Calon Tunggal Gubernur BI
Agus Martowardojo
[ENSIKLOPEDI] Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang pernah ditolak DPR tahun 2008, kembali diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon tunggal gubernur Bank Indonesia. Apakah Presiden tengah memainkan ‘kartu politik’ mengukur pengaruhnya di DPR dengan mempertaruhkan nama pembantunya itu?
Entah apa pertimbangan Presiden SBY mengajukan kembali Agus Martowardojo yang kini menjabat Menteri Keuangan tersebut. Pencalonan Agus yang dituangkan dalam surat Presiden kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan dikirimkan Jumat malam, 22 Februari 2013, itu sungguh di luar perkiraan pengamat ekonomi, kalangan bankir, maupun anggota DPR.
Justru nama Gubernur Bank Indonesia saat ini, Darmin Nasution, yang sebelumnya santer disebut-sebut sebagai calon paling kuat. Nama Agus luput dari perkiraan banyak pihak. Pengajuan nama Agus semakin mengejutkan karena dia baru saja diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus korupsi Hambalang untuk tersangka mantan Menpora Andi Mallarangeng. Hal mana Rizal Mallarangeng berulangkali menggelar konferensi pers yang menyebut Agus semestinya bertanggung jawab dalam pencairan dana proyek Hambalang tersebut. Sebab Agus sebagai Menteri Keuangan mencairkan dana triliunan tanpa tanda tangan Menpora dan Menteri PU dalam pengajuannya.
Memang, Agus hanyalah saksi bukan tersangka. Sehingga pengajuannya sebagai calon tunggal Gubernur BI tidak menyalahi aturan apa pun. Agus sendiri semula tidak menduga namanya akan diajukan Presiden. Dia malah sempat menyatakan bahwa Darmin Nasution layak dipertimbangkan kembali sebagai calon gubernur BI. Menurut Agus, integrasi dan koordinasi Kementerian Keuangan dengan BI berjalan dengan kompak di masa kepemimpinan Darmin. Sinergi kebijakan antarkedua instansi tersebut sangat solid.
Tampaknya Presiden sedang ‘memainkan kartu politik’ untuk menjajal pengaruhnya di DPR dengan mempertaruhkan nama Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Sebab, sebenarnya Presiden mempunyai pilihan yang amat banyak yang punya kompetensi menjabat Gubernur BI setara dengan Agus, bahkan mungkin lebih dapat diandalkan untuk mengendalikan bank central.
Pengajuan nama calon tersebut terkait masa jabatan Darmin Nasution sebagai gubernur BI sudah akan berakhir pada 22 Mei 2013. Sesuai ketentuan, tenggat waktu penyampaian nama calon adalah tiga bulan sebelum masa jabatan gubernur BI berakhir.
Pada tahun 2008 silam, Presiden SBY pernah mengajukan Agus bersama Raden Pardede sebagai calon Gubernur BI, namun setelah melalui proses uji kepatutan dan kelayakan, ditolak oleh DPR dalam sidang paripurna. Kemudian, SBY mengajukan Boediono sebagai calon tunggal Gubernur BI.
Tampaknya Presiden sedang ‘memainkan kartu politik’ untuk menjajal pengaruhnya di DPR dengan mempertaruhkan nama Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Sebab, sebenarnya Presiden mempunyai pilihan yang amat banyak yang punya kompetensi menjabat Gubernur BI setara dengan Agus, bahkan mungkin lebih dapat diandalkan untuk mengendalikan bank central.
Misteri ‘kartu politik’ ini akan segera terjawab setelah DPR melakukan uji kepatutan dan kelayakan dalam waktu dekat. Apakah DPR akan meloloskannya atau tidak. Saat ini sudah mulai beragam pandangan di kalangan anggota DPR soal pencalonan Agus tersebut.
Siapakah Agus sehingga Presiden SBY gigih mencalonkannya kedua kali untuk menduduki jabatan Gubernur BI? Bukankah dia saat ini masih menjabat Menteri Keuangan, sebuah jabatan penting dalam pemerintahan Presiden SBY?
Agus bernama lengkap Agus Dermawan Wintarto Martowardojo lahir di Amsterdam, Belanda 24 Januari 1956. Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1984, ini juga telah menyelesaikan kursus perbankan, manajemen dan kepemimpinan di banyak institusi dalam dan luar negeri, antara lain Banking & Management Courses State University of New York, Stanford University dan Institute of Banking & Finance, Singapura.
Karir perbankannya diawali sebagai staf International Loan di Bank of America, cabang Jakarta. Kemudian tahun 1986 pindah ke Bank Niaga, menempati posisi Wakil Presiden Corporate Banking, Banking Group Head. Kariernya terus menanjak pada 1995 menjadi Presiden Direktur PT Bank Bumiputera. Tahun 1998 menjadi Presiden Direktur PT Bank Ekspor Impor Indonesia. Lalu, 1999-2002, menjabat Direktur Bank Mandiri, sebuah bank BUMN terbesar.
Setelah itu, pada Oktober 2002, dia sempat menjabat sebagai Penasihat Ketua BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Indonesia). Kemudian dipercaya sebagai Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk. (hasil merger PT Bank Bali Tbk., PT Bank Universal Tbk., PT Bank Prima Ekspres, Bank Media dan Bank Patriot) yang ditangani oleh BPPN.
Selepas itu, dia pun menjabat Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 2005 sampai 17 Mei 2010. Saat itu, dia mendapat kehormatan sebagai Eksekutif Indonesia Terbaik oleh AsiaMoney dan menerima penghargaan Leadership Achievement dari The Asia Banker tahun 2006, Top Banker 2007 dari Majalah Investor, CEO Terbaik 2008 dari majalah Warta Ekonomi dan Eksekutif Bankir Top oleh Majalah Investor 2008. Saat menjabat Direktur Utama Bank Mandiri tersebut, dia dicalonkan Presiden SBY untuk menjabat Gubernur BI, namun ditolak DPR. Namun, kemudian pada Mei 2010, dia dilantik Presiden SBY menjabat Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani yang ‘terdesak’ akibat kasus Bank Century dan menjadi Managing Director Bank Dunia.
Dalam bidang organisasi, dia pernah menjabat Ketua Asosiasi Bankir Indonesia dan Ketua Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA). Juga menjadi Advisor Asosiasi Perbankan Indonesia dan Ketua Himpunan Bank Umum Nasional Swasta (Perbanas) serta Ketua Bankers Club Indonesia. Desember 2008, menjadi anggota Dewan Kadin Indonesia untuk periode 2008 – 2013. Penulis: Binsar Halomoan | Bio TokohIndonesia.com