Penyambung Lidah Rakyat Papua
Lukas Karl Degey
[DIREKTORI] Anggota Fraksi PDI-P DPR-RI yang vokal menyuarakan aspirasi rakyat Papua, Lukas Karl Degey meninggal dunia di rumah sakit St Carolus, Jakarta, Minggu 24/8/03 sekitar pukul 17.15 WIB, akibat komplikasi penyakit radang perut dan gula. Wakil yang selama ini benar-benar telah menjadi penyambung lidah rakyat Papua dengan pusat itu disemayamkan di rumah duka komplek perumahan DPR Kalibata Jakarta.
Lukas Karl Degey meninggalkan seorang istri Maryeta Apubiyau dan tiga anak masing-masing Theodurus Degey Putra, Antonius Degey Putra dan Maria Noverta Degey Putri. Kebaktian diadakan di rumah duka Senin malam ini. Jenazahnya diterbangkan ke Jayapura Selasa 26/8/03 sore untuk selanjutnya dimakamkan di daerah asalnya itu. Sebelumnya jenazah wakil rakyat itu disemayamkan di gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa siang untuk mendapat penghormatan terakhir.
Beberapa tokoh PDI-P datang melayat jenaza Ketua DPP PDI-P itu, di antaranya Taufiq Kiemas, Soetardjo Soerjogoeritno, Roy BB Janis, Kwik Kian Gie, Sukowaluyo Mintorahardjo dan Cyprianus Aoer, Jacob Nuwa Wea dan Panda Nababan.
Pria jebolan IKIP Yogyakarta ini, merupakan wakil rakyat dari Kabupaten Mimika Papua, anggota Komisi III yang membidangi masalah pertanian, pangan dan kehutanan. Sebelumnya ia aktif di Komisi V yang membidangi BUMN.
Sebelum menjadi anggota DPR ia pernah menjadi guru SD di Wamena Kabupaten Jayawijaya (1975-1976), dosen di IPI dan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Fajar Timur di Abepura Jayapura (1987-1998). Sebagaimana ditulis Suara Pembaruan (25/8/03), ia juga dikenal sebagai putra Papua yang mendorong generasi Provinsi paling Timur Indonesia itu untuk terjun ke dunia jurnalistik. Dia pernah menjadi koresponden Kompas, kontributor The Jakarta Post dan Pemimpin Perusahaan dan Wartawan Tifa Irian di Jayapura.
Semasa mahasiswa ia aktif di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Yogyakarta (1982-1984). Sejak masih kuliah di Yogyakarta, ia telah aktif di PDI. Maka, ketika pulang ke Papua, ia menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpina Daerah (DPD) PDI-P Papua (1988-1996) dan menjadi Sekretaris DPD tahun 1996. Lalu dalam kongres PDI-P di Semarang, April 2000, Lukas terpilih sebagai Ketua DPP PDI-P (2000-2005) dan ditugasi menangani masalah sumber daya alam, pekerjaan umum dan lingkungan hidup.
Selama di DPR ia benar-benar sebagai wakil rakyat yang konsisten dengan hati nuraninya membela aspirasi rakyat khususnya dari Papua yang diwakilinya. e-ti