderat ini mengatakan, kerukunan adalah modal utama untuk keberhasilan. Dan, agama adalah jalur paling efektif untuk mewujudkan kerukunan. Sebagai seorang akademisi dengan kedalaman pemahaman agama, ia dipercayakan menjabat Menteri Agama.

    Jadikan Batam Berbasis Telematika

    Penerima Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (12 Agustus 2003) ini dinilai berjasa besar terhadap negara dan bangsa Indonesia, khususnya meningkatkan pertumbuhan industri kecil dan menengah yang berbasis teknologi. Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam ini menunjukkan visi yang jauh ke depan melalui inisiatif dan dukungan pada program-program untuk mewujudkan Pulau Batam sebagai Intelligent Island dan Bio Island. Pada tahun 2000 ia juga telah menerima tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan.

    Guru Besar Sosiologi Pedesaan

    Guru Besar Sosiologi Pedesaan Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Pudjiwati Sajogyo, meninggal pada usia 73 tahun di Rumah Sakit (RS) PMI Bogor, pukul 12.30, Selasa 20/8/02. Pudjiwati koma saat duduk di kursi seusai mandi pagi. Ia segera dibawa ke RS PMI Bogor yang jaraknya kurang satu kilometer dari kediamannya di Jalan Malabar 22, Bogor. Dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Blender, Bogor.

    Terpilih Ketua Mahkamah Konstitusi

    Guru besar hukum tata negara Universitas Indonesia Prof Dr Jimly Asshiddiqie SH terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dengan meraih 5 suara dari delapan anggota MK yang hadir dalam sidang perdana MK di Kantor Mahkamah Agung di Jakarta, Selasa 19/8/03. Sementara hakim agung Dr Mohammad Laica Marzuki terpilih sebagai wakil ketua. Laica Marzuki sendiri tidak hadir karena sakit.

    Jenderal Hakim Konstitusi

    Pria berpangkat Letnan Jenderal (Purn) kelahiran Banjaran, Jawa Barat, 1 Maret 1941 ini merupakan hakim konstitusi tertua. Maka dialah yang  memimpin rapat pertama Mahkamah Konstitusi untuk memilih pimpinan Mahkamah Konstitusi.

    Berintegritas Tinggi dari Sumsel

    Staf Ahli Khusus Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia ini mengaku tidak merasa kaget diangkat menjadi hakim konstitusi atas pilihan pemerintah. Pasalnya, ia sudah terlibat dalam pembahasan RUU mahkamah Konstitusi.

    Advertisement

    spot_img